Metro Timur--Sindikat narkoba tidak pandang bulu siapa korban mereka. Bagi mereka adalah uang, kebebasan dan perdagangan dalam konteks kehdupan bebas yang terus mereka gelorakan sesama anggota sindikat. Oleh karenanya, kepada mahasiswa dharapkan mampu membentengi diri masing-masing serta menyelamat arti kehidupan bersih tanpa narkoba.
Hal itu dikatakan tokoh pemberantasan Narkoba Lampung, Naim Emel Prahana SH, Senin (22/8) kemarin di halaman kampus Universitas Muhammadyah Metro (UMM) dihadapan sekitar 2.000 mahasiswa baru UMM.
Dengan jelas, Naim yang erat dpanggil dengan Bang Nam itu mengatakan, tdak seorangpun yang mampu mengklaim dirinya mampu menghadapi pengaruh sindikat prerdagangan narkoba.
Baik mereka yang tinggal di kota besar maupun di pelosok pedesaan, belum akan terbebas dari pengaruh dunia gemerlapan narkoba. Sebab, dengan berbagai cara mereka akan melakukan apapun yang penting barang mereka (narkoba, red) dapat menyebar di tengah masyarakat.
Sindikat narkoba, bukan organsasi biasa. Akan tetapi merupakan organsasi yang sangat rapih dan profesional, dengan kekuatan uang dan jaringan sindkat seperti sarang labah-labah. Setiap langkah kita selalu mereka intai, kata sekretaris Granat Kota Metro itu.
Dtambahkannya, belum ada wlayah yang bisa dikatakan aman dan bebas dari ancaan narkoba, dari Jakarta sampai pedesaan terpencil. Saat sekarang dirambah sindijat narkoba.
Naim mengingatkan, jika benteng diri tdak kuat, niscaya pengaruh buruk narkoba akan menelan sapa saja yang tergiur dehngan barang haram narkoba tersebut.
“Untuk itu siapkan diri kita untuk menyelamnatkan diri kita dari ancaman serius narkoba,” tegas Naim dihadapan civitas akademca UMM Metro kemarin.
Menanggapi berbagai pertanyaan para mahasiswa yang bernada pesimis dengan aparat penegak hukum dan menanyakan kenapa pemerintah tidak menghancurkan saja pabrik minuman keras dan pertanyaan lainnya.
Wakil Sekretaris BNN Kota Metro itu menjelaskan, persoalan narkoba tidak akan ada artinya jika kita saling menyalahkan, apalagi melihat banyaknya oknum anggota yang terlibat, lalu kita pesms untuk menegakkan hukum, “ itu salah!” kata bang Naim.
Mari kita mulai dari diri kita, apapun yang terjadi dengan penegakan hukum d Indonesia, apapun yang terjadi dengan politik pemerintah terhadap pabrik-pabrik minuman keras. “Kita harus tetap menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba,” tekan bang Naim kembali.
Akhirnya, Naim menyambut baik adanya materi kuliah umum tentang narkoba demikian, karena persoalannya sangat kompleks. Sebagaimana telah di firmankan oleh Allah SWT dalam QS: Al Maidah : 90, Ya Ayyuhal ladzina aamanuu innamal khomru wal maisiru wal anshoobu wal azlaamu rijsum min’amalisy syaithon fajtanibuuhu la-allakum tuflihun innama yuriidusy syaithoonu an yuuqi’a bainakumul ‘adaawata wal baghdhooa fil khomri wal maisiri wa yashuddakum ‘an dzikrillahi wa anish sholaati fahal an-tum muntahuuna.
“Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya minuman keras (miras), berjudi, berkurban untuk berhala dan mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan syaithan . Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu, agar kamu mendapat keberuntungan.”
Kan sudah jelas, lanjut Naim sambil menyebut beberapa ayat dalam Alquran tentang haramnya minuman keras dan narkoba. (RD-10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar