Tampilkan postingan dengan label profile. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label profile. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Januari 2016

A m z a r

Pria kelahiran tahun 1934 di Desa Sikapak Kecamatan Pariaman UtaraKabupaten Padang PariamanSumatera Barat dengan nama aslinya Amiruddin Zakaria yang disingkat dan lebih dikenal di dunia jurnalisme Indonesia dengan nama Amzar. Amzar memang petualang, bersekolah di Sekolah Desa (SD) di Sikapak, namun tidak ia selesaikan.Pada tahun 1940 merantau ke Desa Surkam Kanan, Sibolga, Sumatera Utara. Di desanya itu Amzar kembali masuk Sekolah Desa, lagi-lagi tidak ia selesaikan,karena ingin merantau ke Sungai Sirah, Pariaman dan tahun 1942 masuk lagi sekolah SD yang hanya bertahan sampai kelas 4. Tahun 1948 Amzar merantau ke Payakumbuh, di kota itu ia masuk kelas 5 sampai kelas 6. Ia menghentikan sekolah karena Agresi ke II Belanda. Dua tahun kemudian, yakni 1950 Amzar muda pergi ke Pekanbaru, Riau, kemudian 1951 pergi lagi ke Medan. Di kota Medan Amzar berjualan rokok dipinggir jalan. Pada tahun 1952 ia masuk sekolah SMP Kesatria Medan sampai kelas 2, lalu 1953 berangkata ke Jakarta dengan beban sebagai penagguran. Tak tahan menganggur di Jakarta tahun 1954 kembali ke Payakumbuh masuk SMP Taman Siswa kelas 3. Setahun kemudian 1955 masuk lagi kelas 3 bagian B dan 1956 ikut ujian extraning dan dinyatakan lulus. Pada tahun 1956 itu Amzar lulus ujian bagian A, B. Pada 1957 Amzar menjadi guru di SMP Taman Siswa Payakumbuh, setahun kemudian 1958 karena pergolakan PRRI Amzar bertemu dengan Wahono, tahun itu juga ia lulus ujian SMA bagian C di Payakumbuh. Pada 1959 mengajar selama 1 tahun di SMP Taman Siswa Payakumbuh bidang sejarah, Bahaasa Indonesia, Ilmu Dagang dan Olahraga, akunya ketika diwawancarai. Pada tahun 1960 Amzar mendaftar di Universitas Andalas di FKIP, pendidikan itu ia tempuh hanya 1 tahun karena terjepit masalah ekonomi. Kuliahpun dipaksa-paksakan yang akhirnya tahun 1962 terpaksa droup out. Setelah mengalami berbagai rintangan hidup yang berpindah-pindah, Amzar menjual sebuah sepeda, beberapa buku untuk ongkos pergi ke Medan. Di Medan ia melaporkan ke Taman Siswa. Tapi, ia tidak diterima, kecewa itulah membawa Amzar pergi ke Pangkalan Brandan mencari orangtuanya. Sesampai di Pangkalan Berandan, ia bertemu orangtuanya yang juga tengah mengalami keruntuhan ekonomi. Lalu, Amzar pergi ke Tebingtinggi pada bulan Agustus 1962. Di Tebingtinggi ia menemui pimpinan Taman Siswa di sana. Karena untuk mencari sesuap nasi, maka Amzar diterima sebagai guru. Pekerjaan itu ia jalani selama 4 tahun.
Sebab pada tahun 1966 Amzar kembali mengarungi hidup di Jakarta dan tinggal di Jatinegara di tempat teman sekampungnya yang bekerja sebagai penjahit. Di situ, aku Amzar ia menganggur total. Kemudian mengajajar di SMA Tarunajaya Kwitang antara tahun 1967-1968. Masa-masa itulah ia mulai mengenal dunia tulis menulis di Harian Operasi yang beralamat di Kebon Sirih (Sekarang kantor PWI Pusat ). “Saya  kenal pimpinan redaksinya waktu itu adalah Bachtiar Djamili (1969)”.
Pengalaman pertama Amzar menjadi penulis berita pada tahun 1969 meliput khutbah setiap hari Jumat di Masjid Al-Azhar Kebayoran dan berita liputannya dimuat setiap hari Senin. Untuk menguraikan isi khutbah, Amzar menjual celana untuk membeli buku tafsir. Akhir tahun 1969 setelah Konferensi Taman Siswa di Jakarta ia pergi ke Bali dan awal 1970 ia sudah kembali lagi ke Jakarta. Selama di Bali Amzar terus mengirimkan berita liputan dari Bali ke Harian Operasi dan Suara Karya. Tak lama di Jakarta awal 1970, Amzar berangkat ke Lampung dan tinggal dengan Iwal Burhani (Kepala Perwakilan Harian Operasi di Lampung ).
Iwal Burhani itulah yang mengenalkan saya kepada para pejabat dan pergi ke semua pelosok Lampung, ujar Amzar mengenang perjalanan hidupnya di Lampung. Pada tahun 1970 diajak oleh Iwal Burhani mengikuti Kongres PWI di Palembang. Ongkos ke Palembang diberikan oleh Bupati Lampung Tengah, Sayuti sebesar Rp 30.000,- (Rp Rp 3.000.000,- sekarang). Dan uang itu merupakan imbalan atas tulisan Amzar tentang Desa Sritedjo Kencono.
Pada tahun 1970 itu juga Amzar menjadi wartawan Harian Indonesia Raya dan kartu persnya ditandatangani oleh Muchtar Lubis sewaktu di India. 1971 Amzar menetap di Tanjungkarang dan tidur di Kantor PWI lama. Menjadi wartawan Harian Indonesia Raya sejak 1970 sampai 1974, karena koran itu dibredel oleh pemerintah. Pada tahun 1970-an Amzar bergabung dengan harian Sinar Jaya ( Sinar Tani sekarang). Dasar petualangan, pada tahun 1971 selama 6 bulan menetap di Lahat, Sumatera Selatan, selama itu pula membuat Novel berjudul Gelora Batu Nisan sebanyak 75 episode yang dimuat di surat kabar AB Palembang. Karya itu, ujar dia pada penulis ditulis di Jakarta tahun 1970 setelah kongres PWI di Palembang. Amzar yang tahu persis surat kabar Pusiban dengan pimpinannya Solfian Akhmad, Bhayangkara ( J Kusri ), Independen ( A Fuad ), Lensa (Solihin Bukujadi), Lensa Generasi (Adjiz Kasim), Warta Niaga (Martubi ) dan Rajabasa Pos (Lubis). Semua surat kabar tersebut telah diarsipkan oleh Amzar di rumahnya bersama surat kabar lainnya.
Antara tahun 1978-1988 Amzar menjadi wartawan LKBN Antara di Lampung, kemudian keluar dari Antara (1988), kembali bergabung dengan Sinar Tani Jakarta hingga sekarang. Dari hasil petualangan, karya-karyanya yang dimuat di hampir seluruh surat kabar di Sumatera dan Jakarta, Amzar mengabadikannya melalui pembangunan rumah tempat tinggal, sekaligus tempat usahanya bersama keluarga di bilangan Jalan Jenderal Sudirman Yosodadi 21A Kota Metro. Tahun 2000 Amzar menerbitkan buletin Mutiara Metro.Karena merasa cocok di Metro, tahun 1981 ia pindah ke Metro dan tinggal di dekat Masjid Al-Mujahidin Yosodadi. Saat ini Amzar yang nikah tahun 1977 dan dikaruniai 4 anak, dua diantaranya meninggal saat Amzar tinggal di Telukbetung.
 

*) Naim Emel Prahana : Wawancara dengan Amzar  pada hari Sabtu, 25 November 2000 pukul 15.30—17.00 WIB

MUHAMMAD MA’RUF



MUHAMMAD MA’RUF dilahirkan di Metro, 12 Oktober 1973 beragama Islam dan sampai kini belum menikah. Pendidikan saat ini sedang menyelesaikan kuliahnya di sebuah PT di Metro. M Ma’ruf masih tinggal dengan orangtuanya di Jl Kol II No 27 RT 085/025 15A Kampus Metro, sedangkan alamat kantornya di Jl Sultan Agung 18 Kedaton, Bandarlampung telp 0721-789750, 789751. Sebelum bergabung dengan Harian Radar Lampung, M Ma’ruf pernah menjadi pemasaran koran Lampost, reporter Skm Dayu Ekspres dan Skm Handal.

EMBUN PUTRANTO



EMBUN PUTRANTO lahir pada 18 Juli 1973 di Purbalingga, Jawa Barat dari keluarga Islam dan sudah menikah. Pendidikan yang lagi ditempuh saat ini di perguruan tinggi di Metro. Alamat rumah Perumahan Prasanti Blok B2 No 6 Kota Metro. HP 08127904169. Alamat kantor Jl Sultan Agung 18 Kedatong, Bandarlampung, Telp 0721-789750, 789-751. Nomor KTA dalam proses. Sebelum bergabung dengan Harian Radar Lampung, Embun Putranto malangmelintang di dunia kepenyiaran radio swasta, tepatnya di Radio Deimarga Nusa Metro.

SYAMSUL ARIFIN



SYAMSUL ARIFIN lahir pada 9 Mei 1968 di Gisting, Tanggamus dari keluarga Islami dan kini sudah menikah. Pendidikan terakhirnya Fakultas Ushuludin UMM Metro. Saat ini tinggal di Margogoto, Kecamatan Metro Kibang, Lampung Timur. Alamat kantor Jl Pattimura 7A Kota Metro. Sebelum bergabung dengan Tabloid JaMUS, Syamsul pernah bergabung dengan Sku Tamtama dan Harian Lampung Ekspres.

DENCIK EFFENDI M



DENCIK EFFENDI M dilahirkan di Palembang pada 16 Oktober 1955 dari keluarga Islam berstatus sudah menikah, pendidikan  terakhir STM di Palembang. Alamat rumah Jl Kedondong 7 Yosodadi 21B Kota Metro Telp 0725-42643. Alamat kantor Jl Jend Sudirman (depan PN Kotabumi) Telp 0724-24186, 24088 Nomor KTA 08.00.4420-.93.B.96. Sebelum bergabung dengan Skm Jaya Ekspres (Kotabumi), pernah bergabung dengan Sumatera Ekspres, Suara Rakyat Semesta, Berita Ekspres (Palembang)

EDY RIBUT HERWANTO



EDY RIBUT HERWANTO dilahirkan pada 24 Mei 1974 di Blitar, Jawa Timur, bera-gama Islam dan sudah menikah. Pendidikan D-II Jurnalistik Universitas Terbuka. Alamat rumah di Margamulya, Margamulya, Sukadana Lampung Timur, Alamat kantor Harian Lampung Post Biro Metro Jl Imam Bonjol 1 Hadimulyo BD 22 Metro  Telp 0725-47275 Nomor KTA  08.00.0041.99.CA. Sebelum jadi reporter Lampung Post di Lampung Te-ngah, Edy Ribut bergabung dengan Skm Sumatera Post.   

ZULFIKAR FUAD



Lahir di Lampung 26 Oktober 1978, putra asli Lampung, beragama Islam dan belum menikah. Pendidikan  Ilmu Komunikasi Unila. Alamat rumah Jl Negara 64A Yukumjaya, Bandarjaya, Lampung Tengah, Telp 0725-26899. Alamat kantor Perwakilan Majalah Berita Garda Helonjaya Building Jl Teuku Umar 62 Bandarlampung  Telp 0721-782544, 782546 Nomor KTA : 08.00.0008.99.CA. Daftar profesi jurnalistiknya di beberapa media, antara lain pernah bergabung dengan Lampung Post, Lampung Ekspres dan Koridor. Terakhir sebagai wartawan sekaligus kepala perwakilan majalah berita Garda di Lampung.

Suprayogi - Yogi



SUPRAYOGI
Dilahirkan di Metro, 11 Mei 1965 menekuni bidang jurnalistik benar-benar dari nol hingga berhasil menembus jurnalis yang mempunyai status cukup berhasil.
Sebagai jurnalist yang bekerja pada Harian Umum Lampung Post dengan Nomor Kartu Anggota PWI 08.00.0077.05.M dan kartu pers dari Lampung Post Nomor 068.99.11.301, pria yang supel dalam pergaulan ini pantas mendapat dukungan kegiatan jurnalistiknya. Ia cepat tanggap, cepat belajar dan dapat menunjukkan jatidirinya yang pas, jelas serta lugas.
Saat ini Yogi—panggilan sehari-harinya oleh teman se-profesinya tinggal di Jl batam No 8 Hadimulyo Barat, Metro Pusat. Telepon 0725-46730, HP 08127960.151

Senin, 22 Agustus 2011

PROFLE TOKOH MUDA LAMPUNG

NAIM EMEL PRAHANA dilahirkan di Desa Kotadonok, Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu pada 13 Desember 1960.  Setelah menamatkan SDN 1 Kotadonok, kemudian masuk melanjutkan di MTsN Kotadonok (3 bulan), meneruskan sekolahnya ke Padang Panjang, Sumatera Barat di SMP Muhammadiyah dan SMPN II Padang Panjang yang ditamatkan tahun 1974. Selama di Padang Panjang, tinggal di rumah pengarang Rivai Ali di Silaing Atas Padang Panjang.
Naim yang nama aslinya Naimmullah ini, setelah silih berganti masuk SMA di SMPPN 52 Lampung di Bandarlampung, kemudian masuk SMA PGRI Curup, dan akhirnya menamatkan sekolah di SMAN Curup, Bengkulu (1979). Kemudian melanjutkan pendidikan ke Yogyakarta. Pernah kuliah di IKIPN Karangmalang (1 tahun) dan menamatkan kesarjanaannya di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) jurusan Pidana-kriminologi tahun 1985.
Sejak di SMPN II Padang Panjang sudah menulis puisi, dan makin giat menulis ketika kuliah di Yogyakarta, terutama menulis di media massa dalam karya puisi, cerita anak-anak, cerpen, esay, hukum, pendidikan dan lainnya.
Karya-karya puisi yang sudah dihimpun dan dibukukan (diterbitkan) antara lain, Sajak Kaca (1984, bersama empat penyair muda Yogyakarta), Kasih Tuan (1985), Kembang Malam Kembang Kelam (1986), Poros (1986), Puisi Indonesia (1987, DKJ), Bruckkenschlag (1988, diterbitkan dalam bahasa Jerman), Solidaritas (1991, bersama penyair Lampung), Puisi Selatan (1992, bersama penyair Sumatera Bagian Selatan), Nuansa Hijau (1995, Bogor), Sagang (1994, Pekanbaru), Dari Negri Poci 3 (Cirebon), Buku Cerita Rakyat Lampung (jilid 1, 2 dan 3 penerbit Grasindo-Kompas Jakarta, 1988), Buku Cerita Rakyat Bengkulu (jilid 2 dan 3, penerbit Grasindo-Kompas Jakarta, 1988)
Putra asli sukubangsa Rejang yang fanatik dengan agama Islam ini menamatkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII ) Yogyakarta mengambil jurusan Kriminologi-Pidana. Alamat kantor Harian Lampung Ekspres Jl Urip Sumoharjo No 88 Gunungsulah, Sukarame, Bandarlampung, telp 0721-771715, 771613, 771613. Sebelum bergabung dengan Lampung Ekspres pernah bergabung dengan Mingguan Eksponen dan Suara Muhammadiyah (Yogyakarta), koresponden Skm Swadesi, Simponi, Merdeka Minggu, Kiblat, Estafet (Jakarta), Fakta (Surabaya), Minguan Warta & Niaga, Sku Tamtama (Lampung) dan pernah jadi penyiar di Radio Deimarga Nusa Metro.
                       
Organisasi
1971-1972     : sekretaris Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Ranting  SMP Muhammadiyah Padang Panjang, Sumatera Barat
1972-1973     : ketua IPM Ranting SMP Muhammadiyah Padang Panjang, Sumatera Barat
1976-1977     : Sekretaris OSIS SMPP Negeri 51 Lampung di Bandarlampung, dan ketuanya Indra Karyadi SH
1977-1980     : Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Kotadonok, Kabupate  Rejang Lebong, Curup, Bengkulu
1979-1980     : Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat  Fakultas (Komfak) Hukum UII Yogyakarta
1980-1981     : Ketua Departemen Kader HMI Komfak FH UII Yogyakarta
1980-1982     : Pengurus Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Hukum  (FH) UII Yogyakarta
1982-1983     : Ketua Komisi III Keuangan Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FH UII Yogyakarta
1983-1984     : Koordinator Departemen Kesejahteraan Rakyat (Kesra) SEMA FH UII Yogyakarta
1983-1985     : Ketua Kelompok Mahasiswa Hukum (MT2A) FH UII  Yogyakarta
1983-1986     : Pengurus Dewan Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
1987-kini       : Ketua Studi Intelektual dan Kebudayaan Lampung (SIK)
1987-2004     : Pengurus Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Lampung Tengah
1987-2001     : Wakil Ketua DPC PPP Lampung Tengah bersama  Hasyim Idrus
2003-2007     : Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Kota Metro
2004-2009     : Sekretaris INKAI Cabang Lampung wilayah Timur di  Kota Metro
2004-2009     : Sekretaris Eksekutif Dewan Pimpinan Cabang  Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia  Kota Metro

Organisasi dan Pers
1980-1983     : Anggota Perhimpunan Penulis Muda ‘Insani’ Harian Masa Kini Yogyakarta
1980-1984     : Anggota Pergerakan Penulis Yogyakarta ‘Kreta’ Harian  Berita Nasional Yogyakarta
1980-1985     : Pengasuh Buletin Intimate BPM FH UII Yogyakarta
1980-1984     : Redaksi majalah Keadilan FH UII dan majalah  Muhibbah UII Yogyakarta
1991-1994     : Anggota Wartawan Dirgantara Nasional di IPTN  Bandung
1987-1999     : Pimpinan Harian dan Penyiar Radio Deimarga Nusa di  Metro
1987-1990     : Praktek Pengacara di Metro
1987-2002     : Redaktur/wartawan SKU Tamtama-Lampung Ekspres Plus
1993-1997     : Ketua Seksi Fim, Budaya dan Pariwisata PWI cabang  Lampung
2000-2005     : Ketua PWI Perwakilan Wilayah Timur (Lampung  Tengah, Lampung Timur dan Kota Metro)
1980-1986    : penulis rutin artikel, cerpen, puisi, kolom di media cetak  Nasional maupun daerah, seperti Kompas (info seni), Suara Pembaruan, Perioritas 
                    (almarhum), Media Indonesia, Merdeka, Jayakarta, Suara Karya, Pelita, SKM Swadesi,Simponi, Intijaya, Sentara, majalah Kiblat, Estafet, Hai,
                    Yudha Minggu, SKM Media Indonesia Minggu, dll (Jakarta), Kedaulatan Rakyat, berita Nasional, Masa Kini, Eksponen, majalah Putera
                    Kita,Pusara (Yogyakarta), majalah Bagelan (Solo), Suara Merdeka, Bahari (Semarang), Majalah Fakta, Liberty dan Momarandum (Surabaya),
                    Bali Post, Karya Bakti (Bali), Banjarmasin Post (Banjarmasin), Akcaya (Pontianak), Singgalang dan Semangat (Padang), Sumatera
                    EkspresSriwijaya Pos, dan Suara Rakyat Semesta    (Palembang), Riau Pos dan majalah Bahana (Riau), Waspada, Indonesia Baru, Medan Post 
                   (Medan), Serambi Mekkah (Aceh), Semarak (Bengkulu), Lampung Post, Warta & Niaga, Tamtama (Lampung) dan surat kabar harian,
                   mingguan serta majalah lainnya.
Kebudayaan
1980-1984      : Pimpinan teater Lataah FH UII Yogyakarta
1980-1985      : Tergabung dalam teater UNISI UII Yogyakarta
1980-1986      : Koordinator Himpunan Penulis Pengarang dan Penyair Nusantara (HP3N) kordinat Yogyakarta.
1983-1996      : Pengurus Dewan Kesenian Lampung (DKL) di  Bandarlampung
1996-1999      : Ketua Dewan Kesenian Lampung Cabang Lampung Tengah
1996-     : Mengikuti acara 100 tahun wafatnya pujangga Raja Ali   Haji di Pulau Penyengat, Riau Kepulauan
1997-     : Duta budaya Indonesia ke Eropah dan Amerika Latin

1980-sekarang : masih aktif di dunia kesenian

PROFILE WARTAWAN


ZULFIKAR FUAD lahir di Lampung 26 Oktober 1978, putra asli Lampung, beragama Islam dan belum menikah. Pendidikan  Ilmu Komunikasi Unila. Alamat rumah Jl Negara 64A Yukumjaya, Bandarjaya, Lampung Tengah, Telp 0725-26899. Alamat kantor Perwakilan Majalah Berita Garda Helonjaya Building Jl Teuku Umar 62 Bandarlampung  Telp 0721-782544, 782546 Nomor KTA : 08.00.0008.99.CA. Daftar profesi jurnalistiknya di beberapa media, antara lain pernah bergabung dengan Lampung Post, Lampung Ekspres dan Koridor. Terakhir sebagai wartawan sekaligus kepala perwakilan majalah berita Garda di Lampung.

EDY RIBUT HERWANTO dilahirkan pada 24 Mei 1974 di Blitar, Jawa Timur, beragama Islam dan sudah menikah. Pendidikan        D-II Jurnalistik Universitas Terbuka. Alamat rumah di Margamulya, Margamulya, Sukadana Lampung Timur, Alamat kantor Harian Lampung Post Biro Metro Jl Imam Bonjol 1 Hadimulyo BD 22 Metro  Telp 0725-47275 Nomor KTA  08.00.0041.99.CA. Sebelum jadi reporter Lampung Post di Lampung Tengah, Edy Ribut bergabung dengan Skm Sumatera Post.   

DENCIK EFFENDI M dilahirkan di Palembang pada 16 Oktober 1955 dari keluarga Islam berstatus sudah menikah, pendidikan  terakhir STM di Palembang. Alamat rumah Jl Kedondong 7 Yosodadi 21B Kota Metro Telp 0725-42643. Alamat kantor Jl Jend Sudirman (depan PN Kotabumi) Telp 0724-24186, 24088 Nomor KTA 08.00.4420.93.B.96. Sebelum bergabung dengan Skm Jaya Ekspres (Kotabumi), pernah bergabung dengan Sumatera Ekspres, Suara Rakyat Semesta, Berita Ekspres (Palembang)

EMBUN PUTRANTO lahir pada 18 Juli 1973 di Purbalingga, Jawa Barat dari keluarga Islam dan sudah menikah. Pendidikan yang lagi ditempuh saat ini di perguruan tinggi di Metro. Alamat rumah Perumahan Prasanti Blok B2 No 6 Kota Metro. HP 08127904169. Alamat kantor Jl Sultan Agung 18 Kedatong, Bandarlampung, Telp 0721-789750, 789751. Nomor KTA dalam proses. Sebelum bergabung dengan Harian Radar Lampung, Embun Putranto malang-melintang di dunia kepenyiaran radio swasta, tepatnya di Radio Deimarga Nusa Metro.

SYAMSUL ARIFIN lahir pada 9 Mei 1968 di Gisting, Tanggamus dari keluarga Islami dan kini sudah menikah. Pendidikan terakhirnya Fakultas Ushuludin UMM Metro. Saat ini tinggal di Margogoto, Kecamatan Metro Kibang, Lampung Timur. Alamat kantor Jl Pattimura 7A Kota Metro. Sebelum bergabung dengan Tabloid JaMUS, Syamsul pernah bergabung dengan Sku Tamtama dan Harian Lampung Ekspres.

MUHAMMAD MA’RUF dilahirkan di Metro, 12 Oktober 1973 beragama Islam dan sampai kini belum menikah. Pendidikan saat ini sedang menyelesaikan kuliahnya di sebuah PT di Metro. M Ma’ruf masih tinggal dengan orangtuanya di Jl Kol II No 27 RT 085/025 15A Kampus Metro, sedangkan alamat kantornya di Jl Sultan Agung 18 Kedaton, Bandarlampung telp 0721-789750, 789751. Sebelum bergabung dengan Harian Radar Lampung, M Ma’ruf pernah menjadi pemasaran koran Lampost, reporter Skm Dayu Ekspres dan Skm Handal.

Toni Eka Chandra


PROFILE TOKOH MUDA LAMPUNG
Toni Eka Chandra dilahirkan di Tanjungkarang, 11 April 1963 adalah anaka dari pasangan suami isteri bernama H Mansyur Ramlan (Alm) dan Ibu Siti Rohana Ristiati dari keluarga taat agama  Islam dan perkerjaan Anggota DPRD II Bandarlampung, Direktur CV Bina Nusantara Transport.
Di organisasi memangku jabatan  Ketua DPD KNPI TK I Lampung, Wanhat PD III GM FKPPI Lampung, Sekretaris GM Kosgoro Lampung, Pengurus DPD Golkar Tk II Bandarlampung, Alamat Rumah Jl Way Kanan No 15 Pahoman Bandarlampung 25213 Telp (0721)  253897. Alamat Kantor Jl Dr Susilo No 2A Bandarlampung 35214 Telp (0721) 252441 Jl Sukarno-Hatta No 170 Bandarlampung 35144 Telp (0721)  707557

Pengalaman Organisasi:

---------------------Ketua Osis SMA II Bopkri Yogyakarta
1982--------------  Sekretaris SM FP Unila 1983, Ketua Brigade AMPI Bandarlampung
1983--------------  Ketua Komis C BPM FP Unila
1983        ----------   Ketua Departemen TPKP HMI Cabang Lampung
1984    ----------   Wakil Ketua Fokusmaker Lampung
1985—1987         Ketua I Karang Taruna Fakta Pahoman,
1986—1989         Dewan Kehormatan Ambalan Gudep 17 Paksi Jaya Sakti 
1987--------------  Dewan Penasihat "Ophida" sofball Team
    Wakil Sekretaris DPD AMPI Bandarlampung,
1986-------------   Ketua BKPK Dekopinda Bandarlampung 
1987-------------- Wakil Ketua Satgas Golkar Bandarlampung, jurkam Golkar. 
1988—1991        Ketua PD III FKPPI Lampung 
1989—1994        Ketua Viro Pemuda DPD Golkar Tk I Lampung  
1988—1994       Wanhat DPD KNPI Lampung  
1989—1994       Wanhat AMPI Lampung  
1991—1998       Wanhat PD III FKPPI Lampung 
1991—1996       MPO GM Kosgoro Lampung  
1991—1994       Ketua Dep Jasa dan Perhubungan Hippmi Lampung 
1994—1997       Ketua Kompatemen Pembinaan Pengembangan Hipmi Lampung 
1998—2001       Wakil Ketua BPD Hipmi Lampung 
1997—2002   
1992—1997      Anggota DPRD II, Ketua Organda, Wakil Ketua PDK Bandarlampung 
1994—1997      Pengurus PMI Bandarlampung 
1997—2000      Ketua Bidang Organisasi Pengcab Forki 
1994—1997      Wakil Ketua DPD KNPI Lampung 1994-1997,
1996—2000      Sekretaris DPD GM Kosgoro Lampung  
1998—2001      Ketua KNPI Lampung .
 


*) Lampung Ekspres/pm-18)

Widoko


 PROFLE SENIMAN
Lahir 4 Desember 1970 di Kotagajah, Lampung Tengah
Sejak SMA sudah aktif berkesenian. Petualangan keseniannya
Membawa pemuda berambut gondrong ini menjadi pimpinan
Teater Kombor Kotagajah.
                                             Perjalanan keseniannya, khususnya dunia teater membawa        
                                            Widoko ke berbagai kota untuk mengikuti workshop, lomba      teater dan sekaligus menimba ilmu kesenian dan teaternya.
Kini, Widoko bersama Teater Kombor berbasecamp di Kotagajah, mempunyai kegiatan lain seperti berdagang dan kerja kreatif lainnya.

A m z a r


 PROFILE  WARTAWAN
Pria kelahiran tahun 1934 di Desa Sikapak
 Kecamatan Pariaman UtaraKabupaten Padang Pariaman
Sumatera Barat dengan nama aslinya Amiruddin Zakaria
yang disingkat dan lebih dikenal di dunia
 jurnalisme Indonesia dengan nama Amzar.
Amzar memang petualang, bersekolah
pada Sekolah Desa (SD) di Sikapak, namun tidak ia selesaikan.
 Pada tahun 1940 merantau ke Desa Surkam Kanan, Sibolga, Sumatera Utara.

Di desanya itu Amzar kembali masuk Sekolah Desa, lagi-lagi tidak ia selesaikan, karena ingin merantau ke Sungai Sirah, Pariaman  dan tahun 1942 masuk lagi sekolah SD yang hanya bertahan sampai kelas 4. Tahun 1948 Amzar merantau ke Payakumbuh, di kota itu ia masuk kelas 5 sampai kelas 6. Ia menghentikan sekolah karena Agresi ke II Belanda. Dua tahun kemudian, yakni 1950 Amzar muda pergi ke Pekanbaru, Riau, kemudian 1951 pergi lagi ke Medan. Di kota Medan Amzar berjualan rokok dipinggir jalan.
Pada tahun 1952 ia masuk sekolah SMP Kesatria Medan sampai kelas 2, lalu 1953 berangkata ke Jakarta dengan beban sebagai penagguran. Tak tahan menganggur di Jakarta tahun 1954 kembali ke Payakumbuh masuk SMP Taman Siswa kelas 3. Setahun kemudian 1955 masuk lagi kelas 3 bagian B dan 1956 ikut ujian extraning dan dinyatakan lulus. Pada tahun 1956 itu Amzar lulus ujian bagian A, B.
Pada 1957 Amzar menjadi guru di SMP Taman Siswa Payakumbuh, setahun kemudian 1958 karena pergolakan PRRI Amzar bertemu dengan Wahono, tahun itu juga ia lulus ujian SMA bagian C di Payakumbuh. Pada 1959 mengajar selama 1 tahun di SMP Taman Siswa Payakumbuh bidang sejarah, Bahaasa Indonesia, Ilmu Dagang dan Olahraga, akunya ketika diwawancarai.
Pada tahun 1960 Amzar mendaftar di Universitas Andalas di FKIP, pendidikan itu ia tempuh hanya 1 tahun karena terjepit masalah ekonomi. Kuliahpun dipaksa-paksakan yang akhirnya tahun 1962 terpaksa droup out. Setelah mengalami berbagai rintangan hidup yang berpindah-pindah, Amzar menjual sebuah sepeda, beberapa buku untuk ongkos pergi ke Medan. Di Medan ia melaporkan ke Taman Siswa. Tapi, ia tidak diterima, kecewa itulah membawa Amzar pergi ke Pangkalan Brandan mencari orangtuanya. Sesampai di Pangkalan Berandan, ia bertemu orangtuanya yang juga tengah mengalami keruntuhan ekonomi. Lalu, Amzar pergi ke Tebingtinggi pada bulan Agustus 1962. Di Tebingtinggi ia menemui pimpinan Taman Siswa di sana. Karena untuk mencari sesuap nasi, maka Amzar diterima sebagai guru. Pekerjaan itu ia jalani selama 4 tahun.
Sebab pada tahun 1966 Amzar kembali mengarungi hidup di Jakarta dan tinggal di Jatinegara di tempat teman sekampungnya yang bekerja sebagai penjahit. Di situ, aku Amzar ia menganggur total. Kemudian mengajajar di SMA Tarunajaya Kwitang antara tahun 1967-1968. Masa-masa itulah ia mulai mengenal dunia tulis menulis di Harian Operasi yang beralamat di Kebon Sirih (Sekarang kantor PWI Pusat ). “Saya  kenal pimpinan redaksinya waktu itu adalah Bachtiar Djamili (1969)”.
Pengalaman pertama Amzar menjadi penulis berita pada tahun 1969 meliput khutbah setiap hari Jumat di Masjid Al-Azhar Kebayoran dan berita liputannya dimuat setiap hari Senin. Untuk menguraikan isi khutbah, Amzar menjual celana untuk membeli buku tafsir. Akhir tahun 1969 setelah Konferensi Taman Siswa di Jakarta ia pergi ke Bali dan awal 1970 ia sudah kembali lagi ke Jakarta. Selama di Bali Amzar terus mengirimkan berita liputan dari Bali ke Harian Operasi dan Suara Karya. Tak lama di Jakarta awal 1970, Amzar berangkat ke Lampung dan tinggal dengan Iwal Burhani (Kepala Perwakilan Harian Operasi di Lampung ).
Iwal Burhani itulah yang mengenalkan saya kepada para pejabat dan pergi ke semua pelosok Lampung, ujar Amzar mengenang perjalanan hidupnya di Lampung. Pada tahun 1970 diajak oleh Iwal Burhani mengikuti Kongres PWI di Palembang. Ongkos ke Palembang diberikan oleh Bupati Lampung Tengah, Sayuti sebesar Rp 30.000,- (Rp Rp 3.000.000,- sekarang). Dan uang itu merupakan imbalan atas tulisan Amzar tentang Desa Sritedjo Kencono.
Pada tahun 1970 itu juga Amzar menjadi wartawan Harian Indonesia Raya dan kartu persnya ditandatangani oleh Muchtar Lubis sewaktu di India. 1971 Amzar menetap di Tanjungkarang dan tidur di Kantor PWI lama. Menjadi wartawan Harian Indonesia Raya sejak 1970 sampai 1974, karena koran itu dibredel oleh pemerintah. Pada tahun 1970-an Amzar bergabung dengan harian Sinar Jaya ( Sinar Tani sekarang). Dasar petualangan, pada tahun 1971 selama 6 bulan menetap di Lahat, Sumatera Selatan, selama itu pula membuat Novel berjudul Gelora Batu Nisan sebanyak 75 episode yang dimuat di surat kabar AB Palembang. Karya itu, ujar dia pada penulis ditulis di Jakarta tahun 1970 setelah kongres PWI di Palembang. Amzar yang tahu persis surat kabar Pusiban dengan pimpinannya Solfian Akhmad, Bhayangkara ( J Kusri ), Independen ( A Fuad ), Lensa (Solihin Bukujadi), Lensa Generasi (Adjiz Kasim), Warta Niaga (Martubi ) dan Rajabasa Pos (Lubis). Semua surat kabar tersebut telah diarsipkan oleh Amzar di rumahnya bersama surat kabar lainnya.
Antara tahun 1978-1988 Amzar menjadi wartawan LKBN Antara di Lampung, kemudian keluar dari Antara (1988), kembali bergabung dengan Sinar Tani Jakarta hingga sekarang. Dari hasil petualangan, karya-karyanya yang dimuat di hampir seluruh surat kabar di Sumatera dan Jakarta, Amzar mengabadikannya melalui pembangunan rumah tempat tinggal, sekaligus tempat usahanya bersama keluarga di bilangan Jalan Jenderal Sudirman Yosodadi 21A Kota Metro. Tahun 2000 Amzar menerbitkan buletin Mutiara Metro.Karena merasa cocok di Metro, tahun 1981 ia pindah ke Metro dan tinggal di dekat Masjid Al-Mujahidin Yosodadi. Saat ini Amzar yang nikah tahun 1977 dan dikaruniai 4 anak, dua diantaranya meninggal saat Amzar tinggal di Telukbetung.
 

*) Naim Emel Prahana : Wawancara dengan Amzar  pada hari Sabtu, 25 November 2000 pukul 15.30—17.00 WIB