Dari 35 hektare sawah yang terendam di Kecamatan Lebong Selatan, 10
hektare diantaranya rusak parah dan terpaksa harus dilakukan tanam
ulang, lantaran tertimbun material pasir yang hanyut dari arus banjir.
Ini juga mengakibatkan para petani di wilayah tersebut harus
mengeluarkan biaya lagi.
Petani Desa Suka Sari Kecamatan Lebong Selatan, Tiar (35) menuturkan,
akibat meluapnya aliran sungai Ketahun, merendam sawahnya yang baru
selesai tanam sekitar 2 minggu lalu. Kondisinya kini rusak parah. Dari
luas sawah 2 hektare, hanya terdapat beberapa bidang sawah yang selamat
karena tidak terkena banjir.
“Banjir juga mengakibatkan areal persawahan tertimbun karena banjir
juga membawa material pasir. Hal ini mengakibatkan sebagian padi yang
baru kita tanam rusak,” keluh Tiar.
Ditambahkan Tiar, banjir memang selalu terjadi di sepanjang aliran
sungai Ketahun saat musim penghujan tiba. Hanya saja banjir yang terjadi
Senin (8/9) lalu, bisa dibilang banjir terparah yang terjadi 3 tahun
belakangan.
“Ya mau bagaimana lagi, terpaksa harus mulai dari awal lagi untuk
mengganti tanaman padi yang rusak ini. Selain menambah waktu, juga harus
tambah biaya,” ujar Tiar pasrah.
Sementara itu, Perwira Penghubung Kodim 0409 Lebong Mayor Inf.
Sisrahmat, SH didampingi Komandan Koramil 02 Lebong Selatan Kapten Inf
Nama Simamora melalui Babinsa Serma Suparman mengatakan, saat ini air
sudah mulai surut, tapi lahan sawah tetap saja rusak lantaran terkena
banjir.
“Air yang merendam sawah ketinggiannya antara 50 Cm hingga 100 Cm atau satu meter,” ungkapnya. (dtk)
sumber: Harian Rakyat Bengkulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar