Tak
ada wanita yang paling bahagia di dunia ini melainkan kalau ia begitu dicintai
suami dan dapat membahagiakan suami.
Apalagi
bagi seorang muslimah pernikahan bukan sekedar pelabuhan cinta tapi jembatan
menuju jannah Allah SWT.
Pernikahan
adalah pusat investasi amal soleh bagi wanita yang segala keuntungannya akan
dipetik di dunia dan yang paling utama adalah di akhirat.
Maka
wanita yang paling bahagia dan paling sukses adalah mereka yang dimuliakan
Allah SWT. akhirat kelak.
Semoga
para istri tidak lupa, Andalah kelak yang akan menjadi wanita terbaik dan
tercantik di dalam jannah Allah Ta’ala mengalahkan kecantikan dan keelokan para
bidadari di surga.
Imam
ath-Thabraniy meriwayatkan bahwa Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah saw.,
“Ya Rasulallah, apakah perempuan dunia yang lebih afdhal ataukah bidadari
surga?”
Beliau saw. menjawab, “Perempuan dunia lebih afdhal dari bidadari surga seperti keutamaan pakaian luar dari pakaian dalam.” Ummu Salamah bertanya lagi, “Dengan apa itu?”
Beliau saw. menjawab, “Perempuan dunia lebih afdhal dari bidadari surga seperti keutamaan pakaian luar dari pakaian dalam.” Ummu Salamah bertanya lagi, “Dengan apa itu?”
“Dengan
shalat, puasa, dan ibadah mereka kepada Allah SWT. Allah SWT. menghiasi wajah
mereka dengan cahaya, pakaian yang paling baik, perhiasan emas, tempat mereka
(dihiasi) mutiara, sisir mereka emas. Mereka berdendang dengan suara lantang
yang belum pernah didengar oleh mahluk. Mereka berkata, ‘ingatlah kami adalah
kekal dan kami tidak mati, ingatlah kami mendapat penuh kenikmatan sehingga
kami tidak pernah bersedih selamanya, ingatlah kami tidak pernah bersedih
selamanya, ingatlah kami orang yang mukim sehingga tidak pernah berpindah
selamanya, ingatlah kami senantiasa ridha sehingga kami tidak marah selamanya.
Alangkah bahagianya orang yang kami dulu menjadi miliknya (istrinya) dan dia
adalah milik (suami) kami’.”
Cobalah mengukur diri Anda sendiri para istri dengan beberapa pertanyaan berikut, lalu lihat hasilnya apakah Anda sudah menjadi istri idaman hati suami, dan semoga Allah memudahkan perjalanan Anda ke surga.
Cobalah mengukur diri Anda sendiri para istri dengan beberapa pertanyaan berikut, lalu lihat hasilnya apakah Anda sudah menjadi istri idaman hati suami, dan semoga Allah memudahkan perjalanan Anda ke surga.
1.
Apakah Anda bisa
untuk selalu rendah hati di hadapan suami walaupun mungkin level status sosial
dan pendidikan juga pekerjaannya berada di bawah Anda? Ingatlah Nabi saw.
bersabda:
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ النِّسَاءَ أَنْ يَسْجُدْنَ لأَزْوَاجِهِنَّ لِمَا جَعَلَ اللَّهُ لَهُمْ عَلَيْهِنَّ مِنَ الْحَقِّ.
“Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya akan aku perintahkan para isteri untuk sujud kepada para suami mereka, karena besarnya hak yang Allah berikan kepada para suami atas mereka” [HR Abu Dawud, 2142. At-Tirmidzi, 1192; dan Ibnu Majah 1925.]
2. Bisakah Anda untuk selalu
berterima kasih kepada suami Anda atas kebaikan yang ia berikan untuk keluarga
meski itu mungkin remeh di hadapan orang lain dan Anda sendiri? Ingatlah Nabi
saw. bersabda:
يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِىَ لاَ تَسْتَغْنِى عَنْهُ
“Allah tidak memandang kepada perempuan yang tidak
berterima kasih kepada suaminya dan dia tidak berupaya mengerjakan sendiri
tanpa merepotkan suaminya.” (HR.
Bayhaqiy)
3. Apakah Anda selalu berusaha untuk
membuatnya ridlo, senang dan bahagia meski mungkin terkadang ada ketidakcocokan
di antara Anda berdua? Ingatlah Nabi saw. bersabda:
“Maukah aku beritahukan tentang perempuan kalian di surga?” Kami berkata, “Benar ya Rasulallah!” Beliau bersabda, “Setiap perempuan yang subur, penyayang, jika ia dibuat marah atau diperlakukan buruk atau suaminya marah, ia berkata, ‘ini kedua tanganku di tanganmu, aku tidak akan bisa memejamkan mata hingga engkau ridho’.” (HR. Ath-Thabrani)
“Maukah aku beritahukan tentang perempuan kalian di surga?” Kami berkata, “Benar ya Rasulallah!” Beliau bersabda, “Setiap perempuan yang subur, penyayang, jika ia dibuat marah atau diperlakukan buruk atau suaminya marah, ia berkata, ‘ini kedua tanganku di tanganmu, aku tidak akan bisa memejamkan mata hingga engkau ridho’.” (HR. Ath-Thabrani)
4. Bisakah Anda mendahulukan hak
suami dibandingkan hak Anda sendiri, karir Anda, dakwah Anda bahkan mungkin
orang tua Anda? Karena memang pernikahan menjadikan seorang suami wajib untuk
ditaati oleh para istri. Nabi saw. bersabda, “Seorang perempuan tidak bisa
menunaikan hak-hak Allah SWT. hingga ia menunaikan hak-hak suaminya
seluruhnya.” (HR. Ath-Thabrani)
5. Bisakah Anda menjaga kehormatan
diri ketika sedang tidak bersama suami? Tidak bersenda gurau dengan lelaki lain
dan membiarkan diri Anda dirayu olehnya? Ingatlah Nabi saw. bersabda tentang
ciri perempuan salehah adalah, "kalau kamu tinggal pergi ia amanah
serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu …" (HR
Hakim)
Mungkin ini sedikit bahan pertanyaan bagi para muslimah, khususnya para istri, demi memperbaiki kualitas rumah tangga Anda dan meningkatkan level ketaatan Anda di hadapan suami dan pastinya Allah SWT.
Mungkin ini sedikit bahan pertanyaan bagi para muslimah, khususnya para istri, demi memperbaiki kualitas rumah tangga Anda dan meningkatkan level ketaatan Anda di hadapan suami dan pastinya Allah SWT.
Semoga Allah memberkahi rumah tangga kaum muslimin yang taat kepadaNya.
Sumber : http://www.iwanjanuar.com/5-pertanyaan-untuk-para-istri.
www.facebook.com/720805134635266
Tidak ada komentar:
Posting Komentar