Selasa, 09 Desember 2014

Sehari Sebelum Sunyi




Yang terdiam
diam
berdiam di mata ungkapan rasa
lagi-lagi sia-sia
kehilangan tegur sapa

gelora panas berdiam
di mana rumah di mana jiwa
puing-puingnya berserakan
keramaian isak tangis menjadi hutan
hany terlihat jalan pergi ke luar negeri

yang diam terduduk
menyelimuti sesal; kenapa negeri ini anfal
sunyi tak lagi menyisakan harmonika warga
catatan-catatan lama tidak terbaca lagi
yang diam jadi korban retorika
yang berteriak jadi korban politika
pribadi-pribadi yang pernah mati
sebelum hari ini, berubah jadi lumpur
luluh dilantak amarah
janji-janji para jawara pemimpin jiwa
yang mendunia.

September 2013.

Tidak ada komentar: