Sajak Naim Emel Prahana
Masih adakah kata
Di antara kita seperti
Catatan masa
Yang berjalan sampai
Di sini?
Karena satu per satu tubuh
Terlalu lama dilukai
Bekasnya terlalu dalam
Untuk dihapus
Selalu muncul dan
Rasa itu mengerang
Terus menerus
Inikah kata akhir
Yang selama ini berpelukan
Inikah yang terakhir
Berkatalah jujur
Sebab, semua akan
Berjalan pada akhirnya
Hancur karena tidak
Jujur
Mei 2009.
Selasa, 19 Mei 2009
Belum Berakhir Pada Akhirmya
Di bawah Rumpun Bambu
Sajak Naim Emel Prahana
Bagaikan kertas yang melayang-layang
tiada berdaya
jatuh di tanah tak bertuan
semak dan sampah
berserakan!
Helai demi helai
dedaunan jatuh
di bawah rumpun bambu
berserakan tumpang tindih
jadilah ia sampah
Rumpun bambu rindang
sindikat menyerang kebun-kebun
menikam lelaki tua
di rumah penyair abad 21
haru biru masanya
biru penanya
Di jagat internet
betapa enaknya membaca
seorang bocah baru lahir
ditulis dan dinobatkan
sebagai penyair tanah ini
siapa ya gurunya?
Tidak seperti keluarga bambu
tumbuh dan berkembang
saling bergenggam badan
meluaskan kekuasaan secara alami
amanat demi amanat
dijaga hingga kiamat
April 2009
Bagaikan kertas yang melayang-layang
tiada berdaya
jatuh di tanah tak bertuan
semak dan sampah
berserakan!
Helai demi helai
dedaunan jatuh
di bawah rumpun bambu
berserakan tumpang tindih
jadilah ia sampah
Rumpun bambu rindang
sindikat menyerang kebun-kebun
menikam lelaki tua
di rumah penyair abad 21
haru biru masanya
biru penanya
Di jagat internet
betapa enaknya membaca
seorang bocah baru lahir
ditulis dan dinobatkan
sebagai penyair tanah ini
siapa ya gurunya?
Tidak seperti keluarga bambu
tumbuh dan berkembang
saling bergenggam badan
meluaskan kekuasaan secara alami
amanat demi amanat
dijaga hingga kiamat
April 2009
Langganan:
Postingan (Atom)