Selasa, 09 Februari 2016

TOPOS, Dari Peradaban Silam




DESA tua ini berabad-abad silam namanya dikenal sebagai Topos; Kutei Topos yang ( Tapus) merupakan salah satu desa tua di daerah Lebong provinsi Bengkulu. Letaknya dekat dengan hulu Air Ketahun (Sungai Ketahun). Karena geografisnya berada di celah Bukit Barisan, Topos memiliki tanah yang subur untuk bercocok tanam, lagi pula desa Topos merupakan desa bercuaca sejuk. Akibat desa ini dikelilingi oleh hutan Bukit Barisan yang masih perawan.

Suku Rejang Asli
Desa Topos, selain desa tua – termasuk di Indonesia itu penduduknya mereupakan sukubangsa Rejang. Diperkirakan desa Topos sudah berdiri jauh sebelum zaman Ajai-Ajai memimpin Lebong, dan terus berkembang sampai saat ini. Sebagai desa tua, Topos sering didatangi untuk keperluan ziarah dan atau mengadakan acara ‘bedu-o’ (berdoa) semacam acara tradisi, dengan tujuan seperti silaturrahmi dengan keluarga tua dan garis keturunannya, membayar nazar karena sesuatu sebab.
Desa Topos sampai tahun 1970-an masih terisolir. Karena, jalan penghubung dari desa Rimbo Pengadang atau dari desa Kotadonok belum dibangun secara permanent, kendati ruas jalannya sudah ada. Seperti menuju ke desa Rimbo Pengadang. Akses ke luar masuk ke desa Topos biasanya dilakukan dengan berjalan kaki. Namun, lambat laun desa Topos berkembang pesat mengejar ketertinggalannya.
Sejak pemekaran Kabupaten Rejang Lebong jadi tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Rejang (kabupaten Induk), Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Lebong. Desa Topos dan beberapa desa sekitarnya menjadi wilayah administrative Kecamatan Tapus atau Sukanegeri dengan ibukota kecamatannya adalah Tapus. Kecamatan Tapus sendiri dibentuk pada tahun 2008.

Mata Pencaharian
Sejak zaman dulu penduduk (masyarakat) desa Topos bermata pencaharian di bidang pertanian; sawah, lading dan kebun. Yang paling terkenal hasi dari desa Topos sejak zaman dahulu kala adalah odot (tembakau). Penduduk berprofesi sebagai pedagang atau pegawai negeri jumlahnya tidak banyak. Namun, sekarang penduduk – terutama generasi muda desa Topos sudah banyak berpendidikan tinggi, menjadi pegawai negeri sipil (PNS), seperti guru atau PNS di kantor-kantor pemerintah.
Desa Topos dan masyarakatnya adalah daerah yang erat kaitannya dengan sejarah sukubangsa Rejang dan potret peradaban masyarakat masa silam dan masa kini. Karena dikelilingi hutan Bukit Barisan dengan bentangan bukit-bukit yang memanjang dan berada di pinggiran Air Ketahun. Maka, tanah Topos adalah tanah yang sangat subur.

Hubungan Ke Luar
Dari desa terisolir, namun masyarakatnya sangat makmur sampai menjadi wilayah kecamatan baru. Hubungan ke luar saat ini sangat lancar dan ramai sekali. Hanya ada satu jalan menuju ke luar desa Topos, yaitu jalan poros Topos – Rimbo Pengadang. Jalan penghubung utama itu melewati beberapa desa, seperti Bandar Agung, Suka Negeri (dulu termasuk desa Topos), Talang Baru (Tlang Balau), Talang Donok (Tlang Donok), Tanjung dan desa Bajak.
Sampai tahun 1960-an akses ke luar dari Topos yang paling dekat, termasuk belanja dan berniaga adalah ke Kotadonok melalui tebo diding (nama hutan antara Topos dan Kotadonok) dengan berjalan kaki. Namun, sekarang akses hubunga ke luar sudah lancar, jalan aspal sudah dibangun oleh pemerintah. Sehingga hubungan ke luar masuk wilayah Topos sekarang tidak ada hambatan.

Kaya Objek Wisata
Desa tua Topos sebagai desa peninggalan peradaban masa silam banyak sekali menyimpan asset wisata, baik alam maupun benda-benda atau tempat bersejarah. Jika pemerintah Lebong lebih peduli terhadap potensi pariwisata di daerah Lebong. Seharusnya desa Topos dijadikan “desa budaya’. Di Topos dan sekitarnya terdapat beberapa objek wisata alam, seperti Air Terjun Ekor Kuda (di sungai Tik Semulen), Air Terjun Sapet, Batu Bahan Rumah Pahit Lidah, Batu Balimo. (berdasarkan cerita masyarakat Topos menyebutkan Batu Balimo merupakan tempat rapat para pendiri sukubangsa Rejang. Seperti rapat menetapkan normat-norma adapt (adapt istiadat), pengembangan wilayah, persoalan pertanian dans ebagainya). Diceritakan bahwa Adat Tiang Pat Lemo Ngen Rajo ditetapkan di Batu Balemo.
Kemudian rumah-rumah tua berdiri dan berdamingan serta berhadapan adalah bagian dari potensi wisata budaya di Topos. Kini, di Topos sudah berdiri sebuah masjid berukuran besar. Dan, itu menandakan seluruh penduduk Topos – kecamatan Tapus adalah beragama Islam.

Referensi:
-    blog Kutai Topos Jurukalang
-    tulisan-tulisan Erwin Basrin
-    catatan perjalanan penulis
-    cerita lisan  

Tidak ada komentar: