PIHAK PLN Metro ternyata bukan hanya kurang tanggap terhadap keluhan
warga jika ada gangguan dan kerusakan listrik, baik diakibatkan oleh seringnya
aliran listrik PLN padam maupun gangguan alam. Ternyata pihak PLN juga
seenaknya mau memutuskan aliran listrik para konsumen (warga).
Hal itu dialami Naim Emel Prahana—wartawan koran LE ini, yang disurati
akan diputuskan aliran listriknya bahkan akan dicabut material listrik milik
PLN dari rumahnya, karena 2 hari terlambat bayar rekening.
Padahal, Kamis (20/3) rekening pelanggan dengan ID 172000142512 yang
beralamat di Jalan Hasanuddin gang Salak I ( sekarang Jl Strawbery) Kelurahan
Yosomulyo 21B Metro usat itu, sudah ngobrol dengan Kepala Ranting PLN Metro,
Eki Putra berkaitan pemasangan listrik baru di lokasi warung milik Bang
Naim—panggilan akrabnya.
Pada saat itu, beliau sudah menyatakan ia ada kesibukan dan mohon
kalau bisa listrik barunya itu tetap menggunakan meteran manual, jangan pake
meteran pulsa.
Entah karena mendatangi kepala ranting PLN itu, tiba-tiba Minggu
(22/3) pihak PLN mengirimkan surat nomor 180 dengan tanggal stand putus
langganan /6/54 dikirim ke rumah beliau.
Bang mencoba mendatangi kantor PLN pada hari minggu itu, ternyata
tidak ada pelayanan untuk konsumen, karena hari minggu dan sejak sabtu korban
sudah berupaya membayar rekening listriknya melalui Alfamart, tapi jaringannya
sedang time out.
Pada Senin (23/3) bang Naim meminta keterangan resmi ke kantor PLN
Metro seputar surat pemutusan itu dan bertemu langsung dengan kepala ranting
PLN, Eki Putra.
Namun, Eki mengakui kalau surat itu bukan dirinya yang menerbitkan,
tetapi petugas lapangan mereka karena petugas mengejar setoran. Atas jawaban
itu, bang Naim menuding PLN seenaknya main putus aliran listrik hanya karena
terlambat bayar 2 (dua) hari.
“Saya ini bukan menunggak, tetapi karena faktor hari libur akhirnya
rekening listrik terlambat dibayar. Cuma itu kok, kenapa dibilang menunggak dan
mau diputuskan aliran listriknya pada hari Minggu itu juga?” kata bang Naim
gusar.
Walaupun Eki Putra minta jangan menghiraukan surat pemutusan itu, tapi
bang Naim merasa dirinya didzolimi dan ia mengakui selama ini mtutup mata tutup
telinga terhadap sepak terjang orang-orang PLN di Metro.
Padahal, kata bang Naim banyak konsumen termasuk Pemda menunggak
pembayaran listrik sampe berbulan-bulan atau nilai rekeningnya puluhan juta,
tidak diberi surat pemutusan oleh PLN Metro.
“La,
kok saya hanya terlambat 2 hari, itupun karena terbentur hari libur, mau
diputusin,” ujar dia dengan nada marah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar