Minggu, 07 Februari 2016

Pidana Politik Dalam Sinetron Klasik Indonesia


Oleh Naim Emel Prahana

ANDAIKAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkejut mendengar putusan majelis hakim tentang vonis terhadap Gayus ’makelar’ Tambunan dengan pidana 7 tahun dan denda Rp 350 juta. Maka, hampir seluruh rakyat Indonesia tidak terkejut sama sekali. Sebab, sudah lama diduga akan berakhir seperti itu, walau masih banyak kasus Gayus lainnya menunggu giliran diputar di stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia bak serial sinetron.

Seagai pemeran utama dalam film drama hukum, Gayus Tambunan merupakan pemain kontroversial. Karena naskah drama yang ditulis sutradaranya atau penulis naskahnya banyak yang tidak sesuai dengan adegan-adegan yang diputar selama proses penyidikan dan proses persidangan kasus makelar pajak itu. Sebagai pemain utama, Gayus patut diacung jempol. Penampilannya yang dingin, ceria dan lincah memaksa banyak pemirsa mematikan chanel televisinya ketika sinetron Gayus Tambunan diputar.

Film sinetron Gayus mengandung item-item keuangan negara itu, mampu menghipnotiskan ratusan juta rakyat Indonesia dengan jumlah uang yang ia peroleh serta jumlah aset Gayus yang tersebar di banyak tempat dengan aneka ragam usahanya. Nilainya ratusan miliar rupiah. Bukankah nilai yang sangat fantastis untuk PNS golongan III seperti Gayus itu?

Namun, dalam sinetron atau film di Indonesia, tidak ada yang kontroversial, semua bisa dibuat sedemikian rupa. Walaupun tidak didukung oleh teknis pembuatan film yang memadai. Artinya masih kasar betul. Akan tetapi, cara melakukan perbuatan yang kasat mata itu pun tidak mampu dideteksi secara baik oleh sistem penegakan hukum Indonesia dan tidak mampu diterjemahkan ke dalam ranah hukum secara murni oleh aparat penegak hukum.

Film sinetron Gayus itu mempunyai durasi yang cukup panjang dan melelahkan bagi pemirsa yang menontonnya. Pasalnya, Gayus begitu hebat tampil di depan publik sebagai ciri-ciri orang yang mempunyai uang banyak. Kita dapat melihat sosok yang sama seperti yang ditampilkan oleh Anggodo Widjaya, Arthalina Suryani alias Ayin, Aulia Pohan (besan SBY) dan kasus hukum lainnya yang punya nilai tersendiri dalam kancah penegakan hukum di Indonesia.

Sangat beralasan jika banyak yang mengusulkan secara bercanda, agar Gayus Tambunan diangkat saja menjadi salah satu Menteri di Kabinet Indonesia Bersatu ke II atau ke III. Dengan diangkat Gayus sebagai Menteri, maka diproyeksikan Gayus mampu menggali potensi pajak. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dan, sinetron Gayus Tambunan pasti akan berakhir, sebgaimana kasus Bank Century—yang untuk diperbincangkan saja di tingkat Pansus DPR-RI sudah menelan biaya sekitar seratus miliar rupiah.

Prototype Gays di depan publik, lagi-lagi luar biasa. Dengan gagah dan tegar, sorot matanya tajam menatap para aparat penegak hukum dan siapa saja yang ditatapnya menunjukkan bahwa Gayus sudah mampu membaca proses penegakan hukum di Indonesia. Artinya ia mampu melihat, semua kasus akan bisa diakhir dengan uang dan politik ”adu domba”.

Tim juri lomba sinetron ketika menilai serial sinetron Gayus Tambunan masing-masing terpana melihat alur cerita sinetron Gayus itu. Apalagi ketika dihadapkan dengan Gayus Tambunan. Deretan bayangan uang miliaran rupiah di sekeling Gayus membuat tim juri (aparat penegak hukum) silau. Sulit mengeluarkan kata-kata hati hukumnya, sulit mengatakan kebenaran yang seadil-adilnya, sulit untuk memutuskan sanksi apa yang harus diberikan kepada pemeran utama sinetron Gayus Tambunan itu. ”Berharap, berharap, berharap dan banyak berharap!” kepada Gayus.

Gayus sudah pasti menjadi pahlawan bagi para koruptor di Indonesia, terutama yang belum tersentuh oleh sentilan hukum. Dan, Gayss pun mampu mengobok-obok ranah politik. Ia mampu memainkan peran sebagai gladiator politik dan kemampuannya untuk memasukkan kasus hukumnya ke dalam ranah politik. Bukankah itu luar biasa? Gayus sudah menjadi milyader baru di Indonesia, tanpa berusaha keras ternyata orang Indonesia mampu mengeruk keuntungan luar biasa. Itulah Gayus dan Gayus lainnya di Indonesia.

Mungkinkah sinetron hukum Gayus Tambunan akan memperoleh award diajang film Internasional? Yang mampu membuktikan bahwa Indonesia benar-benar negara terkorup di dunia dan hukumnya dapat diatur sedemikian rupa, yang penting ada uang. Maka, vonis 7 tahun bagi pemeran utama kasus ”makelar kasus” Gayus Tambunan tidak ada artinya jika dibandingkan harta kekayaan Gayus yang gemah ripah loh jinawi itu.

Jika ia ke luar dari pemnjara, maka Gayus tetap berleha-leha. Ia akan mencalonkan dirinya sebagai anggota legislatif tahun 2014, atau ia akan menjadi calon gubernur suatu daerah miskin di Indonesia atau belum ke luar dari penjara ia suah ditawari kedudukan sebagai staf akhli presiden SBY. Di Indonesia tidak ada yang tidak bisa diatur.

Tidak ada komentar: