Sabtu, 13 Februari 2016

JAKARTA TEMPOE DOELOE

Jakarta Tempoe Doeloe 
( dalam gambar )













Rupiah

Dari Waktu Ke Waktu































Gambar: Koleksi pribadi Naim Emel Prahana

Wisata Kota Lubuklinggau



1. Air Terjun Temam
Tempat wisata yang pertama yang wajib anda kunjungi di Lubuklinggau adalah Air Terjun Temam. Air Terjun ini berada sekitar 11 kilometer kearah selatan dari pusat kota Lubuklinggau. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 12 meter dengan lebar 25 meter. Lingkungan yang masih sangat alami memang menjadikan tempat ini sebagai salah satu tujuan wisata paling favorit di Lubuklinggau.
Batu-batuan serta pepohonan hijau yang masih terjaga keasriannya akan menemani perjalanan anda. Jarak air terjun Temam ini sendiri sekitar 6.5 jam perjalanan dari kota Palembang dengan menggunakan kendaraan bermotor. Namun, untuk anda yang berada di daerah ujung utara pulau Sumatera, anda dapat menempuh jalur alternative lain, yaitu melalui Bengkulu yang akan menghabiskan waktu sekitar 4 jam. Sedangkan dari pusat Kota Lubuk Linggau sendiri hanya berjarak sekitar 30 menit perjalanan saja. Wow! Cukup dekat bukan?!

2. Air Terjun Watervang
Objek wisata yang kedua adalah Air Terjun Watervang. Sebenarnya objek wisata yang satu ini adalah merupakan bendungan yang menyerupai Air Terjun. Bendungan yang dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1941 dibendung untuk pengairan persawahan masyarakat. Pada saat itu area persawahan masyarakat dikawasan sepanjang sungai Kelingi Kota Lubuklinggau sampai ke Kecamatan Tugu Mulyo dan Megang Sakti yang luasnya kurang lebih 8.000 hektar tentu harus memiliki pengairan yang baik.
Selain fungsi utama sebagai pengairan persawahan masyarakat, namun tempat ini juga memberikan suasana yang khas untuk dijadikan tempat wisata. Objek wisata ini terletak kurang lebih 5 km ke arah timur dari pusat kota Lubuklinggau. Kita hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja dari Pusat Kota Lubuklinggau dengan menggunakan kendaraan bermotor. Cukup dekat bukan? Recommended place nih untuk tempat melepas penat dan santai sejenak.
3. Bukit Sulap
Setalah mengetahui dua tempat yang hampir sama sebelumnya, tempat ketiga ini memiliki sedikit perbedaan. Yup, perbukitan! Bukit sulap, adalah sebuah tempat wisata berlokasi hanya sekitar 2 km dari pusat kota Lubuklinggau. Bukit ini memiliki ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut. Tumbuh-tumbuhan yang masih alami dan asri memang membuat temperatur udara menjadi sangat sejuk.
Untuk anda yang menyukai pertualangan, maka perjalanan menuju puncak bukit patut anda coba, mengingat puncak bukit ini belum dapat dilalui dengan kendaraan bermotor. Memang cukup melelahkan jika ditempuh dengan jalan kaki, tapi semua itu akan terbayar ketika anda sampai di puncak bukit ini. Anda dapat memandang keindahan kota Lubuklinggau, terlebih jika anda melakukan perjalanan dimalam hari yang tentu akan menjadi lebih menarik lagi.
Ditempat ini juga terdapat tumbuhan yang cukup unik dan menarik perhatian. Tumbuhan ini berupa bambu yang batangnya berwarna hijau bersih seperti pohon bambu biasanya, namun dahan dan ranting-rantingnya berwarna kuning serta berduri. Selain itu juga terdapat bambu yang batangnya berlubang tapi dahan dan ranting-rantingnya buntu. Sehingga menjadikan bambu ini mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri yang mungkin tidak akan anda temukan di tempat lain. Bahkan tidak hanya itu, di tempat ini juga terdapat sungai yang memiliki aliran yang sangat jernih yang bernama sungai Kesie. Dengan semua keindahan panorama alam inilah yang menjadikan Bukit Sulap sebagai salah satu objek wisata yang wajib anda kunjungi.

Kota Lubuklinggau



Menelusuri Cerita Asal Usul   


Cerita 1
Pada zaman dahulu kala ada 7 bidadari yang sedang turun dari kayangan (kerajaan di langit) untuk mandi di sebuah telaga, dimana pada saat itu hanya terdapat sebuah telaga yang masih terdapat airnya, dikarenakan adanya musim kemarau yang panjang.
Tapi naas bagi bidadari bungsu karena selendang yang dimilikinya hilang diambil oleh seorang pemburu sehingga ia tak dapat pulang lagi kelangit.
Pemuda tersebut bernama Bujang Penulup yang artinya adalah seorang pemburu binatang yang menggunakan alat buru berupa tulup atau sumpit. Sedangkan putri bungsu tersebut bernama Sringga Pisat.
Suatu saat bidadari tersebut menemukan pakaian yang disembuyikan oleh Bujang Penulup, kemudian bidadari tersebut dapat pulang kelangit, namun bujang penulup melihatnya, maka dia berkata “SILAMPARI” (Putri hilang). Karena putri yang ingin kembali berangsur-angsur menghilang.

                                                                             Cerita 2
Dahulu kala ada seorang raja bernama Raja Biku 8 dewa dan permaisurinya bernama Putri Ayu Selendang Kuning, Raja ini terkenal dengan kesaktiannya yang tiada tanding karena kepandaiannya terbang. Ilmu 8 dewa yang dia miliki diantaranya: Dewa api, dewa matahari, dewa udara, dewa angin, dewa air. Setelah 10 thn berkeluarga raja belum juga memiliki keturunan, akhirnya dia mengakui kelemahannya. Kemudian turun lah dewa mantra sakti tujuh dari langit yang turun dipuncak bukit Rimbo Tenang untuk menolong Raja Biku.
Sang Raja disuruh bertapa/semedi untuk mendapatkan kembang tanjung kelopak enam helai melalui sukma mantra (hanya sukma saja yang pergi). Bunga tanjung digunakan untuk mandi putri dengan ramuannya kembang tanjung kelopak enam, daun pandan, daun purut, dan akar wangi kesemua direndam jadi satu lalu dipakai mandi dan sisanya diminum.
Setelah putri tersebut meminumnya mulailah putri hamil dengan enam kehamilan yang normal sehingga putri mendapatkan enam anak yaitu 1 laki-laki dan 5 perempuan. Nama anak-anak raja tersebut adalah :
1.      BUDUR,
2.      DAYANG TARE
3.      DAYANG DERUJA
4.      DAYANG DERUJI
5.      DAYANG AYU
6.      DAYANG IRENG MANIS
Jumlah anak tersebut sesuai dengan jumlah kelopak kembang tanjung yang diberikan. Tetapi Raja Biku memiliki perjanjian yaitu semua akan kembali seperti semula (SILAM).Saat itu pun tiba, mula-mula yang hilang adalah putri Dayang Tare karena dia yang pertama kali mengadu kepada dewa tentang deritanya di dunia, dia hilang di Rimbo Tenang.Kemudian yang hilang selanjutnya, yaitu Dayang Deruja yang hilang di Rejang Rebo dan diberi tanda pohon ketapang kuning.Kemudian Dayang Ayu, Dayang Ireng Manis Dayang Deruji beserta ibunya hilang di bukit ayu.Raja Biku hilang di laut cina sedangkan Budur hilang di Ulak Lebar. Karena putra-putri hilang maka masyarakat berkata “SILAMPARI” (Putri yang hilang).

Kisah Dayang Torek



Cerita Asal Mulau Bumi SilampariI
Kisah berasal dari desa Ulak Lebar, marga Sindang Kelingi Ilir, Lubuklinggau Sumsel. Alkisah, di dusun Ulak Lebar tersebut hiduplah seorang putri yang cantik luar biasa. Tubuh yang tinggi semampai, wajahnya halus bercahaya, rambutnya panjang ikal mayang, jemarinya lentik, matanya berkilau seperti bintang. Gadis itu bernama Dayang Torek.
Karena kecantikannya banyak orang terkagum-kagum. Dayang Torek terkenal sampai ke pelosok negeri. Banyak orang yang mengatakan Dayang Torek seperti titisan bidadari dari kayangan. Atau peri (orang Lubuklinggau menyebutnya) yang turun dari langit.
Selain memiliki kecantikan yang luar biasa, Dayang Torek juga pandai menari. Sehingga Dayang Torek kerap diminta untuk menari dihadapan para pembesar yang datang berkunjung ke Ulak Lebar.
Ternyata, kecantikan Dayang Torek menyebar ke seluruh antero negeri. Dan sampailah tentang kecantikan Dayang Torek ke telinga pangeran dari Palembang. Pangeran dari Palembang tersebut ingin membuktikan apakah benar Dayang Torek seorang gadis yang memiliki kecantikan luar biasa seperti digebar-gemborkan orang. Ketika sampai di desa Ulak Lebar, seperti biasa para tamu disambut dengan tari-tari persembahan. Betapa terkejutnya pangeran ketika melihat seorang penari yang lemah gemulai dan memiliki kecantikan luar biasa. Pangeran sangat terpesona.
“ Wow! Cantik sekali gadis itu. Luar biasa…Benar kata orang kalau di desa ini ada bidadari. Siapakah nama bidadari ini..?” Batin Pangeran terkagum-gagum. Seperti tamu yang lainnya, mata pangeran pun seperti tak berkedip melihat keanggunan Dayang Torek.
Kekaguman Pangeran membuat dirinya ingin memiliki putri Dayang Torek. Hatinya sudah bulat ingin menyunting putri Dayang Torek. Lalu pangeran menghadap ayahanda Dayang Torek, yaitu Gindo Ulak Lebar. Pangeran menyampaikan keinginannya untuk mmempersunting Dayang
“Gindo Ulak Lebar, Aku bermaksud ingin menyunting putri Gindo, Dayang Torek. Aku ingin membawanya ke istanaku di Palembang untuk kujadikan permaisuriku,” ujar pangeran. Dalam hati Pangeran, Gindo Ulak Lebar tak akan menolak, apalagi jika anaknya akan dijadikan permaisuri.
“Maaf Baginda, hamba bukan menolak keinginan baginda Pangeran. Benar Dayang Torek putri hamba. Namun, semuanya hamba serahkan kepada Dayang Torek sendiri Baginda. Karena dialah yang punya hak untuk menentukan nasibnya,” jawab Gindo Ulak Lebar dengan hati bergetar.
”Hmmm. Baik, mana putrimu itu,” tanya Pangeran agak pongah.
Ketika Dayang Torek tiba dihadapannya, Pangeran mengemukakan maksudnya. Dayang Torek dengan halus menolak permintaan Pangeran dengan alasan belum mau berumah tangga. Sang Pangeran berusaha menutupi kekecewaannya. Dalam hati dia bertekat suatu saat Dayang Torek pasti akan disuntingnya.
Setelah kembali ke Palembang, beberapa kali Pangeran mengirim utusannya ke dusun Ulak Lebar untuk melamar Dayang Torek. Di bawanyahlah hadiah emas dan perak, dengan harapan Dayang Torek menerima kesungguhannya.
Melihat gelagat ini, Gindo Ulak Lebar mulai waspada terhadap penolakan putrinya. Walau bagaimanapun Pangeran adalah atasannya. Tidak menutup kemungkinan suatu saat akan terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi di Ulak Lebar ini. Akhirnya Gindo bersama dengan warganya menanami sekeliling kampung dengan bambu yang sangat rapat. Maksudnya sebagai benteng pertahanan.
Namun, sebelum pekerjaan mereka selesai, Dayang Torek telah diculik. Semua penduduk geger. Dayang Torek di cari kemana-mana namun tidak bertemu juga. Akhirnya diketahuilah kalau Dayang Torek telah diculik oleh orang suruhan pangeran. Suatu hari Gindo datang ke Palembang menemui Pangeran.
“Pangeran junjungan patik, hamba mohon kembalikan putri hamba. Mengapa Pangeran menculiknya?”
“Gindo, aku menyukai anakmu itu. Berulang kali aku meminta kesediaannya untuk ku sunting jadi istriku. Tapi dia selalu menolak! Habislah kesabaranku. Sekarang dia telah menjadi istriku dia akan bahagia hidup di istanaku. Pulanglah ke Ulak Lebar”
”Izinkan hamba bertemu anak hamba, Pangeran” Gindo Ulak Lebar memelas.
”Suatu saat Gindo, suatu saat aku dan Dayang Torek akan datang ke Ulak Lebar” Jawab pangeran sembari tertawa. Dengan perasaan sedih akhirnya Gindo pulang ke Ulak Lebar. Bagaimanapun cara pangeran menculik anaknya bukanlah tindakan terpuji.
Selanjutnya mengetahui ini, adik Dayang Torek yang bernama Nyongang menyusul ke Palembang. Ternyata Dayang Torek telah mempunyai seorang putra. Darah muda Nyongang bangkit. Dia tidak terima ayuknya (saudara perempuan) diperlakukan seperti itu. Dayang bukan dijadikan permaisuri, akan tetapi dijadikan selir, entah yang ke berapa. Dengan menggunakan kekuatan ilmunya, Nyonggang berhasil menemui Dayang Torek di istana.
“Ayuk Dayang Torek, kau harus lari dari sekapan Pangeran bejat itu ayuk. Mari pulang bersamaku. Kita pulang ke Ulak Lebar...” Bujuk Nyongang.
“Adikku, aku telah berputra,” kata Dayang Torek Lembut. Wajahnya pucat pasi menandakan ia sangat tersiksa.
“Tinggalkan saja, Bukankah ini istana bapaknya”
“Tidak dik, Bagaimanapun dia adalah darah dagingku. Aku tidak mungkin meninggalkannya”
“Baik, kalau begitu kita bawa pergi,” kata Nyongang. Akhirnya Nyongang berhasil membawa kabur Dayang Torek dan anaknya. Mereka berjalan- keluar masuk hutan tiada henti. Akhirnya sampailah mereka di tepi sungai Kelingi di kaki Bukit Sulap. Sejak awal Nyongang tidak menyenangi anak Dayang Torek yang dianggapnya anak haram. Munculah akalnya untuk melenyapkan anak itu. Diselipkannya taji ditangannya lalu dtepukannya ke dahi anak Dayang Torek. Anak Dayang Torek meninggal seketika.
“Nyongang! Apa yang kau lakukan? Mengapa kau bunuh anakku?,” kata Dayang Torek terkejut.
“Tidak yuk, aku hanya menepuk nyamuk yang menempel di dahinya”
“Tidak!! Kau sengaja ingin melenyapkan anakku!.”
“Yuk, sudahlah mengapa harus ditangisi? Bukankah ayah anak ini adalah orang yang ayuk benci? Dan ini.., ini anak haram yuk!”
“Tidak! Kau tidak boleh melakukan ini. Anak ini tidak berdosa Nyongang. Dia adalah darah dagingku. Aku benci dengan kau! Kau juga jahat! Jahat!,” Dayang Torek menangis sambil berlari ke Bukit Sulap.
“Ayuk! Jangan pergi. Ayuuuuk!” Nyongang berteriak-teriak mengejar Dayang Torek. Dayang Torek berlari sangat cepat. Nyonggang terus mengejar Dayang Torek yang berlari ke puncak Bukit Sulap sembari menangis. Tiba-tiba Dayang Torek lenyap tak tahu kemana. Nyonggang berteriak-teriak histeris.
”Yuk, ke mana kau yuk, kemana kau…mengapa kau menghilang!” Nyongang menangis dan berteriak sekencang-kencangnya. Gema suaranya mengisi lereng Bukit Sulap hingga ke lembah. Semua hewan yang berada di Bukit Sulap diam tak bersuara. Beberapa pohon tumbang karena suara Nyonggang yang menggelegar seperti petir.
Akhirnya tinggalah Nyongang menangis sedih meratapi kepergian Dayang Torek yang silam ”hilang” di Bukit Sulap. Sejak itu, untuk mengenang peristiwa tragis di Bukit Sulap masyarakat menyebutnya silampari. Artinya Putri atau peri yang hilang (silam). Sejak itulah Kota Lubuklinggau dan Musi Rawas sering disebut Bumi Silampari. (oleh RD.Kedum)