Minggu, 30 November 2008

Kabupaten Lebong

"BERANI lewat hutan kalau pulang malam dari Lebong ke Curup?" Intonasi bernada khawatir terngiang di telinga. Terbayang pula ekspresi cemas dan pandangan tidak percaya. Suasana jalan yang diceritakan salah seorang warga Kabupaten Lebong ternyata benar.
Dalam siraman cahaya lampu mobil, terkadang tampak seorang atau tiga orang berjalan perlahan-lahan di bagian tepi. Pejalan kaki itu tidak membekali diri dengan lentera. Pohon-pohon dan belukar terlihat jauh lebih besar dibandingkan sebelum sinar Matahari menghilang. Tumbuhan yang berada di kanan-kiri jalan itu adalah bagian dari hutan lindung seluas 20.123 hektar di Pegunungan Bukit Barisan. Kabupaten Lebong berada di lereng pegunungan itu.
Jarak dari Lebong Atas, calon ibukota Kabupaten Lebong, ke Curup, ibukota Kabupaten Rejang Lebong, sekitar 60 kilometer. Meski beraspal mulus, kondisi jalan yang berkelok-kelok membuat waktu tempuh sekitar tiga jam. Jalan itu hanya satu-satunya penghubung Kabupaten Lebong dengan daerah lain. Kabupaten ini berposisi kuldesak.
Posisi kuldesak bila di perumahan-menurut feng shui atau ilmu tata letak-mendatangkan hoki atau keberuntungan. Karena hanya memiliki satu jalan masuk dan ke luar, ia bukan merupakan jalan umum. Jalan itu seakan menjadi milik penghuni rumah atau tamunya. Selain terhindar dari suara bising kendaraan yang lewat dan polusi dari asap knalpot, lokasi dengan posisi seperti itu menimbulkan rasa tenang, aman, dan nyaman.
Rasa serupa muncul bila menyusuri lima kecamatan yang berada di Kabupaten Lebong. Meski demikian, posisi itu juga mengakibatkan daerah ini seakan-akan "terisolasi". Satu-satunya daerah yang menjadi tetangga adalah Kabupaten Rejang Lebong yang berada di bagian selatan.
Sebelum akhir tahun 2003, Kabupaten Rejang Lebong merupakan kabupaten induk. Lebong adalah salah satu kecamatan yang masuk wilayah kabupaten itu. Pada 7 Januari 2004, Kecamatan Lebong resmi menjadi Kabupaten Lebong.
Sebagai daerah otonom, kabupaten baru ini telah membuat beberapa rencana pengembangan wilayah. Salah satunya adalah membuka jalan. Jalan alternatif yang hendak dibuat dimaksudkan untuk membuka isolasi transportasi. Dalam perencanaan, jalur baru itu berada di Lebong bagian utara.
Di bagian ini, Kabupaten Lebong berbatasan dengan Kabupaten Kerinci di Provinsi Jambi. Bila terealisasi, jalur itu akan menjadi feeder road atau jalan pengumpan bagi kendaraan trans Sumatera. Kendaraan yang melintasi jalan trans Sumatera akan memiliki alternatif lain ke Provinsi Bengkulu, yakni melalui Kabupaten Lebong.
Dengan keberadaan jalur baru, Kabupaten Lebong bisa memosisikan dirinya sebagai daerah transit di Provinsi Bengkulu dari jalur lintas timur, lintas tengah, serta lintas barat Sumatera. Meski demikian, pembuatan jalan itu terbilang tidak mudah. Pro dan kontra mungkin akan timbul karena jalan itu akan "menembus" Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Luas TNKS yang berada di Kecamatan Lebong Utara sekitar 75.000 ha.
Di luar pro dan kontra yang mungkin akan terjadi, bagi kabupaten sendiri, jalan itu akan mempermudah mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki. Lebong bertekad menjadi salah satu daerah penghasil beras dan ikan di Provinsi Bengkulu. Selain itu, kabupaten ini juga ingin mendirikan pabrik pengolah nilam. Rencana lain yang hendak diwujudkan adalah mengembalikan kejayaan Lebong sebagai daerah penghasil emas, seperti yang pernah dicapainya saat penjajahan Belanda sampai era Orde Lama.
Sayangnya kabupaten ini tidak memiliki catatan berapa banyak kandungan emas yang sekarang dimiliki. Meskipun begitu, dengan cara tradisional, masyarakat berusaha mendapatkan emas. Setidaknya ada sekitar 1.100 orang penambang mengadu nasib di lokasi tambang emas. Satu tambang emas di Kecamatan Lebong Selatan dan empat di Kecamatan Lebong Atas. Emas yang mereka peroleh dijual ke Curup atau ke Kota Bengkulu dengan harga jual Rp 98.000 per gram.
Selain emas, tanah kabupaten ini mengandung berbagai macam bahan galian golongan C. Hasil galian yang masuk dalam golongan ini, seperti marmer, batu kapur, pasir kuarsa dan kaolin, juga sering disebut sebagai bahan galian industri. Penambangan bahan galian C tidak memerlukan teknologi canggih dan umumnya dilakukan secara tradisional sebagai tambang rakyat. Meskipun begitu, potensi ini belum termanfaatkan secara optimal.
Kendala yang dihadapi terutama berasal dari ketiadaan modal. Pertambangan termasuk kegiatan padat modal. Selain digunakan untuk pembebasan tanah pada lokasi penambangan, juga untuk biaya eksploitasi. Terkadang nilai eksploitasi yang dikeluarkan tidak sebanding dengan kapasitas cadangan. Selain itu, berdasarkan inventarisasi dan pemetaan galian C yang dilakukan pada tahun 2002, beberapa deposit bahan galian yang terdapat di kabupaten ini berada di kawasan hutan lindung.
Sampai saat ini perekonomian kabupaten bersandar pada pertanian. Produk pertanian yang menjadi unggulan berasal dari tanaman pangan, perikanan, dan perkebunan. Komoditas andalan dari tanaman pangan adalah padi. Sekitar 20.000 tenaga kerja menghabiskan sebagian besar waktu mereka di lahan persawahan. Dari luas panen sedikitnya 8.000 hektar, diperoleh 33.000 ton gabah kering giling. Selain untuk konsumsi lokal, padi juga dipasarkan ke Curup dan Kota Bengkulu.
Sebagai produk unggulan, pertanian memberi kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD) melalui retribusi. Setiap tahun dari tanaman bahan pangan, terutama beras, diperoleh Rp 60 juta. Sementara perikanan memberi sumbangannya bagi PAD sebesar Rp 25 juta.
Demi peningkatan pendapatan masyarakat dan kas kabupaten, Pemerintah Kabupaten Lebong membuat berbagai program kerja. Untuk tanaman bahan pangan, terutama beras, dilakukan penanaman padi dua kali setahun di seluruh wilayah persawahan. Lebong yang menghadapi hama tikus membuat gerakan pembasmian hama secara serentak dan gotong royong. Mereka yang dapat menangkap hewan pengerat itu mendapat insentif Rp 500 per ekor.
Untuk meningkatkan produksi ikan mas, primadona dari perikanan, Pemkab Lebong mengadakan balai benih ikan yang berfungsi sebagai penyedia bibit ikan. Usaha lainnya adalah memelihara jalan untuk memperlancar pengangkutan hasil ikan ke pasar. Di pasar, harga jual ikan mas Rp 10.000 per kilogram.
Dari perkebunan, yang menjadi primadona adalah nilam. Sekitar 4.000 pekerja menggarap lahan nilam seluas 575 hektar. Dari luas seluruhnya, terdapat tanaman menghasilkan seluas 171 hektar yang memproduksi 16,84 ton nilam. Dengan menggunakan kayu bakar, nilam mengalami proses penyulingan menjadi minyak nilam. Minyak ini kemudian dipasarkan ke Kota Medan di Sumatera Utara dengan harga Rp 225.000 per liter.
Perkebunan, terutama kopi dan nilam, memberi kontribusi terhadap PAD lewat retribusi sebesar Rp 10 juta. Pemkab Lebong tengah mencari cara baru untuk proses penyulingan minyak nilam. Selama ini masyarakat menyuling secara tradisional dengan bahan bakar kayu. Jika cara ini terus dibiarkan, dikhawatirkan masyarakat akan mengambil kayu dari hutan atau melakukan penebangan liar. (BE JULIANERY/Litbang Kompas)

Lebongsimpang

Lebongsimpang
original name: Lebongsimpang
geographical location: Rejang Lebong, Bengkulu, Indonesia, Asia
geographical coordinates: 3° 20' 0" South, 102° 18' 0" East
detailed map of Lebongsimpang and near places
Welcome to the Lebongsimpang google satellite map! This place is situated in Rejang Lebong, Bengkulu, Indonesia, its geographical coordinates are 3° 20' 0" South, 102° 18' 0" East and its original name (with diacritics) is Lebongsimpang. See Lebongsimpang photos and images from satellite below, explore the aerial photographs of Lebongsimpang in Indonesia.

Lebongsimpang hotels: low rates, no booking fees, no cancellation fees. Maplandia.com in partnership with Booking.com offers highly competitive rates for all types of hotels in Lebongsimpang, from affordable family hotels to the most luxurious ones. Booking.com, being established in 1996, is longtime Europe’s leader in online hotel reservations.
At Maplandia.com you won't be charged any booking fees, cancellation fees, or administration fees – the reservation service is free of charge. The reservation system is secure and your personal information and credit card is encrypted.
Hotels nearest to the centre of Lebongsimpang

If you would like to recommend this Lebongsimpang map page to a friend, or if you just want to send yourself a reminder, here is the easy way to do it. Simply fill in the e-mail address and name of the person you wish to tell about Maplandia.com, your name and e-mail address (so they can reply to you with gracious thanks), and click the recommend button. The URL of this site will be included automatically. You may also enter an

Alat-Alat Bertani Orang Rejang

Oleh Naim Emel Prahana
Foto Taneak Jang Land

1. Rimbe (asli Rejang)
2. Pakua (cangkul)
3. Arit
4. Golok
5. Gesek Lai
6. Gesek titik
7. Piseu (pisau)
8. Kapok (kampak)
9. Linggis

Alat Mencari Ikan
1. Kewea (pancing)
Kewea terbuat dari mata pancing, senar (tali), tiang kecea (dari bamboo khusus).
2. Kacea
Kacea sama dengan pancing, perbedaannya terletak pada penggunaan dan pada mata pancingnya. Mata pancing kaeca lebih besar dan di atasnya diikat timah lempeng—gunanya untuk memancing ikan-ikan besar mengejar lempengan timah tersebut. Cara menggunakannya dengan cara dilempar dan diayun-ayunkan di atas permukaan air.
3. Tajua
Tajua itu berupa pancing khusus untuk ikan-ikan besar seperti ikan gabus, limbek (lele; limbat), ikan Slan dan Belut besar (seperti di Danau tes). Tajua biasanya dipasang di waktu sore menjelang magrib dan akan ditarik (diambil) pada pagi hari.
Tajua itu unik, tali senarnya hanya sekitar 1 meter dan di atasnya diberi potongan bamboo kecil atau kayu seukuran jari telenjuk yang tujuan, agar ketika ditarik oleh ikan, tidak hilang tenggelam. Biasanya digunakan potongan-potongan pohon Peak (bambu air yang banyak tumbuh di daerah Danau Tes.
4. Jalai (jala)
Sama dengan jala pada umumnya.
5. Ja’ing (jarring)
Sama dengan jarring pada umumnya
6. Cakik
Cakik adalah bokoa kecil yang sengaja dibuat dengan lubang-lubangnya
7. Bau (Bumbu)
Bau itu terbuat dari anyaman khusus dari bahan bambu, berbentuk loncong. Di bagian mulut Bau memang agak kecil dan didalamnya dibuat perangkap ikan. Jika ikan sudah masuk, maka sulit untuk ke luar lagi. Biasanya Bau itu dipasang di air deras atau antara air yang tenang dengan aliran air deras.
Bau itu efektif sekali untuk menangkap ikan Slan (belut besar), ikan putih, ikan paleu dan lainnya, termasuk ikan sebdok dan limbek.
8. Tabem
Tabem itu sejenis Bau, tapi ukurannya kecil seperti silinder dan pintu masuk ikan ke dalamnya sama dengan mulut Bau. Terbuat dari lidi bambu dan rotan.
9. Tubo (tuba)
Tubo adalah alat peracun ikan yang dibuat dari akar khusus yang beracun. Biasanya ketika ditebarkan ke air—sebelumnya dicampur dengan abu atau tanah atau dedak. Tubo itu tidak membuat ikan mati, akan tetapi menjadikan ikan itu mabuk. Saat mabuk itulah ikan-ikan itu ditangkap.
10. Serapang
Terbuat dari besi dengan tiga mata (seperti trisula) dan dimasukkan ke dalam ujung bambu khusus yang panjangnya sekitar 1,5—2 meter. Tergantung selera yang punya. Serapang itu digunakan pada malam hari yang disebut dengan ‘menyuluak’. Mereka yang mencari ikan dengan menggunakan serapang itu biasanya naik perahu, kemudian menggunakan lampu petromak menyisir pinggir sungai atau Danau Tes.
Serapang dapat dipergunakan untuk mencari ikan, ketika air sungai atau danau sedangkan keadaan bersih dan jernih. Sehingga dari permukaan air, dengan mudah dapat melihat ikan di dasar sungai atau pinggiran danau.


Sambang
Sambang adalah tempat minum yang biasanya digunakan oleh orang Rejang di kebun, sawah sebagai pengganti gelas atau cangkir tempat minum. Sambang itu terbuat dari potongan bambu yang ada ruasnya. Kemudian, kulit luar bambunya dikupas dan dihaluskan dengan pisau. Ukuran sambang sama dengan ukuran gelas atau cangkir, begitu juga tingginya. Ditulis oleh Naim Emel Prahana

Alat Petani Masyarakat Rejang

Oleh Naim Emel Prahana
Foto Taneak Jang Land

Pane
Pane merupakan alat angkut tradisional orang Rejang yang dibawa dengan menggendong atau dipikul dengan alat bantu berupa tali dengan ukuran panjang antara 1,5—2 meter. Alat angkut tradisional orang Rejang itu bersifat multifungsi. Pane itu terbuat dari anyaman kulit bamboo yang sudah tua yang dibuat dengan bentuk: bagian bawahnya empat persegi dan dibagian atasnya berbentuk bundar. Bagian bawah tertutup rapat dengan anyaman yang khas dan bagian atas terbuka—tempat memasukkan barang-barang yang akan diangkut.
Di bagian atap Pane pada pinggiran anyamannya kemudian diikat, dijalin rapat dengan rotan belahan dengan cara pengikatan yang sangat artistic dan berkualitas. Sekitar ¼ ukuran pane di bagian atas lebih kurang 7—10 cm disisipkan rotan belahan atau rotan bulat untuk / tempat tali dipasang. Tali pane itu terbuat dari kulit kayu khusus yang disebut tali pukut—yang dalam pengikatannya agar bias digendong dan disangkutkan ke atas kepala. Tali tersebut diikat sampai bagian bawah pane secara silang. Maksudnya untuk supaya kuat bila dimasukkan barang-barang yang akan diangkut.
Pane sangat multifungsi, gunanya bias mengangkut pakaian, padi dan beras, kayu baker, biji kopi mentah, sayuran dan lainnya.
Bahan-bahan Membuat Pane:
1. kuliat bambu (berusia tua) yang tahan dan biasanya sudah melalui proses pengawetan alami; direndam atau disimpan dengan rentang waktu yang ditentukan atau tidak.
2. rotan (yang sudah tua)
3. kulit kayu pukut (berusia tua).

Ukuran
Ukuran panen tergantung selera. Kalau pane itu berukuran kecil, tanpa menggunakan tali dan ikatan rotan di bagian atasnya disebut dengan bokoa serta bokoa itu pun beraneka ragam ukurannya.
Tingginya ukuran pane sudah ditentukan dengan mempertimbangkan keseimbangan ketika digendong. Kalau pane ukuran besar bias mencapai 1 meter lebih sedikit.

Citong
Citong itu adalah alat dapur masyarakat rejang, terbuat dari bahan kayu yang berkualitas bagus. Gunakanya bias dibuat sendok besar untuk nasi, bias dijadikan untuk pengolah gorengan dengan ukuran tertentu. Bias juga dimanfaatkan (sesuai ukurannya) untuk keperluan lain di dapur.
Cara membuat citong sangat artistic. Bagian pegangannya dibuat sedemikian rupa sehingga bias dipegang oleh tangan (pas untuk dipegang)

Cakik
Cakik adalah sejenis bokoa yang mirip dengan gentong (untuk jenis keramik). Uniknya cakik itu terbuat dari anyaman kulit bamboo atau rotan belahan dengan anyaman yang diselang-selingi dengan jarak tertentu. Untuk membuat lubang-lubang. Biasanya cakik digunakan untuk tempat sayuran, sebelum sayur dimasak, maka dicuci dulu di dalam cakik.
Cakik, juga dimanfaatkan untuk mencari ikan di kali-kali atau danau-danau kecil ataupun di petak sawah yang ada ikannya.

Tudung Bkuwang
Tudung Bkuwang merupakan topi (tudung) berukuran lebar terbuat dari anyaman daun bkuwang yang tumbuh di hutan-hutan bukit barisan di daerah Lebong. Tudung Bkuwang dibuat berbentuk lingkatan dengan bagian atas—bagian yang biasanya diletakkan di atas kepala berbentuk kerucut.
Cara menggunakannya, di bagian dalam tudung bkuwang diberi tali yang gunakan untuk supaya ketika dipakai tidak terbang atau jatuh. Talinya dapat dibuat dari apa saja dan ketika dipakai, tali tersebut melilit hingga dagu.
Semua alat-alat masyarakat Rejang tersebut dibuat dengan tangan-tangan trampil yang memiliki nilai seni tinggi. Baik dalam pembentukannya, penganyamannya, dan ada yang memberikan warna.

Teleng
Teleng adalah alat untuk menampi beras atau padi—agar menjadi bersih. Teleng terbuat dari anyaman kulit bamboo atau rotan belahan yang seluruh pinggir bagian atasnya diikat dengan rotan agar menjadi kuat. Teleng berbentuk panjang separuh krucut. Dari ujung bagian belakang (krucut) ke bagian depan bentuknya melebar dan terbuka di bagian atasnya.
Cara menggunakannya adalah dipegang bagian sisi kiri dan kanan dengan tangan, kemudian diayun-ayun dengan system naik turun. Padi atas beras yang ditampi (dibersihkan), biasa naik turun dan ketika turun membuat angin yang akan menghembuskan (mengeluarkan) kotoran dedak pada beras atau padi hampa pada padi.

Keterangan
Semua alat-alat rumah tangga orang Rejang di atas, bila dimiliki oleh sebuah keluarga merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Karena, tidak semua orang Rejang bias membuat pane, tudung bkuwang, cakik, bokoa atau teleng dan lainnya. Bagi yang tidak bias membuat, umumnya membeli dengan harga cukup terjangkau, tergantung bagus tidaknya kualitas alat-alat tersebut.

Sabtu, 29 November 2008

Puluhan Kosmetik Berbahaya Masih Beredar

Puluhan Kosmetik Berbahaya Masih Beredar
Jakarta—Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali mengumumkan 27 jenis produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya dan zat warna di Jakarta, baru-baru ini. Selama Januari silam, BPOM telah menguji produk berbahaya itu.
Data Badan POM menunjukkan, kosmetik tersebut terdiri dari 11 produk impor asal Cina dan Jepang, delapan produk lokal, serta delapan produk yang tidak jelas asal produksinya. Sejumlah produk itu mengandung bahan merkuri, asam retinoat dan zat pewarna rhodamine. Krim pemutih merek Doctor Kayama, Meei Yung putih dan kuning, dua di antaranya. Krim tersebut terdiri atas krim siang dan malam.
Lebih lanjut BPOM menjelaskan, produk kosmetik berbahaya tersebut bisa menimbulkan kerusakan permanen pada susunan saraf otak manusia. Bahkan dapat menimbulkan gangguan ginjal, hati dan perkembangan janin.
Berikut daftar beberapa produk yang masih banyak beredar di pasaran: MRC Puteri Salju Cream, MRC PS Crystal Cream, Blossom Day Cream, Blossom Night Cream, Cream malam Lily Cosmetics, Day Cream Vitamin E Herbal, Locos Antifleck Vitamin E dan Herbal, Meei Yung putih dan kuning. Produk tersebut dijual dengan harga mulai puluhan ribu hingga jutaan rupiah

Puluhan Kilogram Kosmetik Oplosan Disita

Denpasar—Balai Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Bali menyita puluhan kilogram kosmetik oplosan yang mengandung bahan kimia berbahaya merkuri. Barang-barang tersebut disita dari sebuah industri rumahan di Jalan Watu Renggong, Denpasar, Bali, Kamis (27/11). Diduga bisnis kosmetik oplosan berbahaya ini sudah berjalan sekitar satu tahun. Itu karena produknya sudal lama dijual di kota hingga desa.
Kemarin Badan POM mengumukan 27 kosmetik yang mengandung bahan berbahaya, seperti merkuri, rhodamin juga zat pewarna. Produk-produk ini menjanjikan para penggunanya bisa secantik model yang dipakai dalam iklannya. Selain dijual langsung pemasaran kosmetik itu ada yang melalui sistem multi level marketing. Menurut Kepala Badan POM, Husniah R Thamrin, produk-produk ini sangat berbahaya terutama bagi wanita hamil.

कोस्मेती बेर्बहाया मेंगंदुंग MERCURY

DILARANG BEREDAR DAN DITARIK BPOM)
Ditulis pada Nopember 26, 2008 oleh barcodeindonesia
Diposting lagi oleh Naim Emel Prahana, 28 November 2008.

Pastikan wahai para wanita wajah cantik anda tidak di olesi oleh produk produk yang berbahaya ini, maunya cantik bisa-bisa tambah…..rusak
Inilah daftar kosmetik yang ditarik dari peredaran oleh BPOM karena mengandung bahan berbahaya dan zat warna yang dilarang digunakan dalam kosmetik. Penggunaan bahan tersebut dalam sediaan kosmetik dapat membahayakan kesehatan dan dilarang digunakan seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No 445 / MENKES / PER / V / 1998 tentang Bahan, Zat Warna, Substratum, Zat Pengawet dan Tabir Surya dalam Kosmetik dan Keputusan Kepala BPOM No.HK.00.05.4.1745 tentang Kosmetik.

Berikut daftar 27 kosmetik berbahaya:
1. Doctor Kayama (Whitening Day Cream) : diproduksi oleh CV. Estetika Karya
Pratama, Jakarta mengandung
merkuri.
2. Doctor Kayama (Whitening Night Cream) : diproduksi oleh CV. Estetika Karya
Pratama, Jakarta mengandung
merkuri.
3. MRC Putri Salju Cream : diproduksi oleh CV. Ngongoh
Cosmetic, Bekasi mengandung
retinoic acid.
4. MRC PS Crystal Cream : diproduksi oleh CV. Ngongoh
Cosmetic, Bekasi mengandung
retinoic acid.
5. Blossom Day Cream : tak diketahui produsennya,
mengandung Merkuri.
6.Blossom Night Cream : tak diketahui produsennya,
mengandung Merkuri.
7. Cream Malam : distributor Lily Cosmetics,
Yogyakarta mengandung Merkuri.
8. Day Cream Vitamin E Herbal : diproduksi PT. Locos, Bandung
mengandung Merkuri.
9. Locos Anti Flek Vit.E dan Herbal : diproduksi PT. Locos, Bandung mengandung
Merkuri.
10. Night Cream Vitamin E Herbal : diproduksi PT. Locos, Bandung mengandung
Merkuri.
11. Kosmetik Ibu Sari Krim Siang : tidak ada produsennya, mengandung Merkuri.
12. Krim Malam : tidak ada produsennya, mengandung Merkuri.
13. Meei Yung (putih) : diimpor dari Huang Zhou mengandung Merkuri.
14. Meei Yung (kuning) : diimpor dari Huang Zhou mengandung Merkuri.
15. New Rody Special (putih) : diimpor dari Shenzhen, China mengandung
Merkuri.
16. New Rody Special (kuning) : diimpor dari Shenzen, China mengandung
Merkuri.
17. Shee Na Whitening Pearl Cream : dari Atlie Cosmetic mengandung Merkuri
18. Aily Cake 2 in 1 Eye Shadow “01″ : tidak ada produsennya, mengandung merah K.3.
19. Baolishi Eye Shadow : diproduksi dari Baolishi Group Hongkong
mengandung Rhodamin B (merah K.10).
20. Cameo Make Up Kit 3 in 1 Two Way Cake
dan Multi Eye Shadow
dan Blush dari Tailamei Cosmetic
Industrial Company : mengandung Rhodamin B.
21. Cressida Eye Shadow : tak ada produsennya, mengandung Rhodamin B.
22. KAI Eye Shadoq dan Blush On : mengandung Rhodamin B.
23. Meixue Yizu Eye Shadow : diproduksi oleh Meixue Cosmetic Co.Ltd
mengandung Merah K.10.
24. Noubeier Blusher : diproduksi oleh Taizhou Xhongcun Tianyuan
mengandung Merah K 3.
25. Noubeier Blush On : mengandung merah K 3 dan Rhodamin B.
26. Noubeier Pro-make up Blusher No.5 : diproduksi oleh Taizhou Zhongcun Tianyuan
Daily-Use Chemivals Co Ltd mengandung
merah K3.
27. Sutsyu Eye Shadow : diproduksi oleh Sutsyu Corp Tokyo
mengandung Merah K3.

Sumber: bpom-RI

Puluhan Merek Kosmetik Tak Terdaftar di Bandung


27 November 2008 23:37 – Kesehatan
Puluhan Merek Kosmetik Tak Terdaftar di Bandung
Liputan6.com, Bandung: Kaum hawa jangan terbuai dengan janji manis produk kosmetik. Harga mahal yang dijual di pusat perbelanjaan bukan jaminan. Buktinya, saat inspeksi mendadak di Kings Plaza di Kota Bandung, Jawa Barat, belum lama ini petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan menyita sedikitnya 50 merek kosmetik tak terdaftar.
Janji kulit bak pualam memikat konsumen untuk menggunakan kosmetik merek Blossom yang dijual lewat sistem marketing berjenjang. Tak disangka, kosmetik seharga ratusan ribu tak berizin dan mengandung bahan berbahaya merkuri.
Ulah produsen rumahan tak bertanggung jawab juga terendus petugas di Bali. Dari sebuah rumah di Jalan Watu Renggong, Denpasar, puluhan kilogram kosmetik disita. Semuanya positif mengandung merkuri. Setelah dioplos, kosmetik dikemas dalam pot plastik, diberi label palsu dari Cina. Selanjutnya dilempar ke pasar seharga mulai Rp 2.000 hingga Rp 7.000.
Beberapa waktu lalu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan mengumumkan daftar kosmetik berbahaya. Dengan demikian, setiap konsumen diharapkan segera mengenalinya produk-produk berbahaya itu. Bila tidak, pemakaian dalam jangka panjang bisa menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh seperti ginjal, hati hingga kematian.

DAFTAR KOSMETIK BERBAHAYA

DILARANG BEREDAR DAN DITARIK BPOM)
Ditulis pada Nopember 26, 2008 oleh barcodeindonesia
Diposting lagi oleh Naim Emel Prahana, 28 November 2008.

Pastikan wahai para wanita wajah cantik anda tidak di olesi oleh produk produk yang berbahaya ini, maunya cantik bisa-bisa tambah…..rusak
Inilah daftar kosmetik yang ditarik dari peredaran oleh BPOM karena mengandung bahan berbahaya dan zat warna yang dilarang digunakan dalam kosmetik. Penggunaan bahan tersebut dalam sediaan kosmetik dapat membahayakan kesehatan dan dilarang digunakan seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No 445 / MENKES / PER / V / 1998 tentang Bahan, Zat Warna, Substratum, Zat Pengawet dan Tabir Surya dalam Kosmetik dan Keputusan Kepala BPOM No.HK.00.05.4.1745 tentang Kosmetik.

Berikut daftar 27 kosmetik berbahaya:
1. Doctor Kayama (Whitening Day Cream)
: diproduksi oleh CV. Estetika Karya Pratama, Jakarta mengandung merkuri.
2. Doctor Kayama (Whitening Night Cream)
: diproduksi oleh CV. Estetika Karya Pratama, Jakarta mengandung merkuri.
3. MRC Putri Salju Cream
: diproduksi oleh CV. Ngongoh Cosmetic, Bekasi mengandung retinoic acid.
4. MRC PS Crystal Cream
: diproduksi oleh CV. Ngongoh Cosmetic, Bekasi mengandung retinoic acid.
5. Blossom Day Cream
: tak diketahui produsennya,mengandung Merkuri.
6.Blossom Night Cream
: tak diketahui produsennya,mengandung Merkuri.
7. Cream Malam
: distributor Lily Cosmetics,Yogyakarta mengandung Merkuri.
8. Day Cream Vitamin E Herbal
: diproduksi PT. Locos, Bandung mengandung Merkuri.
9. Locos Anti Flek Vit.E dan Herbal
: diproduksi PT. Locos, Bandung mengandung Merkuri.
10. Night Cream Vitamin E Herbal
: diproduksi PT. Locos, Bandung mengandung Merkuri.
11. Kosmetik Ibu Sari Krim Siang
: tidak ada produsennya, mengandung Merkuri.
12. Krim Malam
: tidak ada produsennya, mengandung Merkuri.
13. Meei Yung (putih)
: diimpor dari Huang Zhou mengandung Merkuri.
14. Meei Yung (kuning)
: diimpor dari Huang Zhou mengandung Merkuri.
15. New Rody Special (putih)
: diimpor dari Shenzhen, China mengandung Merkuri.
16. New Rody Special (kuning)
: diimpor dari Shenzen, China mengandung
Merkuri.
17. Shee Na Whitening Pearl Cream
: dari Atlie Cosmetic mengandung Merkuri
18. Aily Cake 2 in 1 Eye Shadow “01″
: tidak ada produsennya, mengandung merah K.3.
19. Baolishi Eye Shadow
: diproduksi dari Baolishi Group Hongkong mengandung Rhodamin B (merah K.10).
20. Cameo Make Up Kit 3 in 1 Two Way Cake dan Multi Eye Shadow dan Blush dari Tailamei Cosmetic Industrial Company
: mengandung Rhodamin B.
21. Cressida Eye Shadow
: tak ada produsennya, mengandung Rhodamin B.
22. KAI Eye Shadoq dan Blush On
: mengandung Rhodamin B.
23. Meixue Yizu Eye Shadow
: diproduksi oleh Meixue Cosmetic Co.Ltd mengandung Merah K.10.
24. Noubeier Blusher
: diproduksi oleh Taizhou Xhongcun Tianyuan mengandung Merah K 3.
25. Noubeier Blush On
: mengandung merah K 3 dan Rhodamin B.
26. Noubeier Pro-make up Blusher No.5
: diproduksi oleh Taizhou Zhongcun Tianyuan Daily-Use Chemivals Co Ltd mengandung
merah K3.
27. Sutsyu Eye Shadow
: diproduksi oleh Sutsyu Corp Tokyo mengandung Merah K3.

Sumber: bpom-RI

Kamis, 27 November 2008

Marga Bukan Administrasi Pemerintah Masyarakat Rejang

Oleh Naim Emel Prahana

Mengenai istilah marga dalam masyarakat Rejang, sebenarnya bukan asli dari suku Rejang melainkan dibawa dan diterapkan oleh Asisten Residen Belanda di Keresidenan Palembang, J Waland. J Waland membawa konsep ke-marga-an itu dari Palembang ke Bengkulu tahun 1861. (mungkin untuk lebih pasnya silakan baca Adatrectbundel XXVII hal 484-6.)
Di dalam IGOB (Inlandsch Gemeente OrdonantieBuitengewesten) tahun 1928 Belanda secara resmi menerap system pemerintahan yang diberi nama Marga. Sedangkan pengaturan system pemerintah di Lampung baru diatur pada tahun 1929. seperti termuat dalam Staatblad 1929 N0 362. Waktu itu Lampung dijadikan satu Afdeling yang dipimpin seorang Residen.
Satu wilayah Afdeling terbagi dalam 5 (lima) onder afdeling masing-masing dikepalai oleh seorang kontolir yang dijabat oleh orang Belanda. Sedangkan system marga di Bengkulu—khususnya pada masyarakat Rejang diterapkan pada tahun 1861 yang dibawa oleh J Waland dari Palembang. Dengan demikian, penerapan pemerintah marga di Bengkulu lebih tua dari di Lampung.
Suku Rejang dikenal mudah penerima pendatang dalam pergaulan sehariu-hari. Namun, di balik penerimaan tersebut. Suku Rejang (Orang Rejang) sering melupakan identitas mereka, karena mudah percaya dengan pendatang. Sebagai satu dari 18 lingkaran suku bangsa terbesar di Indonesia, suku bangsa Rejang 100% menganut agama Islam. Mata pencaharian utama adalah dari sektor pertanian.
Marga atau Mego yang merupakan pola atau sistem administrasi pemerintahan di zaman Hindia Belanda. Bukan asli dari sukubangsa Rejang. Melainkan diimport dari Palembang oleh J Waland, tujuannya untuk kepentingan penjajahan pihak Belanda. Walau kemudian sistem marga itu sangat dikenal oleh masyarakat Rejang, tapi pada akhirnya sistem itu dihapus.

Definisi Marga
Marga adalah komunitas masyarakat yang mendiami beberapa dusun (sekarang, desa) yang merupakan pola atau system administrasi pemerintahan yang dikepalai oleh seorang Pasirah (pesirah, pen). Kalau di Lampung, Marga terdiri beberapa Mego dan sebaliknya demikian. Namun, di Lampung setelah system pemerintahan Marga dihapus dan diganti Negeri. Dan, di Bengkulu langsung masuk ke system tata pemerintahan Indonesia.
Marga juga bias diartikan sebagai nama nama keluarga dari turun temurun yang mengingatkan generasi berikutnya akan nenek moyang mereka. Itu, biasa digunakan di daerah Batak, orang China, Padang dan daerah lainnya. Artinya, marga itu dikaitkan dengan bagian nama sebagai pertanda dari keluarga mana seseorang itu berasal. Marga lazim ada di banyak kebudayaan di dunia.
Nama marga pada kebudayaan Barat dan kebudayaan-kebudayaan yang terpengaruh budaya Barat (yang lebih menonjolkan individu) umumnya terletak di belakang, oleh karena itu disebut pula nama belakang. Kebalikannya, budaya Tionghoa dan Asia Timur lainnya menaruh nama marga di depan karena yang ditonjolkan adalah keluarga, individu dinomorduakan setelah keluarga.
Ada pula kebudayaan-kebudayaan yang dulunya tidak menggunakan marga, misalnya suku Jawa di Indonesia, meski saat ini banyak yang sudah mengadopsi nama keluarga. Dalam sistematika biologis, marga digunakan bergantian untuk takson 'genus'. Dalam hal itu dapat kita lihat di Lampung yang mengenal marga-marga yang mulanya bersifat geneologis-territorial. Tapi, tahun 1928, pemerintah Belanda menetapkan perubahan marga-marga geneologi-teritorial menjadi marga-marga teritorial-genealogis, dengan penentuan batas-batas daerah masing-masing.
Setiap marga dipimpin oleh seorang kepala marga atas dasar pemilihan oleh dan dari punyimbang-punyimbang yang bersangkutan. Demikian pula, kepala-kepala kampung ditetapkan berdasarkan hasil pemilihan oleh dan dari para punyimbang.

Di seluruh keresidenan Lampung, terdapat marga-marga teritorial sebagai berikut:
No. Nama Marga Kecamatan sekarang Beradat Berbahasa(Dialek)
1. Melinting Labuhan Maringgai Peminggir Melinting A (api)
2. Jabung Jabung idem idem
3. Sekampung idem idem idem
4. Ratu Dataran Ratu Peminggir Darah Putih idem
5. Dataran idem idem idem
6. Pesisir Kalianda idem idem
7. Rajabasa idem idem idem
8. Ketibung Way Ketibung idem idem
9. Telukbetung Telukbetung Peminggir Teluk idem
10. Sabu Mananga Padangcermin idem idem
11. Ratai idem idem idem
12. Punduh idem idem idem
13. Pedada idem idem idem
14. Badak Cukuhbalak Peminggir Pemanggilan (Semaka) idem
15. Putih Doh idem idem idem
16. Limau Doh idem idem idem
17. Kelumbayan idem idem idem
18. Pertiwi idem idem idem
19. Limau Talangpadang idem idem
20. Gunungalip idem idem idem
21. Putih Kedondong idem idem
22. Beluguh Kotaagung idem idem
23. Benawang idem idem idem
24. Pematang Sawah idem idem idem
25. Ngarip Semuong Wonosobo idem idem
26. Buay Nunyai (Abung) Kotabumi Pepadun O (nyou)
27. Buay Unyi Gunungsugih idem idem
28. Buay Subing Terbanggi idem idem
29. Buay Nuban Sukadana idem idem
30. Buay Beliyuk Terbanggi idem idem
31. BuayNyerupa Gunungsugih idem idem
32. Selagai Abung Barat idem idem
33. Anak Tuha Padangratu idem idem
34. Sukadana Sukadana idem idem
35. Subing Labuan Labuan Maringgai idem idem
36. Unyi Way Seputih Seputihbanyak idem idem
37. Gedongwani Sukadana idem idem
38. Buay Bolan Udik Karta (Tulangbawang Udik) Pepadun (Megou-pak) idem
39. Buay Bolan Menggala idem idem
40. Buay Tegamoan Tulangbawang Tengah idem idem
41. Buay Aji Tulangbawang Tengah idem idem
42. Buay Umpu Tulangbawang Tengah idem idem
43. Buay Pemuka Bangsa Raja Negeri Besar Pepadun A (api)
44. Buay Pemuka Pangeran Ilir Pakuonratu idem idem
45. Buay Pemuka Pangeran Udik Pakuonratu idem idem
46. Buay Pemuka Pangeran Tuha Belambangan Umpu idem idem
47. Buay Bahuga Bahuga (Bumiagung) idem idem
48. Buay Semenguk Belambangan Umpu idem idem
49. Buay Baradatu Baradatu idem idem
50. Bungamayang Negararatu Pepadun (Sungkai) idem
51. Balau Kedaton idem idem
52. Merak-Batin Natar idem idem
53. Pugung Pagelaran idem idem
54. Pubian (Nuat) Padangratu idem idem
55. Tegineneng Tegineneng idem idem
56. Way Semah Gedongtataan idem idem
57. Rebang Pugung Talangpadang Semende Sumatera Selatan
58. Rebang Kasui Kasui idem idem
59. Rebang Seputih Tanjungraya idem idem
60. Way Tube Bahuga Ogan idem
61. Mesuji Wiralaga Pegagan idem
62. Buay Belunguh Belalau Peminggir (Belalau) A (api)
63. Buay Kenyangan Batubrak idem idem
64. Kembahang Batubrak idem idem
65. Sukau Sukau idem idem
66. Liwa
Balik Bukit Liwa idem idem
67. Suoh Suoh idem idem
68. Way Sindi Karya Penggawa idem idem
69. La'ai Karya Penggawa idem idem
70. Bandar Karya Penggawa idem idem
71. Pedada Pesisir Tengah idem idem
72. Ulu Krui Pesisir Tengah idem idem
73. Pasar Krui Pesisir Tengah idem idem
74. Way Napal Pesisir Selatan idem idem
75. Tenumbang Pesisir Selatan idem idem
76. Ngambur Bengkunat idem idem
77. Ngaras Bengkunat idem idem
78. Bengkunat Bengkunat idem idem
79. Belimbing Bengkunat idem idem
80. Pugung Penengahan Pesisir Utara idem idem
81. Pugung Melaya Lemong idem idem
82. Pugung Tampak- Pesisir Utara idem idem
83. Pulau Pisang Pesisir Utara idem idem
84. Way Tenong Way Tenong Semendo Sumatera Selatan

Susunan marga-marga territorial yang berdasarkan keturunan kerabat tersebut, pada masa kekuasaan Jepang sampai masa kemerdekaan pada tahun 1952 dihapus dan dijadikan bentuk pemerintahan negeri. Sejak tahun 1970, nampak susunan negeri sebagai persiapan persiapan pemerintahan daerah tingkat III tidak lagi diaktifkan, sehingga sekarang kecamatan langsung mengurus pekon-pekon/kampung/desa sebagai bawahannya.

Dalam perkembangannya, suku bangsa Rejang atau Suku Rejang (boleh disebut dengan kata Orang Rejang) banyak melakukan reformasi pola pikir dari pola pikir agraris tradisional ke pola pikir pendidik formal. Masyarakat Rejang pada awalnya banyak mengirimkan putra-putrinya bersekolah ke daerah Sumatera Padang dengan tujuan Padang, Padang Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh dan daerah lainnya.

Di samping itu banyak dari mereka bersekolah di Palembang, dan sangat sedikit melanjutkan pendidik ke Jawa. Kalaupun ada, jumlahnya sangat sedikit. Baru sekitar tahun 70-an kelanjutan sekolah orang-orang Rejang berkiblat ke Jawa, terutama Yogyakarta, Jakarta dan Bandung dan adapula yang menerobos ke Medan.

Akibat banyaknya putra-putri orang Rejang pergi merantau melanjutkan pendidikan di luar Bengkulu membawa konsekuensi logis terhadap pertambahan penduduk di Lebong, Rejang dan sekitarnya—di dalam wilayah provinsi Bengkulu. Pertambahan penduduknya lamban.

Dipelopori orang Rejang dari Kotadonok, Talangleak, Semelako dan Muara Aman yang banyak menjadi pejabat di luar daerah, jadi anggota TNI dan Polri. Akhirnya sekitar tahun 1980-an orang Rejang yang jadi anggota TNI dan Polri serta PNS semakin banyak dan bertebaran dari Aceh sampai Irian Jaya.