Tampilkan postingan dengan label profile. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label profile. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 September 2009

Pasar Bandarjaya

KONDUSIF—Suasana Kota Bandarjaya—terutama di depan Pasar Bandarjaya, suasananya sangat mengasyikkan, apalagi menjelang bukla puasa. Di mana arus lalulintas merupakan rutinitas selama 24 jam, menambah daya tarik kota Jalinsum, seperti photo di atas diambil Kamis (10/9). FOTO: NAIM EP/LE
 
SEJUK—Suasana Masjid Istiqlal Bandarjaya, Lampung Tengah memang strategis, apalagi di musim mudik lebaran 1340 H ini, menjadi pilihan yang paling menyejukkan untuk beristirahat untuk sholat dan atau sekedar melepaskan lelah selama perjalanan panjang menempuh Jalan Lintas Sumatera. Seperti gambar di atas diambil, Jumat (11/9) kemarin. FOTO: NAIM EP/LE

Selasa, 27 Januari 2009

Terminal Metro



Terminal Metro

Cikal bakal terminal di wilayah Lampung Tengah
adalah terminal kota Metro. Pada waktu itu terminal Metro berdampingan dengan pasar yang dikelilingi rumput dan alang-alang, sekarang daerah itu adalah pusat perbelanjaan Shoping Centre. Di situ-lah terminal Metro berada atau tepatnya antara shoping dan pos polisi kota sekarang ini.

Salah seorang saksi sejarah terminal Metro adalah D Subandi, yang waktu itu adalah agen kendaraan angkutan sebelum tahun 1949. Menurut cata-tan kenangan Subandi, daerah sekitar terminal Metro pada waktu itu memang ditumbuhi alang-alang. Di depan kantor pos dan giro (sekarang ini) merupakan areal parkir kendaraan. Tapi, keadaannya tidak seperti parkir saat ini.
Di belakang masjid Taqwa sekarang, dulunya ada pohon besar. Saking besarnya pohon itu, walau empat orang saling bergandengan tangan, belum ju-ga mampu melingkari batangnya. Cerita pohon besar di pusat kota Metro tahun 1945-an memang menarik.
Seorang saksi sejarah kota Metro, RM Soenaryo yang tahun 1950 men-jabat Kepala Kantor Sosial Politik pertama di Metro, mengatakan pohon itu se-pertinya po-hon beringin besar. Sedangkan Subandi, lupa-lupa ingat nama pohon itu. Pada um-umnya saksi sejarah mengakui bahwa memang ada pohon besar di belakang masjid Taqwa sekarang ini.
Pada zaman pendudukan tentara Jepang, di batang pohon tersebut dibu-at tangga, maksudnya agar bisa dinaiki hingga bagian atas pohon besar itu. Ketika terjadi pe-ristiwa penurunan bendera Belanda di depan kantor Belanda (sekarang kantor Bupati Lamteng), pihak belanda memberondong para pejuang dari bawah pohon besar itu.
Peristiwa berdarah tersebut masih diingat jelas oleh Subandi, yang pada waktu itu anggota batalyon 24 seksi pertanian di Metro dengan komandannya Effendi. Pada saat tentara Belanda, yang anggotanya kebanyakan orang Ambon (Maluku, pen), para pejuang republik mendapat bantuan dari kompi Amir Bak-ri dari Baturaja.
Semua masih jelas di benak D Subandi, kendati umurnya sekarang su-dah ter-bilang manula. Menurut kenangan Subandi, kota Metro dengan termi-nal dan pasar ser-ta beberapa rumah di sekitar terminal pernah di bumi hangus-kan para pejuang. Dan kebakaran itu membuat tentara Belanda marah besar, la-lu mereka mengirim pasukan bantuan dari Tegineneng di bawah pimpinan Rompen. Pembumihangusan kota Metro menurut Subandi terjadi tahun 1949.
Saat itu banyak pemuda dan pejuang ditangkap, namun tak lama kemu-dian setelah diperiksa dilepaskan lagi. Tapi, ada syaratnya, pemuda dan pejuang itu harus me-nyingkirkan stomwalles yang dipasang dengan Landbauw (kini dengan kantor Ke-hutanan LT).
Setelah kebakaran, terminal pindah ke pasar Rajawali (kini pasar cend-rawasih) dan pasar ini juga sekarang sudah selesai dibangun oleh pemborong Pethok Chan (WNI Keturunan), salah seorang warga terkaya di Lampung Te-ngah. Pada awal ta-hun 1952 terminal dipindahkan lagi ke tempatnya yang se-karang ini. Dan diguna-kan khusus untuk angkutan umum mikrolet (oplet).
Perjalanan panjang terminal Metro, ketika terminal sekarang di reno-vasi, di-pindahkan ke kompleks pertokoan sumur bandung. Itulah cikal bakal terminal di Lam-pung Tengah.
Renovasi terminal Metro sudah dilakukan dua kali. Pada zaman Bupati Sukirno, dibangun pula terminal Induk Mulyojati 16.C di Kecamatan Bantul. Data hingga tahun 1997 menyebutkan jumlah terminal di Lampung Tengah ada tiga buah. Metro dua buah dan Bandarjaya satu buah.
Di samping itu, menurut keterangan LLAJ Lampung Tengah, ada bebe-rapa calon terminal yang sudah diuji-cobakan, tetapi belum diresmikan, jum-lahnya ada lima buah. Kelima terminal yang sudah diuji-cobakan itu adalah ter-minal di Simpang Sri-bawono (Labuhan Maringgai), Sukadana , Pekalongan, Kotagajah dan Wates.
Dari terminal kota Metro yang sekarang merupakan terminal angkutan kota jenis mikrolet (angkot) terpadat di Provinsi Lampung, dapat menghu-bungkan ke berbagai wilayah dengan trayek-trayek khusus.
Walaupun Kota Metro sekarang ini, berdasarkan UU No 12/1999 tentang pemekaran wilayah Kabupaten Lampung Tengah menjadi 3 (tiga) daerah tingkat II, yaitu Lampung Tengah, Lampung Timur dan Kota Metro sudah berdiri sendiri atau lepas dari wilayah Kabupaten Lampung Tengah. Namun, hingga tahun 2001 Terminal Kota Metro masih merupakan terminal angkot terbesar di tiga wilayah kabupaten/kota tersebut.
Dari terminal Kota Metro itu, ribuan mikrolet sebagai angkutan umum kota ( angkot ) melayani warga masyarakat yang akan bepergian, baik di dalam wilayah Kota Metro sendiri maupun ke luar Metro. Jurusan-jurusan angkot dari Terminal Kota Metro meliputi jurusan :
Untuk Dalam Kota, jurusan-jurusan angkutan umumya meliputi; (1) Jalan Ra-din Intan - Jalan Sosro Sudarmo - Jalan A Yani – Banjarejo Bd 38 -Batanghari – Sekampung - Mlaris - Pugung Rahardjo. Mobil angkutannya berwarna merah hati. (2) Banjarsari Bd 29 - Punggur - Kotagajah, dengan mobil warna krim kekuning-kuningan, (3) Purwosari Bd 28 – Kalibening dengan warna mobilnya hijau muda, (4) Jalan KHA Dahlan - Jalan KH Arsyad - Shoping Centre – Ja-lan Sudirman – Magelangan - Makam Pahlawan - Jalan Pahlawan – BD 20 Purwoadi, Untoro - Wates, dengan mobil warna kuning.
Kemudian jurusan (5) Jl KHA Dahlan, Jl Radin Intan-Jl Sosoro Sudar-mo-Jl Jend Sudirman (Yosodadi 21 A) - Pekalongan, mobil dengan warna abu-abu,(5) Pekalongan - Gedongdalem - Taman Sari - Purbolinggo, mobil warna merah. (6) Jalan Radin Intan - Sosro Sudarmo - Jalan A Yani - Jalan Subing - 15 Polos -Mulyojati 16C, mobil warna merah muda, (7). Jalan Radin Intan – Jalan Sosro Sudarmo - Jalan A Yani 15A -Jalan Lembayung - Kampus,mobil dengan warna merah hati (8) Jalan Imam Bonjol - Jalan Veteran - Jalan Pah-lawan -Ganjar Agung –Tem-puran -Simbarwaringin - Trimurjo, (9). Jalan Im-am Bonjol - Jalan Pahlawan –Gan-jaagung- Tempuran-Trimurjo - Pancur, (-10) Bd 29 - Gotong Royong, mobil dengan warna biru,(11) Raden Intan – Ra-wasari -Jalan Hasanuddin - Yosodadi 21B/21C.
Sedangkan dari terminal Induk Mulyojati BD 16 C dapat dilayani tra-yek jurusan (1) Rabajasa, (2) Kotagajah - Seputih Raman - Seputih Banyak – Rumbia dan Gayabaru, (3) Pekalongan - Gedongdalem - Sukadana - Way Jepara - Sribawono - Labuhan Ma-ringgai, (4) Batanghari - Sekampung – Mlaris - Mengandungsari - Pugung Rahardjo – Gunungsugih kecil dan Ja-bung, (5) Bandarjaya - Terbanggi Besar - Menggala – Rawajitu.
Terminal Bandarjaya yang terletak dibelakang pasar kota terbesar ke-dua di Lampung Tengah - sekaligus calon kota administratif, mempunyai ber-bagai trayek ju-rusan. Namun, terminal ini selalu ramai sepanjang hari, karena terletak di jalan lintas sumatera.
Di Metro dengan dua buah terminalnya, terdapat beberapa agen bus khusus antar kota, terutama ke Jawa. Seperti bus AC Putera Remaja, Muncul, Kramat Jati dan sebagainya. Disamping itu ada juga agen travel jurusan Jakarta dan Palembang yaitu travel Purnama, Bintang Mas, Wisata, Nugroho, taksi 4848 dan lainnya.
Sementara itu stasiun kereta api yang ada di wilayah Lampung Tengah terda-pat di Sulusuban (Padangratu), Bekri (Gunungsugih) dan beberapa stasiun kecil lain-nya. Untuk pelabuhan laut terdapat di Kuala Bom (Labuhan Maringgai), Cabang, Se-putih Surabaya dan sebagainya.
Sampai saat ini sarana perhubungan di Lampung Tengah sangat bagus, sehingga hampir semua desa sudah dapat dihubungkan dengan jalan aspal, sehingga mudah untuk mengeluarkan hasil bumi dan masuknya barang sandang dan pangan lainnya.

Kotagajah

Kotagajah
Diperkirakan Desa Kotagajah dibangun sekitar tahun 1929 yang semula merupakan lintas kolonis dari Telukbetung-Gunungsugih ke Gedongdalem dan Sukadana. Karena menurut keterangan lisan para orang tua, seperti diungkapkan oleh Mbah Nadi dari Desa Suberrejo BD 43 Kecamatan Batanghari. Waktu itu, kenang Mbah Nadi, Metro dibuka pada tahun 1932 jalan tembus dari Adipuro (Trimurjo) atau Kotagajah ke Metro belum ada. Untuk mengangkut bahan-bahan kebutuhan kolonis di Metro didatangkan dari melalui jalan Kotagajah-Gedong dalam, Rancangpurwo dan baru memasuki Metro.
Jadi, ungkap Mbah Nadi, Kotagajah sudah ada sebelum bedeng (Bd) 15 di Metro dibuka secara resmi. Artinya Kotagajah tumbuh dan berkembang, karena terletak di jalur lintas. Namun, Kotagajah sebagai desa definitif diresmikan oleh Bupati KDH Lampung Tengah berdasarkan Surat Keputusan Nomor 25 Tahun 1973. Peresmiannya sen-iri dilakukan pada tahun 1974. Kotagajah merupakan potensial daerah Lampung Tengah. Semula statusnya adalah “desa”, kini tahun 1997 berkembang pesat menjadi kota strategis.Dan tahun 2001 berubah menjadi Kecamatan Definitif di bawah kepemimpinan Camat wanita, Dra Bahagiati.
Letak Kotagajah pun sangat strategis, berada dijalur persimpangan lalu-lintas yang sangat ramai sepanjang hari. Kotagajah memiliki luas wilayahnya 1.372 km2 terdiri dari 18 kebayan, 74 buah RT, 36 buah RW dan 18 LK. Sampai awal 1997 penduduk Kotagajah sebanyak 14.258 jiwa.
Kotagajah telah memiliki berbagai sarana dan prasarana. Di bidang pendidikan terdapat 6 buah Taman kanak-kanak, 7 buah SD, 1 buah SD swasta, 1 SMP Ne-geri, 6 SMP swasta serta 2 buah pondok pesantren. Juga, terdapat kantor pemerintah seperti Kantor Camat, Pos dan Giro, KUA, Kantor Transmigrasi dan Mess Transmigrasi, Puskesmas, Kantor P3A, Balai Desa, Kantor PU, BRI, gedung bioskop, balai desa, serta toko-toko besar. Dan, terdapat sebuah rumah sakit swasta Mardi Maluyo. Tenaga medis rmah sakit swasta itu terdiri dari 2 orang dokter, 1 orang bidan, seorang perawat dan 6 orang dukun.
Kotagajah juga memiliki 2 buah gedung bioskop dan di persimpangan lima, tepatnya di tengah Kotagajah dengan arus lalulintas padat, berdiri Kantor Sektor Pos Polisi Kotagajah. Dibidang perbankan telah berdiri bebebrapa bank, antara lain BRI Unit Kotagajah, BPR Tata Artha, BPR Kotaliman dan BPR Bina Swadaya. Dan terdapat 5 buah koperasi antara lain KUD Karya Tani, Kopas Balak, AJB Bumi Putera, Kopas dan Koveri.
Fasilitas lain yang dimiliki antara lain, terdapat PDAM, sarana telepon serta listrik dari KLP Siwo Mego yang berpusat di Kotagajah. Sebagai kota potensial yang berkem-bang pesat di sini juga sudah ada 4 buah rumah makan masing-masing RM Waras RM Ma’il, RM Padang. Kotagajah kian waktu kian berkembang jadi kota. Keadaan terminal ke berbagai jurusan seperti jurusan Labuhanmeringgai, Menggala, Bandarjaya, Kotabumi, Bandarlampung, Ra-man Utara, Gayabaru dan Metro.
Menurut kepala desa Busryo pada tahun 1997 Kotagajah sudah memi-liki 10 buah pabrik penggilingan padi (huller) dan bebebrapa pabrik yang bers-tatus industri kerajinan rumah tangga. Pasar Kotagajah setiap harinya cukup ra-mai, karena pembeli di Pasar Kotagajah setiap harinya kerajinan rumah tangga. Pasar Kotagajah setiap ha-rinya cukup ramai, karena pembelinya di pasar Ko-tagajah datang dari berbagai daerah sekitarnya. Kelancaran lalulintas melalui Kotagajah didukung oleh kondisi jalan yang bagus dan ditambah dengan SPPBU (pom bensin).

Minggu, 21 September 2008

DAFTAR NAMA GUBERNUR BENGKULU

DAFTAR NAMA GUBERNUR BENGKULU

Head of Communications: press wikimedia.org
Phone : +1 415-839-6885
If leaving a message, please ensure you provide all necessary calling details to ensure a reply to your call.
We also have local contacts throughout the world. Find a Wikimedian.
(We get a large number of calls; email is always a better first option. Please note: We do not wish to receive any press release or newsletter, nor any documentation about your organization. For specific questions regarding the content of one of our projects, please email info-en wikimedia.org, or visit Wikipedia:Contact us.)


Daftar gubernur Bengkulu
No. Nama Dari Sampai Keterangan
1. Ali Amin
1968
1974
2. Abdul Chalik
1974
1979
3. Suprapto
1979
1989
4. H. A. Razie Yahya
1989
1994
5. Adjis Ahmad
1994
1999
6. Hasan Zein
1999
29 November 2005
7. AgusrinMaryono Najamuddin
29 November 2005
sekarang

Minggu, 14 September 2008

Rara Emeliana Prahana

Rara Emeliana Prahana

Mengenal Saya





Tentang Saya
Aku dilahirkan dengan nama lahir Naimmullah dan dalam dunia kepengarangan lebih suka menggunakan nama Naim Emel Prahana. Aku dilahirkan Kotadonok, 13 Desember 1958 dari keluarga petani. Kebetulan menjalani proses pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SDN 1 Kotadonok, kemudian melanjutkan ke SMPN 2 dan SMP Muhammadiyah Padang Panjang, Sumatera Barat (1971—1973)
Sedangkan sekolah tingkat SMA aku jalani dengan berpindah-pindah mulai dari SMAN III Birugo Bukittingi, sumatera Barat (1974), SMPPN 51 Lampung di Tanjungkarang, Lampung ( 1976-1997), SMA PGRI Curup, Bengkulu (1977), SMAN 1 Curup, Bengkulu (1978/1979). Dan kemudian melanjutkan studi ke Yogyakarta di FKIS IKIP Negeri Yogyakarta (1979), Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) mengambil jurusan kriminologi (hukum pidana) Yogyakarta. Pernah mengikuti : 1. Kursus Alkitab Terang di Bandung dan Jakarta (1983—1984). Pendidikan Jurnalistik Dakwah di Yogyakarta (1982), Pendidikan Wartawan Dirgantara Nasional di IPTN di Bandung (1991), Pendidikan Jurnalistik Peliputan Pemilu di Surabaya (2003). Dalam pekerjaan pernah
MENULIS
Menulis sejak di SMP Muhammadiyah Padang Panjang, khususnya puisi, kian giat menulis ketika belajar di Yogyakarta. Terutama menulis di media massa, seperti puisi, cerita anak-anak, cerpen, esay, hukum, pendidikan dan lainnya. Kurun waktu 1980-1987; menulis di banyak media massa cetak di Indonesia, seperti Harian Masa Kini, Berita Nasional (Bernas), Kedaulatan Rakyat (KR), Mingguan Eskponen, Majalah Gatotkaca, Suara Muhammadiyah (Yogyakarta), Majalah Hai, Harian Perioritas, Harian Pelita, Harian Jayakarta, Suara Karya, Berita Buana, Yudha Minggu, Skm Swadesi, Merdeka Minggu, majalah Kiblat, Estafet, SKM Simponi, SKM Media Indonesia, Mingguan Sentana, SKM Intijaya (Jakarta), majalah Fakta dan harian Memorandum( Surabaya), Minguan Warta & Niaga, Sku Tamtama (Lampung), SKM Suara Rakyat Semesta (SRS), Riau Pos, Sumeks, SKM Garuda Pos, Sriwijaya Post (Palembang), Harian Semarak (Bengkulu), Harian Semangat, Singgalang (Padang). RIWAYAT PEKERJAAN: Jadi Calon Hakim (mengundurkan diri, 1987), Pimpinan dan Penyiar Radio Deimarga Nusa, Metro, Lamteng (1987-1999), Kantor Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) di Metro (1987-999), Anggota Penyusun AKU Kota Metro di Bappeda (2000-2004), Anggota Komisi Hak-Hak Manusia Kota Metro (2001-2004), Wakil Sekretaris Badan Narkotika Kota (BNK) Metro (2006-2011), Pengurus Lembaga HAM Pemkot Metro (2004-2009). ORGANISASI : Sekretaris Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Ranting SMP Muhammadiyah Padang Panjang, Sumatera Barat (1971-1973), Ketua IPM Ranting SMP Muhammadiyah Padang Panjang, Sumbar (1973), Sekretaris OSIS SMPP Negeri 51 Lampung, Tanjungkarang (1976-1977), Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Kotadonok, Kabupaten Rejang Lebong, Curup, Bengkulu (1977-980), Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta (1979-980), 1. Ketua Departemen Kader HMI Komfak FH UII Yogyakarta, 2. Pengurus SEMA FH UII Yogyakarta (1980-1981), Ketua Musyawarah LPM Keadilan FH UII Yogyakarta (1980), Ketua Komisi III Keuangan BPM FH UII Yogyakarta (1982-1983), Koordinator Departemen Kesra SEMA FH UII Yogyakarta (1983-1984), Ketua Kelompok Mahasiswa Hukum (MT2A) FH UII Yogyakarta (1983-1985), Pengurus Dewan Mahasiswa (Dema) UII Yogyakarta (1983-1984), Ketua Studi Intelektual dan Kebudayaan Lampung (SIK) (1987-kini), Pengurus KAHMI Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten Lamteng (1987-2004), Wakil Ketua DPC PPP Kabupaten Lampung Tengah (1987-2001),Sekretaris DPC Granat Kota Metro (2003–2007), Sekretaris INKAI Cabang Lampung wilayah Timur di Metro (2004-2008), Sekretaris Eksekutif BPC PHRI Kota Metro (2004-2009), Pengurus FORKI Cabang Kota Metro (2005-2010), Wakil Sekretaris II DPD Partai Golkar Kota Metro (2005-2009), Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Metro (2007-2012), Redaktur/wartawan SKU Tamtama/Lampung Ekspres (1987-2002), Ketua Seksi Fim, Budaya dan Pariwisata PWI Cabang Lampung (1993-1997), Ketua PWI Perwakilan Wilayah Timur (Lampung Tengah, Lampung Timur & Metro, 2000-2005), Redaktur Pelaksana Harian Lampung Ekspres Plus (2003-2005), Ketua Umum Paguyuban Keluarga Besar Terminal Induk 16C (Kenal 16C) Metro (2005-2010). SENI DAN BUDAYA: 1.Anggota Perhimpunan Penulis Muda ‘Insani’ Harian Masa Kini, 2. Anggota Perhimpunan Penulis Muda ‘Kreta” Harian Berita Nasional (1980–1982), 3. Pengasuh Buletin Intimate BPM FH UII Yogyakarta (1980-1981), Pimpinan Teater Lataah FH UII Yogyakarta (1980–1984), 1. Anggota Teater UNISI UII Yogyakarta, 2. Koordinator Himpunan Penulis Pengarang dan Penyair Nusantara (HP3N) kordinat Yogyakarta (1980-1984), Pengurus Dewan Kesenian Lampung (DKL) Provinsi Lampung (1983-1986), Pimpinan Harian dan Penyiar Radio Deimarga Nusa di Metro (1987-1999), Komite Sastra Dewan Kesenian Lampung (DKL) di Bandarlampung (1993–1996), Koordinator HP3N Wilayah Metro, Lampung Tengah (1987-1999), Komite Sastra Dewan Kesenian Lampung (1996-2001), Ketua Dewan Kesenian Lampung Cabang Lampung Tengah (1996-1999), Anggota Temu Sastra Sumatera di Jambi (1996), Peserta acara 100 tahun wafatnya pujangga Raja Ali Haji di Pulau Penyengat, Riau Kepulauan (1996), Peserta Rakor BNN di Jakarta (2007), : Penasihat Dewan Kesenian Metro (2005-2008).
Kegiatan lain yang diikuti baca puisi, Kongres Cerpen di Bali, Penyair Indonesia 1997 di TIM—DKJ Jakarta, duta budaya daerah Lampung Tengah ke berbagai daerah di Indonesia dan lainnya. Dan, karya-karya puisi sering dibacakan di radio Koln, Jerman. KARYA SASTRA : Antara lain, Sajak Kaca (1984, bersama empat penyair muda Yogyakarta), Kasih Tuan (Yogyakarta, 1985), Kembang Malam Kembang Kelam (Metro, 1986), Poros (Metro, 1986), Puisi Indonesia (DKJ-TIM Jakarta1987), Bruckkenschlag (Koln Jerman, 1988, diterbitkan dalam bahasa Jerman), Solidaritas (1991, bersama penyair Lampung), Puisi Selatan (1992, bersama penyair Sumatera Bagian Selatan), Nuansa Hijau (Bogor, 1995), Sagang (Pekanbaru, Riau 1994), Dari Negri Poci 3 (Cirebon), Buku Cerita Rakyat Lampung (jilid 1, 2 dan 3 Grasindo-Kompas Jakarta, 1988), Buku Cerita Rakyat Bengkulu (jilid 2 dan 3, Grasindo-Kompas Jakarta, 1988), Sjachroeddin ZP: Demi Lampungku, Padamu Bhaktiku, Untuk Indonesia (2007)
ALAMAT: Jl Hasanuddin Gg Salak I No 3 Yosomulyo 21B Metro Pusat KOTA METRO 34112 Telepon/ Handphone:0725-45088, HP 081369012964. Email 1. nep_prahana@plasa.com, 2.nep_prahana@yahoo.co.id, 3. nep_prahana@telkom.net, 4 naim.prahana@ymail.com, nep.prahana@Gmail.com