BARU—Kendati
secara resmi Pengurus Cabang Angkat Besi Kota Metro belum ada, karena terganjal
birokrasi padepokan Imron Rosadi di Pringsewu. Namun, baik pelati, pengurus dan
para lifter angkat besi dan berat Kota Metro terus berjuang, hasilnya sungguh
mengagumkan. Sekarang mereka sudah memiliki sasan latihan sendiri yang dibangun
dengan anggaran Rp 100 juta. FOTO NAIM EP/LE
Metro Timur-Luar biasa! Itulah kesan ketika mengunjungi Sasana Angkat
Besi Metro yang dikomandani Ir H D Shantory—yang kebetulan saat ini masih
anggota DPRD Kota Metro periode ke II.
Hal itu terlihat ketika Walikota Metro meresmikan Sasana
Angkat Besi (SAB) Kota Metro yang merupakan satu-satunya sasana angkat besin
yang ada di Kabupaten/Kota di Lampung di luar Padepokan Angkat Besi Imron
Rosadi di Pringsewu.
SAB Kota Metro diresmikan, Minggu (29/4) kemarin oleh
walikota Metro, H Lukman Hakim SH MM di Tejoagung, Metro Timur Kota Metro.
Peresmian SAB Kota Metro itu semakin istimewa kemarin, karena
dihadiri salah satu anggota DPR-RI dari Komisi X yang membidangi olahraga, Itet
Trijajati Sumarijanto MRA SS MBA beserta rombongannya.
Itet Trijajati saat ini menjadi pembina Itet Center merasa
tergerak hatinya membantu Sasana Angkat Besi Kota Metro yang selama berdirinya
telah menoreh prestasi gemilang dengan perolehan atletnya untuk jumlah cukup
banyak, yaitu 37 medali emas dari berbagai even.
“Baik even Nasional maupun Internasional,” kata Yon, sang
pelatih kepala SAB Kota Metro kepada koran LE kemarin.
Menurut Yon yang mendampingi Ketua Umum Pengcab Angkat Besi
Metro, Ir H D Shantory, 37 medali emas itu mereka raiuh dalam kurun waktu
2003—2012.
Prestasi kami (atlet) kata Yon merupakan kekuatan murni yang
fleksibel, konsentrasi, kemampuan, disiplin dan mental.
“Kami mohon dukungan semua pihak,” harap Yon yang sangat
disetujui oleh Ir D Shantory dan Gatot (pengurus SAB Metro).
Sementara itu, Itet Trijajati Sumarijanto MRA SS MBA
mengatakan sebagai anggota DPR RI di komisi Xyang
membidangi pemuda dan olah raga, tergerak hatinya untuk mendengarkan aspirasi
masyarakat, guna mencarikan solisi dan langkah cepat dan konkrit.
“Bukan melihat dari cabang olahraganya, ini sudah bagus,
karena kenyataanya sudah meraih tingkat Nasional dan Sea Games, “ katanya.
Dikatakan Itet, ia mengambil langkah dengan tidak melalui
pemerintah dengan mencari jaringan di luar birokrasi dengan membangun Itet
Centre dan turun kelapangan untuk melihat apa yang terjadi lalu mencari solusi
dengan langkah konkrit.
Pada kesempatan yang sama, walikota Metro, H Lukman Hakim
menjelaskan, kedatangan ibu Itet dari Komisi X yang membidangi olah raga sangat
tepat.
“Ia akan merangkul para pengusaha, tapi sangat sulit karena
di Metro tidak adanya perusahaan besar seperti daerah lain,” ujar Lukman.
Lukman pun mengakui, angkat besi belum ada pengcabnya,
kepengurusan yang ada belum resmi, tapi akan tetap memperhatikan cabang olah
raga itu.
Sedangkan Pelatih Angkat Besi Metro, Yon menjelaskan,
sebelum didirikan gedung baru kondisi sangat menyedihkan.
SAB Metro berukuran 8 x 18 meter dengan luas lahan 20 x 25
meter, untuk bangunan gedung murni bantuan pihak luar yang mereka jalin
hubungan selama ini.
“Kita tidak mungkin menggantungkan dana dari pemerintah,
oleh karena kami mencari jalan ke luarnya, yang penting program kami berjalan
lancar,” urai Yon.
Yon menambahkan, kondisinya seperti kandang ayam, tapi walau
begitu tercetak beberapa lifter berprestasi tingkat nasonal maupun
internasional, seperti halnya Eko Yuli Irawan meraih medali emas kejuaraan dunia
goyang Korea dan Triatno, juara Sea Games 2007, 2009, dan 2012.
Ia juga menjelaskan, melihat kondisi itu, ia terus berjuang,
para lifternya yang berprestasi mendapat perhatian sungguh-sungguh dari ibu Itet.
Melalui Itet Centre, kata Yon mereka mencari bantuan dari
Kick Andy Hope yang memnggandeng Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian Sosial Jakarta
(YKDK) dan Extra Joss.
“ Setelah mendapatkan bantuan itu, sasana dibangun pada 31 januari 2012 dan
selesai 15 Pebruari 2012, “ jelasnya. (naim emel prahana/RD-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar