Menelusuri Cerita Asal Usul
Cerita 1
Pada
zaman dahulu kala ada 7 bidadari yang sedang turun dari kayangan (kerajaan di
langit) untuk mandi di sebuah telaga, dimana pada saat itu hanya terdapat
sebuah telaga yang masih terdapat airnya, dikarenakan adanya musim kemarau yang
panjang.
Tapi naas bagi bidadari bungsu karena selendang yang dimilikinya hilang diambil oleh seorang pemburu sehingga ia tak dapat pulang lagi kelangit.
Pemuda tersebut bernama Bujang Penulup yang artinya adalah seorang pemburu binatang yang menggunakan alat buru berupa tulup atau sumpit. Sedangkan putri bungsu tersebut bernama Sringga Pisat.
Tapi naas bagi bidadari bungsu karena selendang yang dimilikinya hilang diambil oleh seorang pemburu sehingga ia tak dapat pulang lagi kelangit.
Pemuda tersebut bernama Bujang Penulup yang artinya adalah seorang pemburu binatang yang menggunakan alat buru berupa tulup atau sumpit. Sedangkan putri bungsu tersebut bernama Sringga Pisat.
Suatu
saat bidadari tersebut menemukan pakaian yang disembuyikan oleh Bujang Penulup,
kemudian bidadari tersebut dapat pulang kelangit, namun bujang penulup
melihatnya, maka dia berkata “SILAMPARI” (Putri hilang). Karena putri
yang ingin kembali berangsur-angsur menghilang.
Cerita 2
Dahulu
kala ada seorang raja bernama Raja Biku 8 dewa dan permaisurinya bernama
Putri Ayu Selendang Kuning, Raja ini terkenal dengan kesaktiannya yang
tiada tanding karena kepandaiannya terbang. Ilmu 8 dewa yang dia miliki
diantaranya: Dewa api, dewa matahari, dewa udara, dewa angin, dewa air. Setelah
10 thn berkeluarga raja belum juga memiliki keturunan, akhirnya dia mengakui
kelemahannya. Kemudian turun lah dewa mantra sakti tujuh dari langit yang turun
dipuncak bukit Rimbo Tenang untuk menolong Raja Biku.
Sang
Raja disuruh bertapa/semedi untuk mendapatkan kembang tanjung kelopak enam
helai melalui sukma mantra (hanya sukma saja yang pergi). Bunga tanjung
digunakan untuk mandi putri dengan ramuannya kembang tanjung kelopak enam, daun
pandan, daun purut, dan akar wangi kesemua direndam jadi satu lalu dipakai
mandi dan sisanya diminum.
Setelah
putri tersebut meminumnya mulailah putri hamil dengan enam kehamilan yang
normal sehingga putri mendapatkan enam anak yaitu 1 laki-laki dan 5 perempuan.
Nama anak-anak raja tersebut adalah :
1.
BUDUR,
2.
DAYANG TARE
3.
DAYANG DERUJA
4.
DAYANG DERUJI
5.
DAYANG AYU
6.
DAYANG IRENG MANIS
Jumlah
anak tersebut sesuai dengan jumlah kelopak kembang tanjung yang diberikan.
Tetapi Raja Biku memiliki perjanjian yaitu semua akan kembali seperti semula
(SILAM).Saat itu pun tiba, mula-mula yang hilang adalah putri Dayang
Tare karena dia yang pertama kali mengadu kepada dewa tentang deritanya di
dunia, dia hilang di Rimbo Tenang.Kemudian yang hilang selanjutnya, yaitu
Dayang Deruja yang hilang di Rejang Rebo dan diberi tanda pohon ketapang
kuning.Kemudian Dayang Ayu, Dayang Ireng Manis Dayang Deruji beserta ibunya
hilang di bukit ayu.Raja Biku hilang di laut cina sedangkan Budur hilang
di Ulak Lebar. Karena putra-putri hilang maka masyarakat berkata “SILAMPARI”
(Putri yang hilang).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar