Oleh Naim Emel Prahana
ANDAIKAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
terkejut mendengar putusan majelis hakim tentang vonis terhadap Gayus ’makelar’
Tambunan dengan pidana 7 tahun dan denda Rp 350 juta. Maka, hampir seluruh
rakyat Indonesia tidak terkejut sama sekali. Sebab, sudah lama diduga akan
berakhir seperti itu, walau masih banyak kasus Gayus lainnya menunggu giliran
diputar di stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia bak serial sinetron.
Seagai pemeran utama dalam film drama hukum, Gayus Tambunan merupakan
pemain kontroversial. Karena naskah drama yang ditulis sutradaranya atau
penulis naskahnya banyak yang tidak sesuai dengan adegan-adegan yang diputar
selama proses penyidikan dan proses persidangan kasus makelar pajak itu.
Sebagai pemain utama, Gayus patut diacung jempol. Penampilannya yang dingin,
ceria dan lincah memaksa banyak pemirsa mematikan chanel televisinya ketika
sinetron Gayus Tambunan diputar.
Film sinetron Gayus mengandung item-item keuangan negara itu, mampu
menghipnotiskan ratusan juta rakyat Indonesia dengan jumlah uang yang ia
peroleh serta jumlah aset Gayus yang tersebar di banyak tempat dengan aneka
ragam usahanya. Nilainya ratusan miliar rupiah. Bukankah nilai yang sangat
fantastis untuk PNS golongan III seperti Gayus itu?
Namun, dalam sinetron atau film di Indonesia, tidak ada yang kontroversial,
semua bisa dibuat sedemikian rupa. Walaupun tidak didukung oleh teknis
pembuatan film yang memadai. Artinya masih kasar betul. Akan tetapi, cara
melakukan perbuatan yang kasat mata itu pun tidak mampu dideteksi secara baik
oleh sistem penegakan hukum Indonesia dan tidak mampu diterjemahkan ke dalam
ranah hukum secara murni oleh aparat penegak hukum.
Film sinetron Gayus itu mempunyai durasi yang cukup panjang dan melelahkan
bagi pemirsa yang menontonnya. Pasalnya, Gayus begitu hebat tampil di depan
publik sebagai ciri-ciri orang yang mempunyai uang banyak. Kita dapat melihat
sosok yang sama seperti yang ditampilkan oleh Anggodo Widjaya, Arthalina
Suryani alias Ayin, Aulia Pohan (besan SBY) dan kasus hukum lainnya yang punya
nilai tersendiri dalam kancah penegakan hukum di Indonesia.
Sangat beralasan jika banyak yang mengusulkan secara bercanda, agar Gayus
Tambunan diangkat saja menjadi salah satu Menteri di Kabinet Indonesia Bersatu
ke II atau ke III. Dengan diangkat Gayus sebagai Menteri, maka diproyeksikan
Gayus mampu menggali potensi pajak. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Dan, sinetron Gayus Tambunan pasti akan berakhir, sebgaimana kasus Bank
Century—yang untuk diperbincangkan saja di tingkat Pansus DPR-RI sudah menelan
biaya sekitar seratus miliar rupiah.
Prototype Gays di depan publik, lagi-lagi luar
biasa. Dengan gagah dan tegar, sorot matanya tajam menatap para aparat penegak
hukum dan siapa saja yang ditatapnya menunjukkan bahwa Gayus sudah mampu
membaca proses penegakan hukum di Indonesia. Artinya ia mampu melihat, semua
kasus akan bisa diakhir dengan uang dan politik ”adu domba”.
Tim juri lomba sinetron ketika menilai serial
sinetron Gayus Tambunan masing-masing terpana melihat alur cerita sinetron
Gayus itu. Apalagi ketika dihadapkan dengan Gayus Tambunan. Deretan bayangan
uang miliaran rupiah di sekeling Gayus membuat tim juri (aparat penegak hukum)
silau. Sulit mengeluarkan kata-kata hati hukumnya, sulit mengatakan kebenaran
yang seadil-adilnya, sulit untuk memutuskan sanksi apa yang harus diberikan
kepada pemeran utama sinetron Gayus Tambunan itu. ”Berharap, berharap, berharap
dan banyak berharap!” kepada Gayus.
Gayus sudah pasti menjadi pahlawan bagi para
koruptor di Indonesia, terutama yang belum tersentuh oleh sentilan hukum. Dan,
Gayss pun mampu mengobok-obok ranah politik. Ia mampu memainkan peran sebagai
gladiator politik dan kemampuannya untuk memasukkan kasus hukumnya ke dalam
ranah politik. Bukankah itu luar biasa? Gayus sudah menjadi milyader baru di
Indonesia, tanpa berusaha keras ternyata orang Indonesia mampu mengeruk
keuntungan luar biasa. Itulah Gayus dan Gayus lainnya di Indonesia.
Mungkinkah sinetron hukum Gayus Tambunan akan
memperoleh award diajang film Internasional? Yang mampu membuktikan bahwa
Indonesia benar-benar negara terkorup di dunia dan hukumnya dapat diatur
sedemikian rupa, yang penting ada uang. Maka, vonis 7 tahun bagi pemeran utama
kasus ”makelar kasus” Gayus Tambunan tidak ada artinya jika dibandingkan harta
kekayaan Gayus yang gemah ripah loh
jinawi itu.
Jika ia ke luar dari pemnjara, maka Gayus tetap berleha-leha. Ia akan
mencalonkan dirinya sebagai anggota legislatif tahun 2014, atau ia akan menjadi
calon gubernur suatu daerah miskin di Indonesia atau belum ke luar dari penjara
ia suah ditawari kedudukan sebagai staf akhli presiden SBY. Di Indonesia tidak
ada yang tidak bisa diatur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar