Rabu, 29 April 2009

Waspadai Flu Babi

Waspadai Flu Babi
Dipostkan oleh Naim Emel Prahana/http://anokjang.multiply.com
VIRUS flu babi yang mewabah di Meksiko merupakan varian baru, yang strukturnya dibangun oleh tiga virus influenza yang berbeda, yaitu virus influenza babi (swine flu), virus influenza manusia, dan virus flu burung (avian influenza). Namun, berdasarkan penelitian, virulensinya (kemampuannya untuk menimbulkan penyakit) lebih rendah dibanding flu burung. Oleh karenanya, masyarakat diminta tidak terlalu panik, meskipun tetap meningkatkan kewaspadaan.
Seorang wanita membawa anaknya keluar dari ruang penyembuhan bagi pasien yang memiliki gejala seperti flu, di Rumah Sakit Naval, Meksiko, Selasa (28/4). Peringatan global telah dikeluarkan terhadap flu babi yang diduga menjadi penyebab naiknya angka kematian di Meksiko. Penyebaran penyakit ini telah keluar dari Meksiko, yang kasusnya terjadi di Timur Tengah dan Asia Pasifik.
Doktor CA Nidom yang mengepalai laboratorium flu burung Universitas Airlangga, Surabaya, kepada SP Rabu (29/4) mengatakan, virus H1N1 memang merupakan strain baru, namun ia cenderung menyebut varian baru, sehingga subtipenya tetap, yakni H1N1. Berbeda dengan H1N1 sebelumnya, karena virus yang telah menyebar dari Meksiko ke berbagai negara di dunia ini, berasal dari tiga virus influenza yang berbeda.
Dia menjelaskan, virus H1N1 model Meksiko kecepatan penyebarannya lebih cepat dibanding flu burung H5N1. Namun, dari segi virulensi lebih rendah. Di dunia angka kematian (case fatality rate/CFR) karena H5N1 berkisar 60 hingga 70 persen, di Indonesia 80 persen. Sedangkan, CFR untuk H1N1 Meksiko sekitar 7 persen.
Menurut Nidom, penetapan peningkatan fase 3 menjadi fase 4 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terhadap wabah flu babi bermakna virus H1N1 sangat menular antarmanusia dan bisa menuju pandemik pada manusia.
Saat ini, katanya, belum ada kajian apakah virus H1N1 varian baru yang menginfeksi manusia bisa balik menginfeksi hewan. "Jadi penanganannya pada tingkat manusia, dan harus cepat," kata Nidom.
Lebih lanjut dikatakan, informasi dari Centers for Disease and Prevention (CDC), virus flu babi bisa menular dari babi ke manusia, dan babi bisa terinfeksi flu manusia. Dari dulu telah ada penularan antarmanusia, tetapi tidak sedahsyat sekarang.
Menurut Nidom, pencegahan masuknya virus H1N1 varian Meksiko adalah pada manusia. Ini berbeda dengan H5N1 yang penekanannya pada hewan. Untuk sektor peternakan yang penting adalah biosekuriti.
"Departemen Pertanian harus melakukan karantina. Awasi lalu lintas babi antarwilayah dan lakukan surveilans. Kebanyakan selama ini surveilans diutamakan pada penyakit yang memiliki aspek ekonomi. Sekarang juga perlu ditekankan pada penyakit yang beraspek pada kesehatan masyarakat," tegas Nidom.
Sementara itu, ia mempertanyakan vaksinasi pada babi. Apakah agar tidak tertular virus varian Meksiko atau agar pola Meksiko tidak terjadi di Indonesia. Jadi, ucapnya, tidak perlu panik menghadapi flu babi.

Meluas
Sementara itu, wilayah penularan flu babi di dunia semakin meluas hingga Asia, Australia, dan Timur Tengah. Akibatnya, banyak maskapai penerbangan menghentikan penerbangan ke Meksiko.
Di Indonesia, sejumlah wilayah mewaspadai wabah flu babi. Dari Surabaya dilaporkan, Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Sigit Hanggono mengatakan lima dari 38 kabupaten/kota di provinsi itu, yakni Banyuwangi, Lumajang, Sidoarjo, Malang, dan Tulungagung, rawan flu babi.
"Meskipun demikian masyarakat di daerah tersebut tidak perlu risau, sebab flu babi tidak tergolong berbahaya,'' katanya. Pemerintah Kabupaten Badung juga bersiap mencegah masuknya flu babi. Penyakit itu dianggap mengancam masuknya wisatawan.
"Kami telah menyiapkan dana tidak terbatas melalui anggaran tak terduga untuk mengantisipasi mewabahnya pernyakit ini. Berapa pun dana yang diperlukan, akan kita support supaya daerah kami aman, " ujar Bupati Badung, Anak Agung Gde Agung.
Sedangkan dari Sumatera Utara dilaporkan, virus flu babi belum masuk ke daerah tersebut. Kendati demikian, ancaman penyakit ini harus tetap diantisipasi. "Masyarakat harus mewaspadai ancaman penyakit ini. Jangan sampai ada yang menjadi korban," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Sumut, Eddy Syofian. [N-4/SP/AFP/AP/E-9/B-14/080/070/AHS/137/151]

Tidak ada komentar: