Tidak lagi berlari-lari
tidak pula sejenak menunggu di
waktu
atau tepuk tangan seseringkali
senyum tanpa beban menggeluti
disilah kampung para kelahiran
negeri ini menjadi seribu dongeng
dan mitos
terlihat melingkari leher
anak-anak bangsa
suara cambuk terasa walau tak
terdengar
tempat semuanya bersenyawa adu
status
kebodohan yang tetap takkan
pernah berjaya
aku tidak lagi berlari
menenagkan diri dari hiruk pikuk
yang terus tersenyum kepada
kepongahan
kaum politikus, pengusaha dan
penguasa
di antara banyaknya kaum tanpa
wajah
tidak lagi mengejar waktu
apakah itu keputusanku
dengan alasan yang sebenarnya
rapuh
lalu, hanya berpegang teguh
aku hanya mengikuti waktuNYA.
April 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar