Minggu, 29 April 2012

Puting Beliung Hajar 9 Rumah


Karangrejo, Metro
Metro Utara -Sebanyak 9 rumah warga di RW 6 Kelurahan Karangrejo BD 23 Kecamatan Metro Utara, Kota Metro rusak akibat diterjang angin puting beliung yang terjadi, Selasa (24/4) lalu sekitar pukul 18.30—19.30 WIB.
Akibat terjangan puting beliung itu, sekitar 2 hektar lahan tanaman palawija hancur, pagar tembok sebuah pabrik beras sepanjang 50 meter roboh rata dengan tanah dan diperkirakan kerugian mencapai Rp 64 juta rupiah.
Lurah Karangrejo BD 23, Yoseph Nenotaek STTP kepada LE, Rabu (25/4) kemarin sore mengatakan, kondisi rumah yang diterjang puting beliung tersebut mengalami kerusakan rata-rata di bagian atapnya.
“Angin kencang disertai hujan lebat telah menerbangkan atap-atap rumah warga saya,:” kata Yoseph.
Bahkan, kata dia dua buah tiang listrik permanen patah menjadi dua bagian diterjang puting beliung.
Di sisi lain, puting beliung di Kelurahan Karangrejo menghantam 3 pohon besar hingga tumbang.
“Saat ini warga yang kena musibah puting beliung butuh bantuan dan uluran tangan pemerintah dan pihak lain yang peduli atas bencana di wilayahnya,” harap Yoseph.
Diungkapkan Lurah Karangrejo BD 23, warga korban angin puting beliung yang rumahnya rusak itu adalah Sugeng, Sugianto, Nur Wahyudi, Mulyani, Katino, Sutadianto, Suprianto, Murni dan Sutrino.
“Rata-rata mereka adalah petani di kelurahan Karangrejo,” tutur lurah Yoseph.
Sementara itu, Rabu (25/4) sekitar pukul 16.25 WIB angin kencang kembali melanda beberapa wilayah di Kota Metro dari arah Batanghari menuju ke Metro Utara, melintasi kelurahan Yosodadi, Yosorejo dan Yosomulyo.
Namun, hingga berita ini diturunkan, belum diketahui, apakah angin puting beliung disertai angin kencang sore kemarin menimbulkan kerusakan atau tidak. (naim emel prahana/RD-2)

Sasana Angkat Besi Metro Diresmikan














BARU—Kendati secara resmi Pengurus Cabang Angkat Besi Kota Metro belum ada, karena terganjal birokrasi padepokan Imron Rosadi di Pringsewu. Namun, baik pelati, pengurus dan para lifter angkat besi dan berat Kota Metro terus berjuang, hasilnya sungguh mengagumkan. Sekarang mereka sudah memiliki sasan latihan sendiri yang dibangun dengan anggaran Rp 100 juta. FOTO NAIM EP/LE

Metro Timur-Luar biasa! Itulah kesan ketika mengunjungi Sasana Angkat Besi Metro yang dikomandani Ir H D Shantory—yang kebetulan saat ini masih anggota DPRD Kota Metro periode ke II.
Hal itu terlihat ketika Walikota Metro meresmikan Sasana Angkat Besi (SAB) Kota Metro yang merupakan satu-satunya sasana angkat besin yang ada di Kabupaten/Kota di Lampung di luar Padepokan Angkat Besi Imron Rosadi di Pringsewu.
SAB Kota Metro diresmikan, Minggu (29/4) kemarin oleh walikota Metro, H Lukman Hakim SH MM di Tejoagung, Metro Timur Kota Metro.
Peresmian SAB Kota Metro itu semakin istimewa kemarin, karena dihadiri salah satu anggota DPR-RI dari Komisi X yang membidangi olahraga, Itet Trijajati Sumarijanto MRA SS MBA beserta rombongannya.
Itet Trijajati saat ini menjadi pembina Itet Center merasa tergerak hatinya membantu Sasana Angkat Besi Kota Metro yang selama berdirinya telah menoreh prestasi gemilang dengan perolehan atletnya untuk jumlah cukup banyak, yaitu 37 medali emas dari berbagai even.
“Baik even Nasional maupun Internasional,” kata Yon, sang pelatih kepala SAB Kota Metro kepada koran LE kemarin.
Menurut Yon yang mendampingi Ketua Umum Pengcab Angkat Besi Metro, Ir H D Shantory, 37 medali emas itu mereka raiuh dalam kurun waktu 2003—2012.
Prestasi kami (atlet) kata Yon merupakan kekuatan murni yang fleksibel, konsentrasi, kemampuan, disiplin dan mental.
“Kami mohon dukungan semua pihak,” harap Yon yang sangat disetujui oleh Ir D Shantory dan Gatot (pengurus SAB Metro).
Sementara itu, Itet Trijajati Sumarijanto MRA SS MBA mengatakan  sebagai anggota DPR RI di komisi Xyang membidangi pemuda dan olah raga, tergerak hatinya untuk mendengarkan aspirasi masyarakat, guna mencarikan solisi dan langkah cepat dan konkrit.
“Bukan melihat dari cabang olahraganya, ini sudah bagus, karena kenyataanya sudah meraih tingkat Nasional dan Sea Games, “ katanya.
Dikatakan Itet, ia mengambil langkah dengan tidak melalui pemerintah dengan mencari jaringan di luar birokrasi dengan membangun Itet Centre dan turun kelapangan untuk melihat apa yang terjadi lalu mencari solusi dengan langkah konkrit.
Pada kesempatan yang sama, walikota Metro, H Lukman Hakim menjelaskan, kedatangan ibu Itet dari Komisi X yang membidangi olah raga sangat tepat.
“Ia akan merangkul para pengusaha, tapi sangat sulit karena di Metro tidak adanya perusahaan besar seperti daerah lain,” ujar Lukman.
Lukman pun mengakui, angkat besi belum ada pengcabnya, kepengurusan yang ada belum resmi, tapi akan tetap memperhatikan cabang olah raga itu.
Sedangkan Pelatih Angkat Besi Metro, Yon menjelaskan, sebelum didirikan gedung baru kondisi sangat menyedihkan.
SAB Metro berukuran 8 x 18 meter dengan luas lahan 20 x 25 meter, untuk bangunan gedung murni bantuan pihak luar yang mereka jalin hubungan selama ini.
“Kita tidak mungkin menggantungkan dana dari pemerintah, oleh karena kami mencari jalan ke luarnya, yang penting program kami berjalan lancar,” urai Yon.
Yon menambahkan, kondisinya seperti kandang ayam, tapi walau begitu tercetak beberapa lifter berprestasi tingkat nasonal maupun internasional, seperti halnya Eko Yuli Irawan meraih medali emas kejuaraan dunia goyang Korea dan Triatno, juara Sea Games 2007, 2009, dan 2012.
Ia juga menjelaskan, melihat kondisi itu, ia terus berjuang, para lifternya yang berprestasi mendapat perhatian sungguh-sungguh dari ibu Itet.
Melalui Itet Centre, kata Yon mereka mencari bantuan dari Kick Andy Hope yang memnggandeng Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian Sosial Jakarta (YKDK) dan Extra Joss.
“ Setelah mendapatkan bantuan itu,  sasana dibangun pada 31 januari 2012 dan selesai 15 Pebruari 2012, “ jelasnya. (naim emel prahana/RD-2)