DESA tua ini berabad-abad
silam namanya dikenal sebagai Topos; Kutei Topos yang ( Tapus) merupakan salah satu desa tua di
daerah Lebong provinsi Bengkulu. Letaknya dekat dengan hulu Air Ketahun (Sungai
Ketahun). Karena geografisnya berada di celah Bukit Barisan, Topos memiliki
tanah yang subur untuk bercocok tanam, lagi pula desa Topos merupakan desa bercuaca
sejuk. Akibat desa ini dikelilingi oleh hutan Bukit Barisan yang masih perawan.
Suku Rejang Asli
Desa Topos, selain desa
tua – termasuk di Indonesia
itu penduduknya mereupakan sukubangsa Rejang. Diperkirakan desa Topos sudah
berdiri jauh sebelum zaman Ajai-Ajai memimpin Lebong, dan terus berkembang
sampai saat ini. Sebagai desa tua, Topos sering didatangi untuk keperluan
ziarah dan atau mengadakan acara ‘bedu-o’ (berdoa) semacam acara tradisi,
dengan tujuan seperti silaturrahmi dengan keluarga tua dan garis keturunannya,
membayar nazar karena sesuatu sebab.
Desa Topos sampai tahun
1970-an masih terisolir. Karena, jalan penghubung dari desa Rimbo Pengadang
atau dari desa Kotadonok belum dibangun secara permanent, kendati ruas jalannya
sudah ada. Seperti menuju ke desa Rimbo Pengadang. Akses ke luar masuk ke desa
Topos biasanya dilakukan dengan berjalan kaki. Namun, lambat laun desa Topos
berkembang pesat mengejar ketertinggalannya.
Sejak pemekaran Kabupaten
Rejang Lebong jadi tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Rejang (kabupaten Induk),
Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Lebong. Desa Topos dan beberapa desa sekitarnya
menjadi wilayah administrative Kecamatan Tapus atau Sukanegeri dengan ibukota
kecamatannya adalah Tapus. Kecamatan Tapus sendiri dibentuk pada tahun 2008.
Mata Pencaharian
Sejak zaman dulu penduduk
(masyarakat) desa Topos bermata pencaharian di bidang pertanian; sawah, lading
dan kebun. Yang paling terkenal hasi dari desa Topos sejak zaman dahulu kala
adalah odot (tembakau).
Penduduk berprofesi sebagai pedagang atau pegawai negeri jumlahnya tidak
banyak. Namun, sekarang penduduk – terutama generasi muda desa Topos sudah
banyak berpendidikan tinggi, menjadi pegawai negeri sipil (PNS), seperti guru
atau PNS di kantor-kantor pemerintah.
Desa Topos dan
masyarakatnya adalah daerah yang erat kaitannya dengan sejarah sukubangsa
Rejang dan potret peradaban masyarakat masa silam dan masa kini. Karena
dikelilingi hutan Bukit Barisan dengan bentangan bukit-bukit yang memanjang dan
berada di pinggiran Air Ketahun. Maka, tanah Topos adalah tanah yang sangat
subur.
Hubungan Ke Luar
Dari desa terisolir,
namun masyarakatnya sangat makmur sampai menjadi wilayah kecamatan baru.
Hubungan ke luar saat ini sangat lancar dan ramai sekali. Hanya ada satu jalan
menuju ke luar desa Topos, yaitu jalan poros Topos – Rimbo Pengadang. Jalan
penghubung utama itu melewati beberapa desa, seperti Bandar Agung, Suka Negeri
(dulu termasuk desa Topos), Talang Baru (Tlang Balau), Talang Donok (Tlang
Donok), Tanjung dan desa Bajak.
Sampai tahun 1960-an
akses ke luar dari Topos yang paling dekat, termasuk belanja dan berniaga
adalah ke Kotadonok melalui tebo
diding (nama hutan antara Topos dan Kotadonok) dengan berjalan kaki.
Namun, sekarang akses hubunga ke luar sudah lancar, jalan aspal sudah dibangun
oleh pemerintah. Sehingga hubungan ke luar masuk wilayah Topos sekarang tidak
ada hambatan.
Kaya Objek Wisata
Desa tua Topos sebagai
desa peninggalan peradaban masa silam banyak sekali menyimpan asset wisata,
baik alam maupun benda-benda atau tempat bersejarah. Jika pemerintah Lebong
lebih peduli terhadap potensi pariwisata di daerah Lebong. Seharusnya desa
Topos dijadikan “desa budaya’. Di Topos dan sekitarnya terdapat beberapa objek
wisata alam, seperti Air Terjun Ekor Kuda (di sungai Tik Semulen), Air Terjun
Sapet, Batu Bahan Rumah Pahit Lidah, Batu Balimo. (berdasarkan cerita masyarakat
Topos menyebutkan Batu Balimo merupakan
tempat rapat para pendiri sukubangsa Rejang. Seperti rapat menetapkan
normat-norma adapt (adapt istiadat), pengembangan wilayah, persoalan pertanian
dans ebagainya). Diceritakan bahwa Adat Tiang Pat Lemo Ngen Rajo
ditetapkan di Batu Balemo.
Kemudian rumah-rumah tua
berdiri dan berdamingan serta berhadapan adalah bagian dari potensi wisata
budaya di Topos. Kini, di Topos sudah berdiri sebuah masjid berukuran besar.
Dan, itu menandakan seluruh penduduk Topos – kecamatan Tapus adalah beragama
Islam.
Referensi:
- blog Kutai Topos Jurukalang
- tulisan-tulisan Erwin Basrin
-
catatan perjalanan penulis
-
cerita lisan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar