Metro - Metro
harus diakui dibidang kesenian sudah sangat jauh ketinggalan, khususnya
kesenian kreatif dan professional. Walau kota
itu pernah jaya di tahun 1985-an silam. Kalaupun ada kegiatan seni, sastra dan
budaya, sifatnya hanya formalitas oleh organisasi tertentu yang ada di
lingkungan Pemerintah Kota Metro.
Seperti
belum lama ini, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Metro yang diketuai oleh Ny Netty Lukman
Hakim mengadakan lomba design “batik khas” Metro.
Hasil
upaya mempopulerkan batik oleh Dekranasda Metro itu telah menjaring 25 finalis
lomba design—yang akhirnya dewan juri menetapkan 1 (satu) peserta sebagai
pemenang.
Dian
Arianto—seorang mahasiswa di Metro yang berdomisili di Tejoagung, Metro Timur
ditetapkan melalui Surat
Penetapan dan dibuatkan berita acaranya oleh Dekranasda Metro No 21/Dekranasda.KM/IV/2012
tanggal 24 April 2012 hari Selasa (24/4) lalu.
Keputusan
penetapan pemenang lomba design khas batik Metro itu dilakukan oleh dewan juri
di Operation Room (OR) Pemkot Metro.
Dewanjuri yang terdiri dari Rohmatullah (pengusaha batik); Fritz Akhmad Nuzir (pengusaha)
dan Drs Joko Irianto (seniman Lampung).
Dalam
kesempatan itu Joko Irianto berucap bahwa, hasil karya para peserta lomba kali
ini terbilang bagus, sehingga agak menyulitkan penilaian bagi dewan
juri.
“Nilai
masing-masing desain tidak berselisih jauh. Hal itu yang menyebabkan hadiah
hanya untuk juara 1—3 saja,” ujar Joko seraya menambahkan, mereka juga memilih juara
harapan 1—3.
Para
juri lebih menitik beratkan penilaian kepada design khas batik, unik dan
menarik, menurut Fritz dari kategori itulah mereka menetapkan pemenang lomba.
Hasil
lengkap lomba dengan pemenangnya antara juara I, II dan II diraih Dian Arianto (nilai 1574), Diana Yusuf—mahasiswa
Dharma Wacana Metro warga Margorejo Metro Selatan (1531), D Irianto Jatisusetyo—warga Yosorejo Metro
Timur (1518).
Sementara
untuk juara harapan dimenangkan masing-masing juara harapan I—III diraih oleh I
Putu Febri Aditia, R Cahyo Lelono dan Atin Priyanto. (RD-2)