Kamis, 17 Mei 2012

PEBERITAHUAN


NONTIFICATION AND ATTENTION
to all email users anywhere present, especially email at plasa. com, that is thursday (17/5/2012) around blow 16.00 wib my email nep_prahana@plasa. com menjebol hecker, so that until blow 24.03 (friday, 18/5/2012) last night i not yet can return my email is that. but, before my email is locked i am sempat see at box sent (send)ed a lot of email delivery that done hecker that, the total achieves 780 only few minutes.

Therefore, since may until time not yet can i ascertain, if some'x gets email with various its contents (belongs exploitation, pornography, victimization, sara etc), that not from me. because i am not again use email nep_prahana@plasa. com. hope to know, for ever get electronic mail from nep_prahana@plasa. com, that mean not i. we thank you for your kind attention.
My greetings
Naim Emel Prahana

Minggu, 29 April 2012

Metro Lomba Batik Khas


Metro - Metro harus diakui dibidang kesenian sudah sangat jauh ketinggalan, khususnya kesenian kreatif dan professional. Walau kota itu pernah jaya di tahun 1985-an silam. Kalaupun ada kegiatan seni, sastra dan budaya, sifatnya hanya formalitas oleh organisasi tertentu yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Metro.
Seperti belum lama ini, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Metro yang diketuai oleh Ny Netty Lukman Hakim mengadakan lomba design “batik khas” Metro.
Hasil upaya mempopulerkan batik oleh Dekranasda Metro itu telah menjaring 25 finalis lomba design—yang akhirnya dewan juri menetapkan 1 (satu) peserta sebagai pemenang.
Dian Arianto—seorang mahasiswa di Metro yang berdomisili di Tejoagung, Metro Timur ditetapkan melalui Surat Penetapan dan dibuatkan berita acaranya oleh Dekranasda Metro No 21/Dekranasda.KM/IV/2012 tanggal 24 April 2012 hari Selasa (24/4) lalu.
Keputusan penetapan pemenang lomba design khas batik Metro itu dilakukan oleh dewan juri di Operation Room (OR) Pemkot Metro. Dewanjuri yang terdiri dari Rohmatullah (pengusaha batik); Fritz Akhmad Nuzir (pengusaha) dan  Drs Joko Irianto (seniman Lampung).
Dalam kesempatan itu Joko Irianto berucap bahwa, hasil karya para peserta lomba kali ini  terbilang bagus, sehingga agak menyulitkan penilaian bagi dewan juri.
“Nilai masing-masing desain tidak berselisih jauh. Hal itu yang menyebabkan hadiah hanya untuk juara 1—3 saja,” ujar Joko seraya menambahkan, mereka juga memilih juara harapan 1—3.
Para juri lebih menitik beratkan penilaian kepada design khas batik, unik dan menarik, menurut Fritz dari kategori itulah mereka menetapkan pemenang lomba.
Hasil lengkap lomba dengan pemenangnya antara juara I, II dan II diraih  Dian Arianto (nilai 1574), Diana Yusuf—mahasiswa Dharma Wacana Metro warga Margorejo Metro Selatan (1531),  D Irianto Jatisusetyo—warga Yosorejo Metro Timur (1518).
Sementara untuk juara harapan dimenangkan masing-masing juara harapan I—III diraih oleh I Putu Febri Aditia, R Cahyo Lelono dan Atin Priyanto. (RD-2)

Plt Kadiskes Arogansi Dianggap Salah Paham

*Pelayanan Publik Puskesmas Bantul Buruk
Metro -Sikap arogansi salah seorang perawat di Puskesmas Bantul, Metro Selatan tentang pelayanan terhadap warga masyarakat yang membutuhkan rujukan beberapa hari lalu, dianggap Plt Kadiskes Kota Metro sebagai hal biasa dan hanya salah paham.
Hal itu dikatakan Plt Kadiskes Kota Metro, dr Erla Andriati kepada wartawan, Rabu (26/4) kemarin di ruang kerjanya. Erla terkesan mnelindungi pelayanan yang buruk di Puskesmas Bantul, Metro Selatan.
“Permasalahan itu sudah selesai dengan pihak pasien, bahkan walikota sendiri sudah mendapat laporan jadi tidak perlu dipermasalahkan,” tegas dr Erla.
Erla menambahkan, agar permasalahan seperti itu tidak terulang lagi di masa mendatang. Untuk menindaklanjuti pemberitaan media massa, Erla mengakui pihaknya sudah mendatangi Puskesmas Bantul, sekaligus untuk mengetahui duduk persoalannya.
Menurut Erla, apa yang sudah terjadi hanyalah bentuk kesalah pahaman saja.
“Permasalahan itu sudah selesai dengan keluarga pasien, dan pegawai itu sudah memberi laporan sampai pada pak walikota, “ jelas Erla.
Plt Kadiskes Metro itu pun berjanji, akan terus memberi pembinaan, agar kejadian itu tidak terulang lagi, dan berupaya peningkatan dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Namun, keterangan yang diberikan Erla terkesan tidak tegas menjawab persoalan yang sudah terjadi.
“Masalahnya sudah diketahui Walikota,” ungkap Erla.
Sementara di tempat terpisah melalui telepon genggam, Kepala Puskesmas Bantul, Ayik menegaskan kalau persoalannya sudah selesai dengan pihak yang dirugikan atas pelayanan Puskesmas Bantul.
Bahkan Ayik mengatakan, dokter Puskes bernama Ayu sudah ditelepon ajudan walikota, “Jadi masalah itu sudah diketahui walikota dan tak ada masalah lagi,” ulangnya lagi.
Kemudian Ayik mengatakan, tentang ajudan Walikota yang menelepon dr Ayu itu ia tidak tahu, karena yang ditelepon itu dr Ayu.
“Dan ia juga sudah menyuruh perawat yang punya masalah, Maindarti untuk menemui pihak pasien,” ungkap Ayik.
Namun, ketika dikonfirmasikan kepada pihak keluarga yang ditolak mendapatkan surat rujukan check up kesehatan, mengatakan dengan tegas, pihak Puskesmas belum pernah menemui keluarganya.
“Jadi, jangankan persoalannya selesai, datangpun belum,” kata orangtua korban penolakan surat rujukan Puskesmas Bantul itu.
Bahkan, pihak Pimpinan Puskesmas Bantul, Ayik ketika dikonfirmasikan via telepon genggam, kata-katanya tidak jelas ujung pangkalnya. Ia hanya membawa nama-nama pejabat Metro, dengan maksud wartawan takut. (naim emel prahana/RD-2)