Rabu, 10 Februari 2016

Petir ‘Ngamuk’ di RT 09



Metro Pusat, LE
Amukan petir, Minggu (22/3) lalu itu di wilayah RT 09 RW 03 Kelurahan Yosomulyo, Metro Pusat, Kota Metro. Bukan hanya membakar mushalla Nurul Iman di Jalan Salak yang juga menghanguskan isntalasi listrik di mushalla tertsebut.
Juga, menyambar pula beberapa peralatan elektronik warga sekitarnya melalui jaringan kabel listrik dari tiang yang kena samberan petir di depan mushalla Nurul Iman.
Seperti diberitakan kemarin (Selasa, 24/3), samberan petir yang terjadi Minggu (22/3) sekira pukul 16.15 WIB tertsebut selain hanguskan instalasi listrik mushalla Nurul Iman beserta membakar plapon rumah ibadah itu.
Petir juga merusak sebuah tv merek Sharp 28 inc milik Ny Eti Yuliarsi yang berjarak sekitar 100 m dari mushalla Nurul Iman dan peralatan internet – speedy milik Ny Mira yang rumahnya berjarak sekitar 25 m dari tiang listrik yang disambar petir.
Namun, tv milik Marsito (49) tahun yang rumahnya hanya berjarak sekitar 2 meter di belakang mushalla ikut terbakar, juga komputer milik Zanuri (53)– pemilik percetakan Merdeka ikut hangus disengat p[etir melalui jaringan kabel listrik PLN di wilayah itu.
Menurut Kepala Ranting PLN Metro, Eki Putra, Senin (23/3), masalah ganti rugi akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh gangguan alam sulit ditindaklanjuti, karena harus mengusulkannya ke PLN pusat.
Hal itu dikatakan Eki Putra kepada LE, Senin (23/3) di ruang kerjanya, seraya Eki juga menjelaskan hal yang sama, jika terjadi kerusakan barang-barang elektronik khususnya akibat gangguan listrik, juga sulit direalissasikan.

Warga Kecewa 
Sementara itu, warga RT 09 RW 03 Yosomulyo 21B Metro Pusat kepada koran ini mengakui terus terang kekecewaan mereka terhadap pelayanan PLN Metro, menyangkut perbaikan kerusakan jaringan dan instalasi listrik akibat samberan petir atau karena seringnya gangguan aliran listrik PLN.
Pemilik mushalla Nurul Iman, Drs H Saipul Parjono MPd mengatakan, ia mengira petugas PLN yang datang ke lokasi (mushalla) yang terbakar jaringan listriknya, akan memperbaiki kerusakan instalasi listrik.
“Nyatanya sudah datang sekali hanya melihat, kemudian nggak datang-datang lagi, akhirnya jemaah mushalla yang melakukan perbaikan, termasuk penyambungan kabel yang rusak dan sudah diganti,” katanya dengan nada kecewa.
Padahal, ujar Saipul Parjono pihak merteka sudah melaporkan sejak sore Minggu sampai hari Senin (23/3) pagi baik melalui call centre 0721-123 maupun mendatangi kantor PLN Ranting Metro.
“Tapi, petugas PLN sudah menyuruh membeli material listrik, malah menghilang,” kecamnya.
Diakui oleh warga, sejak PLN Ranting Metro dipimpin kepala rantingnya, Cici kemudian digantikan oleh Eki Putra, pelayanan PLN Metro ugal-ugalan. Tidak memperhatikan keluhan konsumen. (RD-02)

PLN Metro Mau Mutusin Listrik Warga



PIHAK PLN Metro ternyata bukan hanya kurang tanggap terhadap keluhan warga jika ada gangguan dan kerusakan listrik, baik diakibatkan oleh seringnya aliran listrik PLN padam maupun gangguan alam. Ternyata pihak PLN juga seenaknya mau memutuskan aliran listrik para konsumen (warga).
Hal itu dialami Naim Emel Prahana—wartawan koran LE ini, yang disurati akan diputuskan aliran listriknya bahkan akan dicabut material listrik milik PLN dari rumahnya, karena 2 hari terlambat bayar rekening.
Padahal, Kamis (20/3) rekening pelanggan dengan ID 172000142512 yang beralamat di Jalan Hasanuddin gang Salak I ( sekarang Jl Strawbery) Kelurahan Yosomulyo 21B Metro usat itu, sudah ngobrol dengan Kepala Ranting PLN Metro, Eki Putra berkaitan pemasangan listrik baru di lokasi warung milik Bang Naim—panggilan akrabnya.
Pada saat itu, beliau sudah menyatakan ia ada kesibukan dan mohon kalau bisa listrik barunya itu tetap menggunakan meteran manual, jangan pake meteran pulsa.
Entah karena mendatangi kepala ranting PLN itu, tiba-tiba Minggu (22/3) pihak PLN mengirimkan surat nomor 180 dengan tanggal stand putus langganan /6/54 dikirim ke rumah beliau.
Bang mencoba mendatangi kantor PLN pada hari minggu itu, ternyata tidak ada pelayanan untuk konsumen, karena hari minggu dan sejak sabtu korban sudah berupaya membayar rekening listriknya melalui Alfamart, tapi jaringannya sedang time out.
Pada Senin (23/3) bang Naim meminta keterangan resmi ke kantor PLN Metro seputar surat pemutusan itu dan bertemu langsung dengan kepala ranting PLN, Eki Putra.
Namun, Eki mengakui kalau surat itu bukan dirinya yang menerbitkan, tetapi petugas lapangan mereka karena petugas mengejar setoran. Atas jawaban itu, bang Naim menuding PLN seenaknya main putus aliran listrik hanya karena terlambat bayar 2 (dua) hari.
“Saya ini bukan menunggak, tetapi karena faktor hari libur akhirnya rekening listrik terlambat dibayar. Cuma itu kok, kenapa dibilang menunggak dan mau diputuskan aliran listriknya pada hari Minggu itu juga?” kata bang Naim gusar.
Walaupun Eki Putra minta jangan menghiraukan surat pemutusan itu, tapi bang Naim merasa dirinya didzolimi dan ia mengakui selama ini mtutup mata tutup telinga terhadap sepak terjang orang-orang PLN di Metro.
Padahal, kata bang Naim banyak konsumen termasuk Pemda menunggak pembayaran listrik sampe berbulan-bulan atau nilai rekeningnya puluhan juta, tidak diberi surat pemutusan oleh PLN Metro.
“La, kok saya hanya terlambat 2 hari, itupun karena terbentur hari libur, mau diputusin,” ujar dia dengan nada marah.  

Kerusakan Jalan Di Metro Meluas



Metro, LE
Ditambah dengan curah hujan yang hampir setiap hari,  tingkat kerusakan ruas jalan di Kota Metro semakin meluas. Bahkan, jalan yang belum selesai masa pemeliharaannya sudah rusak parah.
Jalan Soekarno Hatta kerusakan ruas jalannya semakin parah sehingga pengguna jalan harus ektra hati-hati. Demikian pula ruas Jalan Hasanuddin dan Jalan Radin Intan saat ini sudah mengalami hal serupa, rusak parah.
Bahkan, Sabtu (8/2) lalu sebuah truk tronton bermuatan tepung terigu kepater ( roda belakangnya amblas ke dalam ruas jalan) di Jalan Radin Intan persis di samping Timur Mapolres Kota Metro.
Kerusakan yang lebih parah selama 2 hari ini terjadi di ruas Jalan Hasanuddin dari Gereja GKL sampai pertigaan Puskesmas Yosomulyo 21C/B Metro Pusat.
Lubang menganga sedalam 30-50 cm dengan luas hampir sebagian ruas jalan antara jembatan air ledeng sampai (perbatasan dengan Rawasari) sampai depan SDN 7 Yosomulyo aspal jalan sudah mengelupas.
“Termasuk di depan pintu masuk rumah mantan ketua DPRD Metro, Amir Hamzah aspalnya mengelupas, akibat beban berat yang dilalui mobil truk tronton,” kata Ismail kepada LE, Senin (19/1) kemarin.
Menurut warga sepanjang jalan Hasanuddin mengungkapkan rasa keheranan mereka bahwa jalan Hasanuddin yang selalu dikerjakan oleh satu rekanan, ternyata pada tahap pemeliharaan tidak pernah dilakukan pemeliharaan.
Warga menduga pemenang tender pengaspalan hotmix tiap tahun dilakukan di Jalan Hasanuddin perlu dipertanyakan, apalagi pemenangnya selalu pemborong yang sama setiap tahunnya.(RD-2)


KETERANGAN FOTO
TAK TERSENTUHJalan menghubungkan Kelurahan Yosomulyo ke Hadimulyo Timur sudah beberapa tahun tidak pernah disentuh perbaikan oleh pemerintah, akibatnya jalan tersebut sudah tidak ada lagi aspal dipermukaan jalannya. FOTO: NAIM EP/LE

catatan:
Jalan ini sekarang sudah dicor beton, mulus sekali

KPA Metro Bentuk 45 Kelompok Peduli AIDS


Jumlah Penderita HIV/AIDS Capai 42 Orang


Metro, LE
Sampai Desember 2014 Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kota Metro mencatat jumlah penderita HIB/AIDS di daerah kota itu mencapai 42 orang dan jumlah tersebut merupakan peningkatan sangat drastis dari tahun 2013 yang hanya 27 orang.
Hal itu dikatakan oleh Ketua KPA Metro, H Lukman Hakim SH MM yang juga walikota Metro saat membuka Rapat Koordinasi KPA Diperluas, Kamis (29/1) kemarin di Aula Pemkot Metro.
“Jumlah itu sangat-sangat mengkhawatirkan,” kata Lukman Hakim dihadapan sekitar 200 peserta rakor KPA diperluas kemarin.
Dikatakan Lukman, kita saat ini ingin sekali fokus kepada penanggulangan HIV/AIDS di kota ini. Oleh karenanya, bagaimana bisa meminimalisir persoalan tersebut, khususnya di kalangan pelajar.
“Untuk itu pembentukan kelompok peduli HIV/AIDS ini sudah harus bekerja, karena Sknya sudah saya tandatangani dan akan dibagikan saat pengukuhan nanti,” jelas Lukman Hakim.
Lebih lanjut ketua KPA Metro itu menegaskan, pengukuhan itu tidak begitu penting, sebab yang paling utama adalah bagaimana kita memahami persoalan dan organisasi ini.
Sementara itu, sekretaris KPA Metro H Somad Muryadi SH dalam penjelasannya pada peserta rakor KPA kemarin menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian yang serius dari kelompok yang diundang.
“Pembentukan 45 kelompok peduli HIV/AIDS ini baru tahap pertama,” ujar dia saat mendampingi Ketua KPA, Ketua PKK dan Dinkes Kota Metro.
Para anggota kelompok peduli HIV/AIDS yang dibentuk KPA Metro kemarin terdiri dari kelompok masyarakat (22 kelompok), kelompok masyarakat Ormas Keagamaan (3), kelompok siswa SMA/SMK (16) dan kelompok mahasiswa dan PT (4).
Diharapkan kelompok-kelompok tersebut dapat mengembangkan kinerjanya di tengah-tengah lingkungannya layaknya sebuah LSM aktivis HIV/AIDS.
Dijabarkan Somad, dalam operasionalnya kelompok-kelompok yang sudah dibentuk dapat mengakses sumber-sumber pendanaan dari lembaga donor, dalam rangka memperkuat pendanaan yang melekat pada institusi induk (pemerintah kelurahan, pengurus ormas, sekolah dan PT yang bersangkutan).
“Fokus kegiatan kelompok pada upayta pencegahan sesuai dengan arah kebijakan pertama (strategi rencana aksi nasional penanggulangan HIV/AIDS 2010—2014),” ujar Somad.(RD-2)

BNK Razia Narkoba Rambah PNS Metro



Keterangan foto
GELEDAHPetugas - Wakil Sekretaris BNK Metro, Naim Emel Prahana melakukan penggeledahan terhadap PNS di kantor Kecamatan Metro Pusat, Rabu (17/12) kemarin. Penggeledahan itu berkaitan dengan program razia narkoba BNK Metro di penghujung tahun 2014 ini. Dalam gambar terlihat petugas BNK serius memperhatikan isi tas beberapa PNS.



 

Metro—Operasi (razia) narkoba Badan Narkotika Kota (BNK) Metro di penghujung 2014 sudah mulai merambah PNS di lingkungan kantor pemerintah kota Metro, tidak lagi sebatas operasi di sekolah-sekolah.
Hal itu dilakukan BNK Metro, Rabu (17/12) kemarin di sejumlah sekolah dan kantor pemerintah. Hal itu dilakukan untuk menjawab image selama ini, kalau BNK itu hanya operasi di sekolah saja.
Menurut staf sekretariat BNK Metro, Naim Emel Prahana kepada koran ini, Rabu (17/12) kemarin mengatakan, operasi di kantor-kantor terhadap PNS sudah harus dilaksanakan.
“Mengingat selama ini banyak PNS yang tertangkap akibat menggunakan narkoba,” jelasnya.
Operasi kepada siswa, tetap dijalankan, tambah Naim seraya mempertegas komitmen BNK untuk pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang makin marak.
Di tahun mendatang, kita akan melakukan operasi terhadap beberapa kantor pemerintah yang disinyalir ada PNS yang selama ini menggunakan narkoba.
“Walau, kita harus membuktikannya di lapangan, syukur-syukur tidak ada,” kata dia lagi.
Operasi (razia) narkoba yang dilakukan BNK Metro di penghujung 2014 sejak tanggal 17 Desember sampai 18 Desember 2014 targetnya bukan hanya para siswa, tetapi juga PNS yang ada di berbagai kantor dinas/instansi pemerintah di daerah itu.
“Kita akan bersihkan PNS dari penggunaan dan penyalahgunaan narkoba,” ungkap Naim.
Naim juga membantah jika selama ini razia narkoba masih terbatas, semata karena anggaran yang tersedia masih relatif sedikit. Akibatnya beberapa program harus ditunda.
Salah satu dinas instansi yang dioperasi kemarin adalah para pegawai di Kantor Camat Metro Pusat dan operasinya berjalan cepat, singkat dan tidak kompromi.
Di salah satu ruang saat petugas BNK  masuk dan menyatakan tujuan kedatangan mereka, ada salah seorang PNS yang bertamu terlihat grogi.
“Mas, silakan tas bawaannya diletakkan di atas meja,” pinta petugas BNK yang juga berasal dari anggota Polri.
Mendapat kedatangan mendadak itu, tentu saja ada PNS yang glagapan. Namuns etelah diperiksa seluruh isi tasnya, petugas BNK tidak menemukan barang haram itu.
Di salah satu ruang berikutnya, beberapa PNS wanita diminta untuk mengeluarkan sendiri isi tasnya, petugas BNK hanya memeriksa saat barang-barang sudah dikeluarkan dari tas.
Razia narkoba kemarin belum berhasil akibat banyaknya PNS yang tidak masuk kantor dan siswa sekolah sudah banyak yang tidak datang, karena baru selesai ulangan. 

Hari Ini Bakso di Pasar Seni Enggal



*Munas Alumni UII di Bandarlampung
Bandarlampung, LE
Musyawarah Nasional (Munas) Alumni Universitas Islam Indonesia (UII) yang akan dilaksanakan di Bandarlampung, provinsi Lampung mulai Jumat (5/12) hari ini sampai Minggu (7/12) melaksanakan berbagai kegiatan yang dijadwalkan mulai Jumat pagi ini.
Hal itu dijelaskan Ketua Panitia, Memed Humaidi kepada LE, Kamis (4/12) kemarin disela-sela kesibukannya.
Menurut Memed rangkaian kegiatan Munas alumni UII tahun 2014 di Lampung akan dimulai dengan acara Bakti Sosial (Baksos) di Pasar Seni Enggal yang acara intinya memberikan tali asih kepada anak yatim piatu sebanyak 100 orang.
“Kita akan berikan tali asih kepada 100 anak yatim piatu,” kata Memed.
Masih di Pasar Seni Enggal, kegiatan dilanjutkan dengan donor darah sampai selesai. Sementara itu herregistrasi peserta dari luar Kota Bandarlampug dimulai pukul 13.00 WIB di Hotel Novotel.
Menurut Memed, pada Munas di Lampung ini ditargetkan alumni dari luar Lampung yang akan hadir sejumlah 500 orang, kemudian ditambah dari daerah Lampung.
Malem nanti, Jumat (5/12) mulai pukul 19.30 WIB di Novotel akan diadakan saraserah menghadirkan pembicara Ryamizard Ryacudu.
“Kita mengharapkan partisipasi para alumni untuk hadir di Novotel sebelum acara dimulai,” kata Memed.
Bahkan tambah Memed, pagi ini juga, Prof DR Moh Mahfud MD akan hadir di Bandarlampung menemani para tokoh nasional dari alumni UII yang akan sudah hadir maupun yang bakal hadir.
Acara Munas sendiri akan dilaksanakan pagi Sabtu di Novotel dan alumni yang tokoh nasional yang hadir antara lain DR Ridwan (Bupati Musi Rawas, Sumsel), DR Erwin Muslimin (anggota DPR-RI), Marwan Dja’far (Menteri PDP), Prof DR Moch Mahfud MD, DR Halim Alamsyah SE, SH MH (Bank Indonesia).
kemudian, KRH Henry Yosodiningrat SH (anggota DPR-RI), DR Bambang (jaksa agung muda), Erwin Arifin, SH MH (Bupati Lamtim), Bahtiar Basri (Wagub Lampung) dan lainnya.
“Semua kegiatan utama kita laksanakan di Hotel Novotel,” terang Memed.
Usai melaksanakan Munas yang nantinya akan memilih ketua umum alumni UII lima tahun ke depan, para alumni dijadwalkan akan melakukan berbagai kunjungan wisata di sekitar Kota Bandarlampung. (RD-2)

Kantor Lurah Karangrejo Perlu Direhab



Metro Utara, LE
Kondisi kantor Kelurahan Karangrejo Kecamatan Metro Utara, Kota Metro terbilang memprihatinkan dan sudah saatnya dirtehab bahkan di sekitar kantor kelurahan itu keadaannya kotor dan banyak semak belukar.
Kepada LE, Lurah Karangrejo BD 23, Yoseph Nenotaek STTP mengakui kalau kantornya sudah perlu direhab sebagaimana dikatakannya, Senin (1/12) lalu.
Pada ruang pelayanan masyarakat—ruangan paling besar di kantor kelurahan Karangrejo itu, kondisi plafonnya sudah beraneka ragam warna akibat tetesan air hujan yang gentengnya sudah pada bocor.
“Ini plafon warnanya beraneka ragam dan usianya juga sudah tua,” kata salah seorang staf di kelurahan itu.
Saat ini staf di kantor kelurahan Karangrejo sebanyak 10 orang, dan ada bantuan tenaga 2 orang, kata lurah Karangrejo.
Dijelaskan Yoseph ukuran kantornya itu 7 X 8 meter dengan 4 ruang kerja pegawai. Dan, harap Yoseph, mudah-mudahan tahun depan kantor kelurahan Karangrejo bisa direhab.
“Kami sudah mengusulkannya,” tambah Yoseph.
Tapi, ujar dia menambahkan, kami juga memiliki ruang pertemuan, kemudian lareal parkir dan halaman yang berdampingan dengan Puskesmas Karangrejo. (RD-2)

Inkai Metro Ujian Kenaikan



Metro Timur, LE
Sekitar 150 karateka dari Inkai dan perguruannya yang ada di Kota Metro dan sekitarnya mengikuti ujian kenaikan tingkat, sekaligus untuk menaikkan grid dan status karate yang mereka sandang selama ini.
Pelaksanaan ujian kenaikan tingkat karateka Kota Metro dilaksanakan di Aula Kantor Disdikbudpora, Minggu (30/11) kemarin.
Menurut salah satu penguji ujian kenaikan tingkat karate Inkai Metro, Rastoto (47) kepada LE ini mengatakan, ujian kenaikan tingkat yang mereka laksanakan kemarin merupakan kegiatan pertama pasca Poprorv Lampung ke VII tahun 2014.
“Kita berharap kebangkitan karate di Kota Metro secara perlahan dan pasti akan membangkitkan kembali aktivitas dan kualitas olahraga beladiri karate di Metro,” jelasnya.
Senpai Rastoto juga tidak menampik, jika selama satu periode (4 tahun) pengurus cabang Inkai Metro mengalami kevacuman aktivitas.
“Kami ingin mengembalikan kejayaan karate di Metro,” tambah Rastoto.
Dalam pelaksanaan ujian kenaikan kemarin, dibuka secara resmi oleh pengurus Forki Kota Metro yang selama ini membekap kegiatan karate di daerah kota tersebut.
Ketua pelaksana ujian kenaikan, Yoseph Nenotaek (DAN III) dalam penjelasannya mengatakan, jumlah peserta ujian kenaikan tingkat kemarin berjumlah 193 karateka dari berbagai perguruan.
Yang paling banyak mengirimkan peserta ke ujian kemarin antara lain dari perguruan-perguruan karate yang dipimpin senpai Hilal sebanyak 31 orang, senpai Herman (30), senpai Andi (28), senpai Munawir (25).
Kemudian senpai Diah (19), senpai Eko (15), senpai Firman (13), senpai Ujang (10), senpaiJamilun (7), dan senpai Yoseph (4).
Yoseph, juga mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan melaksanakan Muscab Inkai, karena kepengurusan lama yang dipimpin sensei H Elvis Ilyas dan kawan-kawannya mengundurkan diri.
“Belum tahu, kami belum tahu persis, kenapa sensei Elvis mengundurkan diri sebagai ketua Pengkot Inkai Metro,” terang Yoseph. (RD-02)

Jalan Hasanuddin Kembali Rusak



(arsip berita lama)
Metro Pusat, LE
Salah satu jalan terpanjang di Kota Metro Jalan Hasanuddin yang masuk wilayah Metro Pusat yang beberapa bulan direhab dan dihotmix, kini di beberapa ruas jalan kondisinya mulai rusak.
Kondisi tersebut semakin rusak karena musim hujan sudah turun di Lampung, termasuk di Kota Metro. Beberapa ruas jalan Hasanuddin yang rusak di antaranya di antara jembatan ledeng sampai ke pertigaan Tugu Tani Yosomulyo, sekitar 100 meter.
Padahal ruas jalan di daerah itu belum lama ditambal sulam pihak PU, namun karena kualitas tambalannya asal-asalan, bekas tambalan kembali berlubang.
Ruas jalan yang rusak itu menyulitkan pengguna jalan, apalagi jika turun hujan seperti beberapa hari lalu.
Sementara itu di Jalan Hasanuddin daerah Rawa Sari perbatasan antara Metro Pusat dan Metro timur sisi kiri jalannya (dari arah Metro) sudah mulai bergelombang dan mulai berlubang di beberapa lokasi.
Yang lebih menyedihkan dari hasil pantauan LE di lapangan, di Jalan Radin Intan yang dibangun dengan proyek cor sekitar 40-an meter, pada sambungan dengan aspal lama depan gereja GKL dan Rumdis Kapolres Metro tidak rata.
“Ujung jalan yang dicor dengan sambungan pada ruas aspal jalan lama tingginya rata-rata 3—6 sentimeter, akibatnya banyak roda kendaraan roda dua pecah ban dalamnya,” kata seorang warga yang rumahnya di pinggir jalan yang dicor itu.
Kemudian, kata dia di samping gereja GKL bekas adukan semen cor, juga lebih tinggi dari permukaan aspal ruas jalan yang lama.
Para pengendara sepeda motor, becak dan mobil jika melewati Jalan Radin Intan harus ekstra hati-hati, karena sambungan permukaan ruas jalan yang dicor dengan ruas jalan aspal lama bertingkat-tingkat.
Warga banyak menaruh harapan kepada Pemkot Metro, agar permukaan jalan antara yang dicor dengan aspal lama diratakan permukaannya.
“Tapi, kami pesimis!” ungkap warga yang tidak mau disebutkan namanya tadi.
Yang agak mengkhawatirkan terjadi pada ruas jalan di perempatan Jalan Radin Intan—Jl Diponegoro pojok Mapolres Metro dengan pojok kampus SD Muhammdiyah 1 Metro Pusat.
Di pojok perempatan jalan itu terdapat lubang yang sangat mengganggu jika kendaraan yang datang dari arah Jalan Radin Intan ke Jalan Diponegoro dan dari Jalan Diponegoro ke Jalan Radin Intan arah Jalan Imam Bonjol.
Sejauh ini menurut pengguna jalan di daerah itu, belum ada tanda-tanda PU Kota Metro akan menutupi lubang di belokan perempatan jalan tersebut. (RD-02)

Wisata Alam di Provinsi Bengkulu "Terlupakan"


INI mungkin satu diantara deretan panjang peninggalan sejarah yang terlupakan. Belum lama ini, Tim Radutraveling mengunjungi rumah bersejarah di Desa Napal Putih Kecamatan Napal Putih. Rumah bersejarah ini merupakan aset peninggalan sejarah pada tahun 1949 dan menjadi kebanggaan masyarakat Napal Putih.
Rumah yang berada di atas areal lahan seluas 50 x 170 meter ini merupakan bukti sejarah pada masa Gebernur Militer Belanda Daerah Sumbagsel. Masyarakat Napal Putih sering menyebut rumah ini dengan sebutan Markas Pangeran M Ali. Melalui UU Cagar Budaya No 5 tahun 1992, tiga rumah di atas areal lahan ini sudah dijadikan sebuah aset sejarah yang dilindungi. Sementara ini, pengelolaannya masih di bawah naungan Balai Pelestarian Peninggalan Sejarah Purbakala Provinsi Jambi.
Untuk mengunjungi jejak peninggalan sejarah di Kecamatan Napal Putih ini sebenarnya tidaklah sulit. Sebab letaknya strategis berada di tengah pemukiman penduduk dan berada di tengah-tengah Kecamatan Napal Putih. Hanya saja, perjalanan menuju ke Napal Putih yang memang masih membutuhkan persiapan matang. Sebab dengan kendaraan roda dua saja, setidaknya dibutuhkan lebih dari dua jam perjalanan dari Ketahun. Jarak Ketahun-Napal Putih memang tak lebih dari 60 Km dari jalinbar Kecamatan Ketahun atau via Karang Pulau. Namun karena kondisi jalan penuh lubang dan rusak total, membuat perjalanan menuju Napal Putih semakin sulit.
Pantauan tim ketika tiba di rumah bersejarah ini, aset tersebut tampak jelas tak maksimal diperhatikan pemerintah. Bahkan perawatan dan pemeliharaan rumah induk yang berukuran 12 x 24 meter dengan konstruksi rumah kayu dua tingkat itu lebih banyak mengandalkan swadaya petugas kebersihan yang memang sudah sejak beberapa tahun terakhir telah ditetapkan oleh BP3 Jambi sebagai petugas tetap.
Meski minim fasilitas dan tak direhab, kondisinya masih tampak bersih. Hanya saja, karena belum maksimalnya perhatian pemerintah, dari 118 macam benda bersejarah yang ada dalam rumah itu, kini hanya dapat ditemukan delapan macam benda bersejarah saja. Kedelapan benda bersejarah itu yakni kaca, lemari, tempat tudur serta kursi dan beberapa perlengkapan lain. Sisanya, lenyap entah kemana. Begitu pula dengan areal lahan yang luas harus diakui belum maksimal tertata. Sehingga beberapa ikon sejarah yang ada seperti kolam pemandian sang Pangeran Ali pun masih tersimpan di balik semak belukar.

Tanpa Listrik
Sementara itu, penjaga sekaligus pengelola rumah bersejarah yang telah ditugaskan BP3 Jambi, Susila, 45 tahun, mengaku cukup kewalahan untuk memaksimalkan perawatan serta pelestarian aset bersejarah ini. Tanpa bermaksud mengeluh, namun menurutnya perhatian pemerintah daerah memang belum ada.
Sesuai amanah, dia mengaku akan tetap menjaga dan merawat aset sejarah ini semampunya. Meskipun upaya ini sering harus mengorbankan honornya sendiri untuk melengkapi beberapa kebutuhan perawatan. Mirisnya, rumah bersejarah ini jika malam hari tanpa diterangi sinar listrik. Selain kotak sampah tak tersedia di lokasi ini, bendera merah putih pun masih dibeli penjaga rumah bersejarah ini dengan uang pribadi. "Enggak ada. Bendera itukan saya beli sendiri jadi terpaksa saya pasang pada hari Senin dan hari tertentu saja biar enggak cepat rusak," katanya.
Diakui Sila, pendapatan yang diperolehnya dari BP3 Jambi memang sudah dinilai cukup sebagai penghargaan terhadap apa yang telah dilakukanya untuk aset sejarah itu. Hanya saja, untuk melakukan perawatan secara maksimal tentu masih sangat banyak keperluan yang semestinya dapat diperhatikan pemerintah. Menurutnya, dengan areal lahan luas tersebut dia hanya mampu memaksimalkan separuhnya dalam hal kebersihan dan perawatan, begitu juga dengan bagian dalam rumah. "Apalagi rumah bersejarah ini memang belum tersentuh pemugaran. Listrik belum ada, kamar mandinya hampir rusak. Bahkan sumur peninggalan sejarah pun kondisinya sangat memprihatinkan. Belum lagi masalah atap dan beberapa bagian rumah yang mulai lapuk dimakan rayap," bebernya.
Dia berharap, kedepan aset sejarah ini dapat diperhatikan oleh pemerintah. Sehingga penataan, pengelolaan dan perawatannya akan lebih maksimal. Dengan demikian, nilai sejarah budaya di daerah ini tetap lestari sekaligus memberikan kontribusi besar bagi Napal Putih. (ependi harian- radar utara)